Tema : Kawan Dalam Kesusahan
Pengkhotbah :
Pdt. Festus I. Gunawan
Nats Alkitab :
1 Samuel 18:1-5; 2 Sam 19:1-5
Ketika Daud habis berbicara dengan Saul, berpadulah jiwa Yonatan dengan
jiwa Daud; dan Yonatan mengasihi dia seperti jiwanya sendiri. Pada hari itu
Saul membawa dia dan tidak membiarkannya pulang ke rumah ayahnya. Yonatan
mengikat perjanjian dengan Daud, karena ia mengasihi dia seperti dirinya
sendiri. Yonatan menanggalkan jubah yang dipakainya, dan memberikannya kepada
Daud, juga baju perangnya, sampai pedangnya, panahnya dan ikat pinggangnya.
Daud maju berperang dan selalu berhasil ke mana juga Saul menyuruhnya, sehingga
Saul mengangkat dia mengepalai para prajurit. Hal ini dipandang baik oleh seluruh
rakyat dan juga oleh pegawai-pegawai Saul. (1 Sam 18:1-5).
Ada pepatah dalam Bahasa Inggris yang berbunyi: “A friend in need is a friend indeed”(Kawan
sejati adalah kawan yang selalu hadir saat kita dalam kebutuhan). Menjadi
kawan dalam kesenangan tidaklah sulit, namun menjadi kawan dalam kesusahan
tidaklah mudah. Apalagi dalam konteks dunia yang semakin egois. Sudahkah kita
menjadi kawan bagi orang yang membutuhkan? Lagu dalam Kidung Puji-Pujian
Kristen (KPPK) No. 150 bait ke-2 mengatakan: “Tiada yang seperti Yesus, yang
mau tanggung susahku”. Yesus adalah Sobat yang sejati.
Mother Theresa mengabdikan
seluruh hidupnya untuk orang-orang yang tersisih. Ia memperhatikan dan merawat
penderita kusta. Dalam kesederhanaan Mother Theresa berjuang untuk orang-orang
yang menderita. Berbeda dengan Lady Diana yang juga memberikan perhatian kepada
orang-orang yang susah tetapi ia dalam kemewahan. Firman Tuhan berkata: “Bersukacitalah dengan orang yang
bersukacita, dan menangislah dengan orang yang menangis! (Rom 12:15).
Bagaimana kita bisa menjadi
sahabat yang sejati? Contohnya ada di dalam bacaan kita: Yonatan. Yonatan
mengasihi Daud seperti dirinya sendiri. Untuk menjadi sahabat sejati perlu:
1.
Memililki ketulusan
hati.
Tidak keuntungan bagi Yonatan menjadi sahabat Daud.
Daud hanya seorang gembala, sedangkan dia adalah anak raja.
2.
Sungguh-sungguh.
Yonatan sungguh-sungguh dalam menjadi sahabat Daud.
3.
Pengorbanan.
Yonatan menyerahkan jubahnya yang adalah lambang
kedudukan. Ia juga memberikan baju perang, lambang kekuasaan. Mother Theresa
juga rela berkorban, makan bersama dengan orang yang susah. Pengorbanan bukan
hanya harta, juga perasaan, harga diri dan waktu.
4.
Rela membela walau
dengan resiko.
Yesus adalah sahabat sejati. Sahabat di dunia bisa meninggalkan
kita, Yesus tidak. Ada lagu yang berkata: “Yesus mengerti bahasa air mata”.
Apa panggilan kita sebagai
seorang Kristiani? Banyak orang ikut Tuhan hanya untuk mencari berkat. John F.
Kennedy (presiden Amerika ke-35) pernah berkata: “ask not what your country can do for you, ask what you can do for your
country” (Jangan tanyakan apa yang dapat negara berikan bagimu, tanyakan apa
yang dapat kamu berikan bagi negaramu).
Apa yang bisa kita berikan kepada
gereja? Kita bisa memperhatikan satu sama lain. Itu bisa terjadi kalau kita
memiliki kasih. Tidak harus dalam kelebihan kita namun bisa juga dalam segala
kekurangan kita.
Yesus
menyerahkan nyawanya untuk kita. Bukan masalah panjang atau pendeknya hidup
kita, biarlah kita menjadi sahabat bagi orang yang susah. Mari kita meneladani
Kristus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar