Tema : Melayani Orang Miskin
Pengkhotbah : Ev. Ria Pasaribu
Nats
Alkitab :
Kisah 6:1-7
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEheomSUckSLVNSxTKIp4HxeyfZiWP1gal0b0m6pARARtguS9TzVEVwfGs41CGOKolMf9jLc6BObJ50kBuHm76EZuK6kftChQAXdQM-VQpPkO9USd57N9MWG5NwyUIx2cfo3ho5V3BoedyEo/s200/1.jpg)
Peristiwa dalam Kisah 6:1-7
menceritakan tentang karya Roh Kudus bersama dengan rasul-rasul dan umat Tuhan.
Kisah Para Rasul adalah peristiwa pekerjaan Kristus yang dilanjutkan oleh umat
Allah. FF Bruce menyebut Kisah Para Rasul sebagai karya Allah dan orang
percaya. Pekerjaan Kristus telah selesai tapi pekerjaan keselamatan terus
dilaksanakan.
Dalam Kisah 1:8 berkata: ”Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh
Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di
seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi."
Mengapa Allah mendatangkan Roh Kudus? Roh Kudus bukan hanya sekedar kekuatan (power), bukan “something (sesuatu)” melainkan “someone
(sebuah pribadi)”. Roh Kudus datang untuk menguatkan (empower) orang percaya.
Dalam Yoh 5:17 dikatakan: “…Bapa-Ku
bekerja sampai sekarang, maka Akupun bekerja juga." Sangat jelas bahwa
Allah terus bekerja sampai sekarang. Yesus juga bekerja. Orang-orang percaya
bekerja dengan Tuhan. Sama seperti Yesus, orang percaya juga harus berkata:
“Akupun bekerja sampai sekarang”.
Roh Kudus menyertai orang percaya, Dia
memeteraikan kita menjadi anak Allah. Roh Kudus ada di dalam hati setiap orang
percaya. Oleh karena itu, kita tidak mungkin duduk tenang, tetapi harus menjadi
saksi Tuhan. Kita perlu bertanya apakah saya bersama-sama dengan Tuhan bekerja
untuk dunia ini. Kadang orang melayani hanya untuk sementara saja seperti
menjadi panitia Natal. Kita bisa bekerja sebagai pengurus atau bukan pengurus.
Di sini digunakan kalimat Present Continuous Tense, kita bekerja terus-menerus
sampai kita dipanggil oleh Tuhan.
Peristiwa pesawat Sukhoi (menabrak Gunung Salak dan
menewaskan semua awak pesawat dan penumpangnya) membuat sebagian orang takut
naik pesawat. Jangan takut mati karena jika kita masih ada PR dari Tuhan, kita
tidak akan mati. Kadang gereja mengutamakan jumlah (jemaat) sehingga
menggunakan cara-cara seperti perusahaan (dalam meningkatkan jumlah jemaat)
seperti mengundang artis, dll. Jumlah bukanlah tujuan tetapi hasil dari
pekerjaan. Bekerjalah supaya banyak orang mengalami Yesus.
Kemajuan kadang membuat kita stres (Kis 6:1). Bandingkan
dengan Kisah 4, saat ada tantangan mereka berseru kepada Allah (ay 24), Itulah
tanda orang percaya (the sign of believers). Apa yang membuat mereka sepakat
untuk berdoa? Allah bisa menggunakan masalah-masalah untuk mendemonstrasikan
kuasa-Nya yang luar biasa. Semakin besar jumlah jemaat, semakin banyak
dibutuhkan orang yang bekerja. Kita harus dengan serius mempedulikan jemaat
yang berkekurangan. Kita mengerti kebenaran dan saling memperhatikan. Di ayat 3
(Kis 6), yang dipilih bukan orang sembarangan tetapi tidak harus orang yang
luar biasa. Yang dipilih adalah orang yang:
1. terkenal
baik
2.
yang penuh Roh
3. yang
berhikmat.
Ini yang dibangun oleh gereja: kekompakan, semua setuju
melakukan misi Allah. Selanjutnya di ayat 7 dikatakan bahwa Firman Allah makin
tersebar, jumlah murid makin bertambah banyak. Bahkan sejumlah besar imam
menyerahkan diri dan percaya.
Apa mimpi kita sebagai jemaat atau gereja Tuhan? Kasih Allah
disebar kemana-mana sehingga orang-orang miskin, yang menderita dekat di hati
Tuhan. Dalam Ul 15:11: “Sebab orang-orang
miskin tidak hentinya akan ada di dalam negeri itu; itulah sebabnya aku memberi
perintah kepadamu, demikian: Haruslah engkau membuka tangan lebar-lebar bagi
saudaramu, yang tertindas dan yang miskin di negerimu.". Siapa yang
paling banyak dilayani oleh Tuhan Yesus? ….Yang miskin, yang berdosa, dan yang
susah. Pada waktu Yesus member makan kepada lebih dari 5000 orang, Yesus
berkata kepada murid-Nya “Engkau harus member mereka makan”. Apa Yesus tidak
tahu bahwa mereka (murid-Nya) tidak bisa member mereka makan? Bukan bisa atau
tidak bisa tetapi kepedulian yang diinginkan oleh Tuhan Yesus. Tuhan tidak
pernah menyuruh kita tanpa penyertaan-Nya.
Suatu kali seorang ibu yang pernah dijual bertemu
dengan belasan anak yang dijual dari
suatu negara ke negara lain. Dia bekerja ke berbagai Negara untuk menolong
anak-anak yang diperjualbelikan. Dia berkata kepada anak-anak itu; “Tuhan
mencintai kalian” Anak-anak itu berkata: “Kalau Tuhan mencintai kami, mengapa
kami dijual?” Ibu itu berkata: “Bukan Tuhan tidak mencintai kalian tapi gereja
dan orang percaya diam (tidak berbuat apa-apa). Itu salah gereja / orang
percaya, bukan salah Tuhan.
Marilah kita dengan rendah
hati membagi berkat, memuliakan Tuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar