“KOBARKAN KASIH MULA-MULA”, Wahyu 2:1-7
Ev. Usada L. Eltho
Dalam perjalanan kita
sebagai orang percaya, salah satu yang harus kita ingat adalah bagaimana kasih
kita mula-mula kepada Tuhan. Dalam kehidupan, kita bisa mengalami kemunduran
seperti dalam kehidupan keluarga. Awalnya manis lalu terjadi konflik. Kita
perlu penyegaran, seperti mobil yang perlu di-tune up setelah berjalan jauh.
Wahyu 2:1-7
ditujukan kepada jemaat di Efesus. Efesus adalah sebuah kota yang besar di
Asia, penduduknya sekitar 250.000 orang. Gereja di Efesus didirikan oleh Paulus
dalam perjalanan misinya yang kedua. Bukan hanya Paulu, gereja di Efesus
dilayani juga oleh Akwila dan Priskila, setelah itu ada juga Timotius dan
Yohanes. Gereja mengalami penurunan (degradasi) karena kehilangan kasih
mula-mula kepada Tuhan. Jemaat di Efesus disebut jemaat Apostolik (gereja yang
berasal dari para rasul dan tetap berpegang teguh pada kesaksian iman para rasul).
Kisah pasal 18 sampai dengan pasal 20 mengungkapkan jemaat Efesus yang
bersemangat dalam mengabarkan Injil.
Pujian Tuhan
kepada jemaat Efesus:
- Segala pekerjaanmu (pelayananmu)
- Jerih payahmu (kerja keras)
- Ketekunanmu (setia)
- Tidak kompromi dengan hal jahat
- Kwalitas doktrin yang kuat
- Sabar menderita
- Tidak kenal lelah (rela berkorban)
Banyak aktivitas rohani
dilakukan oleh jemaat Efesus, akan tetapi ada satu teguran Tuhan kepada mereka,
“Namun demikian Aku mencela engkau,
karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula.” Dalam kehidupan
kita, kasih itu bisa hilang meskipun aktivitas rohani begitu banyak. Ini adalah
masalah yang serius. Tanda-tanda kasih mula-mula hilang:
- Rutinitas (ibadah, pelayanan, dan persekutuan pribadi)
- Kehilangan passion (kerjakan sesuatu asal selesai)
- Kehilangan semangat
- Diliputi rasa kecewa
- Kasih kepada Tuhan dan sesama menjadi hambar
Kasih kepada Tuhan:
“Kasihilah
Tuhan, Allahmu,dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan
segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu.Dan hukum yang kedua ialah:
kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang
lebih utama daripada kedua hukum ini (Markus 12:30-31)”.
Dampak (jika tidak mengasihi
Tuhan): pelayanan bersifat profesional, karena upah,sekedar tugas, rutinitas,
tidak hidup dan tidak indah.
Kasih Persaudaraan:
“Jikalau
seorang berkata: “Aku mengasihi Allah”, dan ia membenci saudaranya, maka ia
adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya,
tidak mungkin mengasihi Allah yang tidak dilihatnya (1 Yohanes 4:20)”.
Dampak (jika tidak memiliki
kasih persaudaraan): Suka menjelekkan dan mencela, terpecah-pecah dalam jemaat.
Gereja di Efesus saat ini
tinggal puing-puing karena mereka tidak menjalankan apa yang diingatkan Tuhan.
Tuhan tidak hanya mencela tetapi memberikan solusi dan pemulihan:
- Ingat betapa dalamnya kita jatuh (sadar dan instropeksi diri)
- Bertobatlah! (segera dan jangan tunda)
- Lakukanlah apa yang semula kita lakukan
Semua ini kita butuhkan agar
kita disegarkan kembali.
Jika kita tidak berubah, maka
kaki dian akan diambil. Jika kita melayani Tuhan tanpa kasih, maka Tuhan tidak
berkenan akan pelayanan kita. Pelayanan yang benar didahului hati yang
mengasihi, kemudian baru melayani.
Hal baik jemaat Efesus yang
lain adalah membenci pengikut Nikolaus (Niko:mengatasi, laus: awam). Ada dua
ajaran Nikolaus: orang awam tidak boleh bertanya tentang kebenaran dan memisahkan
antara kehidupan rohani dan fisik.
Nasihat dan berkat:
- Dengar (perhatikan dengan seksama) apa yang dikatakan Roh melalui FirmanNya
- Barangsiapa menang akan diberi makan dari pohon kehidupan (lambang hidup kekal). Siapakah yang menang?
“Sebab semua yang lahir dari
Allah, mengalahkan dunia. Dan inilah kemenangan yang mengalahkan dunia: iman
kita. Siapakah yang akan mengalahkan dunia, selain daripada dia yang percaya
bahwa Yesus adalah Anak Allah (1 Yoh 5:4-5)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar