LAPORAN BACAAN BESERTA
TANGGAPAN REFLEKTIS
Judul Buku : DINASTI YESUS: Sejarah
Tersembunyi Yesus, Keluarga
Kerajaan-Nya, dan Kelahiran Kekristenan.
Penulis : James D. Tabor
Penerbit : Gramedia, 2006
Jumlah
Halaman : xxvii + 430.
Mata Kuliah : Teologi Perjanjian Bari – 1
Buku karya James D. Tabor (selanjutnya
disebut Tabor) ini didedikasikannya untuk Albert Scheweitzer (1875-1965), yang banyak
memberikan sumbangsih pemikiran kepada Tabor dalam mengadakan riset ini. Dengan
kata lain, riset ini berdasar pada pemikiran A. Schweitzer[1].
Tabor adalah Ketua Jurusan Studi
Keagamaan di Universitas North Carolina [2],
Charlotte , AS. Meraih gelar Ph.D. dalam bidang studi
Biblika di Universitas Chicago .
Dia juga ahli Naskah-naskah Laut Mati. Ini adalah salah satu karyanya yang
menggugah tradisi kepercayaan yang selama ini dipegang oleh kekristenan.
Sebagai seorang sejarawan (sejarawan yang
menelusuri sejarah isi iman yang diimani) kekristenan, ia memisahkan
historitas kepercayaan dengan kepercayaan itu sendiri.
Dengan kata lain, usahanya ini bukan untuk membuktikan “iman” melainkan
pembuktian terhadap sejarah. Karena titik tolaknya adalah sejarah, maka
studinya menggunakan artefak (osuarium, tulisan dan gambar kuno), buku-buku
ekstra-kanonik (Injil Gnostik, Injil Thomas, Injil Yudas, Injil Barnabas, Kitab
Didakhe, tulisan-tulisan kaum Eseni, dan teks-teks purba yang lain seperti
Naskah Laut Mati). Sebagai seorang yang ingin tahu tentang Yesus, perjalanannya
ke Yerusalem pada masa remaja memicu dirinya untuk mencari tahu siapa Yesus
sebenarnya.
Sebelum Tabor melakukan ekskavasi, pada
tahun 1926, 1980 telah ditemukan beberapa osuarium. Salah satunya berinskripsi Yesus anak Yusuf. Penemuan-penemuan ini
terkenal dengan istilah penemuan makam Talpiot. Di atas makam ini, telah dibangun apartemen. Walaupun
demikian, masih bisa diakses dengan menggunakan robot kamera melaui ventilasi
yang ada.
Di bagian pengantar buku ini (halaman
1-41), Tabor memulai tuturan risetnya. Pada 14 Juni 2000, dia dan
rekan-rekannya dalam ekskavasi tersebut menemukan: gambar-gambar tentang Yohanes Pembaptis paling awal; kerangka manusia dengan kain kafannya
yang masih utuh, osuarium lain yang tidak diperhatikan namun mengandung
inskripsi Maria, osuarium dengan
inskripsi Salome, serta tulang-belulang yang lain, yang berserakan tanpa
osuarium. Pihak Israel Antiquites Authority (IAA; Otoritas Kepurbakalan Israel)
hanya mengijinkan kain kafan untuk dibawa oleh Tabor dan rekannya untuk diuji
dengan carbon-14. Kain kafan ini diuji dan pada 09 Agustus 2000, hasilnya test
di laboratorium menunjukkan bahwa benda ini berasal dari abad pertama Masehi.
Dikemudian hari, mereka dengan tim yang
lengkap (ahli antropologi forensik, tekstil, spesialis uji DNA, paleobiologi
dan epigrafi) mereka kembali ke situs tersebut serta ke osuarium yang telah
diambil oleh pihak IAA dan disimpan dalam museum. Testing mereka terhadap
osuarium yang masih utuh dan lengkap dengan kain kafan tersebut menghasilkan
kesimpulan yang menyatakan bahwa ciri-ciri orang tersebut adalah: orang yang kini tinggal tulangnya itu
bergender laki-laki, dewasa, golongan aristokrat, menderita lepra, hidup
sezaman dengan Yesus, meninggal karena penyakit tuberkulosis.
Osuarium yang disahkan pada bulan Oktober
2002 dinyatakan berinskripsi Yakobus,
anak dari Yusuf, saudara dari Yesus. André Lemaire, profesor bahasa-bahasa
Semitik di Universitas Sorbonne, beserta Shanks dan timnya yang diijinkan
membaca inskripsi tersebut meyakini bahwa inskripsi
tersebut asli tulisan / goresan pada zaman purba bukan hasil pemalsuan.
Tabor menyimpulkan bahwa osuarium ini (ditambah dengan inskripsinya yang jelas)
punya kontak dengan tulang belulang yang lengkap dengan kain kafannya. Osuarium
ini diambil dari situs tersebut. Untuk mengkonfimasi kebenaran ini, telah
diusahakan untuk melakukan test DNA terhadap osuarium yang inskripsinya Yakobus, anak Yusuf, saudara Yesus,
namun pihak IAA tidak menginjinkannya.
Kunjungannya kembali ke
Israel tahun 2004 dalam rangka ekskavasinya, menemukan bahwa satu osuarium yang
berasal dari Makam Talpiot dengan kode IAA 80.509, tidak ada. Dan Tabor menduga
bahwa osuarium milik Oded Golan, dengan inskripsi Yakobus, anak Yusuf, saudara Yesus osuarium yang hilang dari museum
Israel tersebut.
BAGIAN I
PADA
MULANYA ADALAH SEBUAH KELUARGA
Dalam penelusurannya tentang permulaan
keluarga Yesus, Tabor merekonstruksi susunan kitab injil, dengan hasil: Injil
Markus ditulis tahun 70 M., Injil Matius ditulis tahun 80 M., Injil Lukas
ditulis tahun 90 M dan Injil Yohanes di akhir abad I M. Selain dari teks
kanonik ini, kitab-kitab ekstra-kanonik juga digunakan untuk meneliti sejarah,
diantaranya: Injil Thomas yang ditemukan tahun 1945 di Mesir, Injil Matius
dengan versi Ibrani yang hanya beredar dikalangan para rabi, sekitar 6 injil “Apokrif” yang ditulis pada abad ke-2 dan
ke-3.
Dalam BAGIAN I ini, Tabor menjelaskan
bahwa Seprofis adalah kota
kelahiran Maria (anak dari Yoakhim dan Hana) yang terlupakan. Kota
ini adalah kota utama pada saat itu, dan Nazaret
adalah bagian kecil (desa) dari kota
tersebut. Maria sendiri lahir sekitar tahun 18 SM. Perang yang sering terjadi
pada saat itu turut mempengaruhi keadaan Maria beserta orangtuanya. Ketika
Maria berumur 14 tahun (tahun 4 SM), Herodes Agung mati, dan diperkirakan juga
pada tahun ini – karena pemberontakan yang terjadi – banyak korban penyaliban.
Dalam kondisi seperti itu, Maria yang telah cukup dewasa ditunangkan dengan
Yusuf. Dalam statusnya sebagai tunangan Yusuf, ia telah hamil, dan janinnya
bukan dari Yusuf. Kondisi kehamilannya ditambah dengan kekacauan yang terjadi
pada saat itu, membuat Yusuf membawa Maria – beserta janin yang dikandungnya –
dilarikan ke daerah lain, dan pada saat kota
bencana telah usai, mereka kembali dengan keadaan kota yang telah hancur.
Kehamilan Maria tanpa penyebab dari Yusuf
membuat kehebohan tersendiri. Yusuf yang tidak tahu-menahu penyebabnya menjadi kambing hitam. Maria, Yusuf, status
pertunangan mereka, serta keluarga orang tua kedua belah pihak menjadi bahan
pergunjingan masyarakat setempat. Untuk menghindari masalah ini, Maria – baik itu
atas inisiatif Yusuf maupun tidak – pergi ke kerabatnya Elizabeth yang sedang mengandung juga (kelak
nama anaknya ini adalah Yohanes) untuk mengasingkan diri, mencegah terjadinya
anarkhisme walaupun itu (maksudnya bentuk hukuman yang akan dikenakan kepadanya)
pada dasarnya adalah bentuk penghormatan terhadap kitab Taurat.
Ketika sensus pada zaman pemerintahan
Romawi berlangsung, bertepatan pula dengan masa genap mengandung dari Maria,
mereka pergi ke Betlehem. Di Betlehem mereka tinggal di kandang, dan karena
masanya tiba, ia melahirkan bayi, yang diberi nama Yesus. Frasa dari Roh Kudus dalam Lukas tidak memberi
pernyataan yang jelas bahwa Allah menjadi ayah Yesus sebagaimana dewa Zeus
menjadi ayah Herakles setelah berhasil merayu ibu Herakles (Alkmene) dalam
mitologi Yunani yang jelas.
Frasa anak
dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki versi Matius
mengindikasikan bahwa ini adalah penggenapan dari nubuatan nabi Yesaya (7:14).
Kata salmah (Ibrani, yang arti
sebenarnya perempuan muda) dalam
Yesaya tersebut, tidak menyiratkan mujizat apapun. Melihat kondisi yang
terjepit pada saat itu, di mana Yerusalem dan Yudea terancam oleh tentara
Asyur, maka harapan penggenapan nubuatan ini terjadi pada saat itu juga, bukan
beberapa abad setelah orang Yerusalem dan Yudea habis binasa, seperti dalam
versinya Matius yang menyatakan itu tergenapi melalui Maria. Karena, kalau
penggenapannya terjadi beberapa abad setelahnya, maka nubuatan itu – apalagi
ditambah dengan kandungan makna yang terdapat dalam nama anak itu, yaitu Allah beserta kita – tidak akan menjawab
masalah yang sedang dihadapi Hizkia beserta rakyat Yerusalem dan Yudea, tidak
membawa penghiburan bagi mereka, tidak berarti sama sekali.
Tuturan dalam kitab Injil (khususnya
Lukas) tentang kelahiran anak dara ini (lihat tanya jawab antara Maria dengan
Malaikat dalam Lukas 1:34-35) menjadi
pondasi, di mana para teolog membangun doktrin: ke-Allah-an Yesus, kesucian
(keperawanan) kekal Maria. Dengan tegas Tabor melaporkan bahwa: bahkan para
tokoh reformator[3]
(M. Luther, J. Calvin, H. Zwingli, John Wesley) sendiri juga berpandangan bahwa
Maria terus-menerus menjadi perawan.
Pandangan ini jauh dari kebenaran sejarah yang tidak pernah terpikirkan, bahwa
Maria itu pernah berhubungan seks, melahirkan anak-anak lain selain Yesus, dan
hidup dengan normal seperti perempuan Yahudi lainnya.
Jika memang Yesus yang
dilahirkan Maria adalah keturunan (penerus kerajaan / yang duduk di takhta)
Daud haruslah memiliki silsilah yang jelas sebagai keturunan Daud sendiri
(2Sam. 7:12-16). Telusuran yang teliti terhadap laporan Matius tentang silsilah
memberikan jawaban yang isinya berbeda dengan – isi – iman yang selama ini
dianut. Perhatikan tabel di bawah ini:
Matius
1
|
Struktur
kalimat
|
Ayat
1-15
|
..........memperanakkan………
|
Ayat
16
|
Yakub
memperanakkan Yusuf suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus.
|
Struktur pada ayat 16 tidak disusun
seperti pola pada ayat sebelumnya. Jika direkonstruksi dengan mengikuti
pola-pola sebelumnya, hasilnya adalah:
Yakub memperanakkan Yusuf,
Yusuf
memperanakkan Yesus yang disebut Kristus.
Jadi, dari Mat. 1:16 terlihat dengan
jelas bahwa Yesus bukan anak Yusuf, karena kalau dia anak Yusuf maka susunannya
akan mengikuti pola rekonstruksi tersebut ini. Rekonstruksi semacam ini tidak
mengurangi apalagi menyelesaikan masalah. Hal ini dipengaruhi oleh kata gennao – kata yang sama dipakai pada
ayat-ayat sebelum ayat 16 ini, namun bedanya dalam – versi Matius diatesis
pasifnya ditambahkan objek yang berjenis feminin, yang kalau diterjemahkan
secara harafiah adalah darinya
diperanakkan Yesus.
Melihat penyebutan nama perempuan (Tamar
dalam ayat 3, Rahab dan Rut dalam ayat 5, Batsyeba dalam ayat 6) yang latar
belakangnya tidak terhormat, sebenarnya Matius mengajak para pembaca bahwa
dalam silsilah yang sangat dihormati oleh mereka, dalam silsilah kerajaan Daud
sendiri ada banyak amoralitas seks. Namun, uniknya tokoh-tokoh itu dikenang dan
dihormati. Maria – sebagaimana akan dijelaskan nantinya – juga adalah salah
satu tokoh yang amoral, telah bertunangan, namun hamil dengan laki-laki yang
bukan suaminya. Pesan Matius, lebih mengarah kepada hal-hal etis, supaya
pembaca tidak cepat menghakimi Maria, karena dalam sejarah / silsilah yang
paling mereka hormati, ada tokoh-tokoh yang berbuat begitu, bahkan lebih
ekstrim, namun tetap dikenang dan dihormati.
Walaupun Yusuf bukan ayah kandung secara biologis atas Yesus, bukan
berarti Yesus bukan keturunan Daud, dan tidak berhak untuk menempati /
menduduki takhta Daud. Perjanjian dalam 2Sam. 7:12-16 telah dibaharui ulang
dalam Mazmur 89:40 dan Yeremia 22:30. Perjanjian yang isinya bahwa yang harus
duduk di takhta Daud adalah keturunan asli sudah dibatalkan. Hal penting untuk
diingat adalah Yusuf adalah ayah Yesus secara
hukum serta garis keturuan / silsilah Daud ada banyak cabang.
Garis yang lain ini dituturkan oleh Lukas
(3:23-38). Yang perlu diperhatikan di sini adalah Yusuf adalah ayah Yesus menurut anggapan orang, secara hukum saja,
bukan secara biologis. Cara pengurutan silsilah antara Matius dan Lukas
berbeda. Matius memulai dari yang lama, Abram; sedangkan Lukas dari yang dekat
/ baru, Yesus. Dalam Matius jelas bahwa ayah Yusuf adalah Yakub, namun dalam
Lukas ini, setelah nama Yusuf disusul dengan nama Eli, mengindikasikan bahwa
Eli ini adalah ayah Yusuf. Eli di sini adalah ayah Maria, dan merupakan
kependekan dari (Elyakhim yang sebelumnya adalah Yoakhim). Jadi, Yesus walaupun
bukan anak biologis dari Yusuf ,
Ia tetaplah keturunan Daud.
Berdasarkan garis silsilah (juga bisa diartikan secara biologis), jelas, ia
adalah keturunan Daud di rantingnya Natan, dan secara hukum, ia adalah
keturunan Daud juga dari cabang Salomo.
Nama Matat,
Matica, Maat dan Matata yang sekarang dikenal dengan Matius sering
dikaitkan dengan keluarga imam, dan ini benar adanya, bahwa selain keturunan
raja, Yesus juga adalah keturunan keluarga imam. Dan melalui temuan di Talpiot,
inskripsi yang tertera di osuarium-osuarium tersebut memuat nama-nama ini.
Garis keturunan ganda ini memainkan peranan penting, bahkan melegitimasi gerakan
yang dipimpin-Nya dikemudian hari. Dalam naskah Laut Mati disebutkan
pengharapan dari komunitas Eseni tentang Mesias, dengan gambaran sebagai:
seorang nabi seperti Musa, dua sosok
Mesias dari Harun (sosok Imam) dan dari Israel (raja keturunan Daud). Yesus
yang memiliki garis keturunan yang jelas, memenuhi kualifikasi sebagai seorang
Mesias.
Kembali kepada siapa ayah
Yesus. Dalam Alkitab tidak akan ditemukan jawaban yang jelas kalau tidak
diteliti dengan baik dan dengan menggunakan data tambahan di luar Alkitab.
Pencarian siapa ayah Yesus adalah hal yang penting untuk menjelaskan ketidakbenaran doktrin kelahiran anak dara, karena
semua manusia memiliki ibu dan ayah, tidak terkecuali Yesus. Selain itu juga
untuk memecahkan masalah yang mengindikasikan telah diketahuinya keberadaan
ayah Yesus (Yohanes 6:42, “Bukankah
Ia ini Yesus, anak Yusuf, yang ibu bapanya kita kenal”). Matius yang
menggunakan Markus dalam tulisannya telah mengedit sedemikian rupa, dan
hasilnya tidak mendekati sumbernya. Perhatikan table di bawah ini:
Kitab
|
Teks
|
Nats
|
Markus
|
…………………Ia
ini tukang kayu, anak Maria…………………….
|
6:3
|
Matius
|
………Ia ini anak tukang kayu……ibu-Nya
bernama Maria……….
|
13:55
|
Terlihat jelas bahwa,
Markus sebagai yang naskah tertua dan yang bahannya digunakan oleh Matius ketika
menulis kitabnya, tidak menyatakan (atau bahkan tidak tersirat sedikitpun)
bahwa Yesus itu adalah anak Yusuf. Pandangan Markus ini dikemudian hari diikuti
oleh Yohanes. Namun, Matius yang menggunakan bahan Markus tidak mengikuti teks
asli, ia telah merubahnya, dan dari tulisannya dengan tegas ia menyatakan bahwa
Yesus adalah anak Yusuf, Yusuf si tukang kayu itu.
Tulisan Markus dan Yohanes yang
memberitahukan bahwa Yusuf bukan ayah Yesus, sepertinya menyelesaikan masalah anak haram dengan klaim Ia dikandung dari Roh Kudus. Namun,
tuturan dalam Injil Thomas, perkataan 105, “Dia yang mengetahui ayahnya dan
ibunya akan disebut sebagai anak seorang
pelacur” meruntuhkan klaim itu. Jadi, sampai di bagian ini, konsep
kelahiran anak dara runtuh, Yusuf sebagai ayah Yesus juga runtuh. Yesus adalah
anak manusia, lahir dari hubungan biologis dalam proses yang tidak wajar (hamil
di luar nikah). Nama ayah Yesus ditemukan dalam tulisan seorang Filsuf Yunani,
Celsus, dalam bukunya Ajaran Yang Benar
yang ditulis tahun 178 Masehi. Ia menuliskan bahwa Maria “hamil oleh seorang
serdadu Romawi bernama Pantera”
dan diusir oleh suaminya (maksdunya Pantera) dengan tuduhan zinah. Eliezer ben
Hirkanus, rabi terkemuka pada akhir abad I, menyampaikan ajaran dari seorang
pengikut Yesus di Galilea, yaitu: Yakub (cucu Yudas, adik bungsu Yesus), orang
Sikhnin di kota
Seprofis, dimana dia (baca: Yakub) “menyampaikan ajaran di dalam nama Yesus
anak Panteri”. Para rabi mula-mulapun
memperdebatkan apakah boleh menyembuhkan gigitan luka ular “dalam nama Yesus
ben Panter” atau tidak. Jadi, jelas bahwa Yesus awal-awalnya sudah dikenal
sebagai anak Pantera, dan mengenai siapa dia tidak perlu diberitahukan lagi
karena orang sudah kenal, orang sudah tahu Yesus anak Pantera, orang sudah tahu
Yesus anak haram.
Berbagai penyelesaian yang dilakukan oleh
orang yang menolak bahwa Pantera itu adalah nama pribadi, antara lain:
1. Teolog kristianiti berpendapat bahwa kata
Pantera ini adalah pelesetan dari kata parthenos (yang berarti perawan). Namun,
kedua kata itu tidak memiliki kemiripan.
2. Ada juga yang berpendapat bahwa itu
menjelaskan Yesus sebagai anak seekor
panther, karena perangai liar dan
penuh birahi ayah-Nya yang sebenarnya. Argument inipun tidak benar, karena
dalam mengidentifikasikan seseorang – dalam budaya pada saat itu dan juga
budaya pada masa kini – nama selalu dikaitkan dengan nama Ayah.
3. Epifanius, penulis Kristen ortodoks pada
abad ke-4 M, menjelaskan bahwa Yusuf
dikenal dengan nama Yakub Panthera. Tokoh yang satu ini mengangkat ke
publik lagi bahwa itu bukan nama fiktif (seperti pada point ke-2 di atas).
Namun, pendapatnya ini tetap bermasalah, karena pada awal-awal Yusuf tidak
pernah dikenal dengan sebutan itu. Bukti tertulispun juga tidak ada.
4.
Pada
abad ke-8 M, Yohanes dari Damsyik mengatakan bahwa Maria punya kakek buyut yang
bernama Panthera. Hal inipun dalam sejarah tidak ada, tidak pernah diketahui.
Upaya dari poin 1-5 di atas menjelaskan
bahwa Panthera itu nama pribadi yang pernah hidup (walaupun mereka yang
memegang pandangan itu telah melunakkannya), bukan nama tokoh fiktif, bukan
juga nama julukan (penghinaan). Tahun 1906, Adolf Deisman, sejarawan terkemuka
dari Jerman, dalam tulisannya menjelaskan bahwa, ada berbagai inskripsi purba
mulai abad I yang menggunakan nama Panthera / Pantera. Salah satu seperti yang
tertera di batu nisan, yang ditemukan tahun 1859, di Bingerbrück, Tiberius Julius Abdes Pantera. Dalam
studinya, Deisman menjelaskan bahwa, Pantera ini meninggal pada pertengahan
abad I M, orang Palestina yang pindah ke Jerman karena tugas ketentaraan.
Berdasarkan analisa sejarah, ditemukan bahwa Pantera ini berasal dari Tirus – Sidon yang dekat dengan
wilayah Galilea. Sebagai seorang tentara sebelum pindah, sama seperti tentara
yang lain yang kadang mempergunakan jabatan mereka secara salah (seperti:
menindas, memeras, bahkan juga memuaskan / melampiaskan hawa nafsunya kepada
orang desa), dia pasti pernah ketemu dengan Maria walaupun tidak saling
mengenal apalagi memiliki perasaan suka, dan dalam pertemuan itulah (maksudnya
mungkin pada waktu perang dia mengadakan hubungan dengan Maria). Hal ini bisa
menjelaskan mengapa Maria mau bertunangan (dan akhirnya menikah) dengan Yusuf
yang umurnya lebih tua, serta alasan mengapa Yesus waktu berkunjung ke Tirus
tidak ingin diketahui keberadaan-Nya (baca Markus 7:24). Jadi, berbagai
telusuran sejarah ini menyatakan bahwa Yesus itu punya ayah kandung biologis,
bukan pula anak Yusuf, apalagi dikandung dari Roh Kudus. Dan sebagaimana dalam
kitab Injil dituturkan bahwa, Yesus punya saudara/i, dalam pengertian sepupu,
bukan saudara/i kandung Yesus, saudara/i dari ibu yang sama dengan ayah yang
berbeda.
BAGIAN II
BERANJAK
DEWASA SEBAGAI ORANG YAHUDI DI GALILEA
Setelah menjelaskan silsilah keluarga
Yesus dan menunjukkan bahwa Yesus adalah keturuan Daud yang asli dari dua
cabang, menunjukkan bahwa Yesus adalah anak dari hubungan biologis, Maria
bukanlah orang perawan (suci) seumur hidup, Yusuf bukanlah ayah kandung Yesus,
di BAGIAN II ini Tabor menjelaskan kelanjutan cerita kehidupan Yesus dalam
kesehariannya.
Tahun-tahun Yesus yang tidak diceritakan
dalam kitab Injil adalah tahun-tahun persiapan Yesus untuk visi yang belum
diketahui-Nya, serta tanggungjawab sebagai tulang punggung keluarga.
Tanggungjawab sebagai tulang punggung keluarga diemban karena, Yusuf telah mati
dalam usia Yesus yang masih muda. Hal ini ditandai dengan diamnya kitab Injil
tentang Yusuf, tidak pernah menyebut Yusuf sama sekali, sedangkan Maria sering
kali. Yesus dilahirkan ibunya dan dibesarkan dalam keluarga yang ekonominya
rendah. Hal ini dibuktikan dengan persembahan yang diberikan ketika mereka
berkunjung ke Bait Allah untuk memberi persembahan hanya sepasang burung
tekukur dan dua ekor anak burung merpati (Lukas 2:24). Dalam kitab Bilangan
(8:17) dan Imamat (12:8), dijelaskan bahwa itu adalah persembahan yang
diberikan oleh orang yang secara finansial ekonominya rendah, tidak memiliki /
tidak bisa membeli kambing / domba. Persembahan dari orang Majus telah habis
digunakan ketika mereka mengungsi dan ditambah dengan mahalnya biaya hidup
karena masa itu adalah masa peperangan. Ketika Yesus sudah cukup usia dan bisa
bekerja, ia bekerja sebagai tukang buruh bangungan lepas harian, yang gajinya
tidak sesuai dengan UMR.
Yakobus adalah orang yang tepat sebagai murid yang dikasihi-Nya (bukan Yohanes,
seperti yang diimani selama ini). Alasannya adalah, bagaimana mana mungkin
seorang anak yang baik menyerahkan tanggungjawab untuk mengurus orang tuanya
kepada orang lain, sementara saudaranya sendiri masih ada. Yakobus adalah orang
yang tepat untuk ini, selain sebagai murid yang dikasihi, ia juga adalah lebih
tua dari saudara/inya yang lain. Yesus yang beranjak dewasa makin lama jiwa
patriotisme dalam dirinya muncul, karena pada saat itu mereka dijajah oleh
orang yang non-Yahudi / non-Israel. Dalam hukum dan kepercayaan mereka, hal ini
ditentang keras.
Yesus sebagai orang Yahudi adalah
penganut agama Yudaisme bukan Kristen, monotheisme bukan trinitarian. Dia
menjunjung tinggi – sebagaimana juga dilakukan oleh kaum Yudaisme yang lain –
monotheisme, Taurat, Tanah Perjanjian, dan sifat unik mereka sebagai umat
pilihan Tuhan. Walaupun Yesus membenci lembaga kekuasaan Romawi, namun
orang-orang yang dinilainya baik diterima. Hal ini dipengaruhi oleh faktor
ayahnya. Dan untuk golongan agama (Farisi, Saduki, Eseni dan Zelot) pada saat
itu, Yesus terbuka. Ia, dalam masa tugasnya menyaring semua ide keagamaan yang
ada. Dengan kata lain, tidak semua ide keagamaan dari satu golongan diterima
mentah-mentah, yang lain ditolak.
BAGIAN
III
KEBANGUNGAN
AKBAR DAN PENUAIAN BADAI
Setelah menjelaskan kehidupan Yesus
sampai pada masa dewasa (di sini tercakup keadaan ekonomi keluarga,
tanggungjawab dalam keluarga, pekerjaan yang dilakukan Yesus dalam memenuhi
tanggungjawab sebagai tulang punggung keluarga, serta jiwa patriotisme dan
aliran kepercayaan keagamaan Yesus) di BAGIAN III ini Tabor menjelaskan awal
perubahan radikal dalam diri Yesus untuk membangun kerajaan-Nya.
Jiwa patriotisme yang telah berakar dalam
diri Yesus serta kecintaan terhadap ajaran agama semakin jelas dan ditekuni
ketika bertemu dengan Yohanes pembaptis, hingga Ia dibaptis. Kecintaan terhadap
Yudaisme yang ketat dengan penguasaan Taurat telah menjadi pemicu tersendiri
bagi-Nya ketika Ia mendengar khotbah Yohanes dan atau atas setiap Taurat yang dibacanya.
Semua yang bersifat apokaliptik, membangun serta merestorasi berbagai keadaan
(politik, ekonomi, sosial, moral) Ia klaim sebagai nas yang tertuju khusus
kepadanya. Dan bisa juga dipastikan bahwa sebelum ia dibaptis, Ia telah
berkunjung / mengenal komunitas Qumran dan
Yohanes sendiri sebagai tokoh Mesianis sekaligus guru / pelopornya untuk
memimpin gerakan pembaharuan.
Yohanes sendiri tinggal dalam sebuah gua,
yang disebut dengan istilah gua Yohanes.
Dalam gua itu, ia mulai merintis / mengumpulkan orang-orang untuk masuk dalam
gerakan pembaharuan yang akan diadakan. Dalam gua itu, berdasarkan relief dan
bentuk bangunan bagian dalam, dipraktekkan prinsip pemimpin yang melayani,
pembasuhan, hidup bersama. Yohanes sebagai sosok yang dihormatinya (guru dan
pelopor gerakan yang akan dilanjutkannya nanti) ia mengajarkan bahwa tidak ada
yang lebih besar daripada Yohanes. Semua ajaran Yohanes diajarkan ulang oleh
Yesus kepada para murid / pendengarnya. Dalam hal mengasingkan diri, Yesus
berbeda dengan gurunya (baca: Yohanes). Ia tidak bisa mengasingkan diri karena
punya tanggungjawab yang besar dalam keluarga, selain itu juga demi
perkembangan gerakannya (baca: Dinasti Yesus) nanti.
Setelah Yesus selesai dibaptis, dia
dengan seijin gurunya (baca: Yohanes) menggenapkan setiap teks dalam kitab suci
yang Ia klaim menuju kepada-Nya. Dalam melaksanakan misi ini, Ia mengumpulkan
anggota, yang setuju dengan ide-idenya dan ide-ide gurunya. Ia pun memulai
kegiatan, mengajar, membaptis, dan lain-lain. Yesus sebagai mitra terbaik
Yohanes, mendapat kepercayaan untuk menjalankan roda gerakan yang akan mereka
dirikan.
Setelah sama-sama melayani, penangkapan
gurunya adalah pukulan berat baginya dan bagi para pengikut mereka. Untuk
sementara waktu mereka menyembunyikan diri sambil memantapkan strateginya.
Hal-hal yang harus dilakukannya sebagai seorang Mesias (seorang pemimpin
pergerakan, sebagai seorang penerus kerajaan Daud), adalah: berkuasa atas
Israel dengan menduduki takhta Daud, membersihkan Yerusalem dan tanah Yerusalem
dari penguasa asing, menegakkan kekuasaan berdasarkan Taurat, memisahkan para
pendosa dari umat Allah, meluaskan kekuasaan-Nya kepada orang-orang yang tidak
ber-Tuhan serta mengumpulkan orang-orang Israel yang berdiaspora. Ketika Yesus
mengutus para murid, mereka diutus khusus untuk mencari domba yang hilang (umat
Israel
yang telah hilang), bukan domba yang lain.
Kerajaan Allah yang
diberitakan adalah bagaimana mewujud-nyatakan kehadiran penguasaan / kekuasaan
surgawi ke alam sejarah manusia yang telah berkuasa dan ada dalam sejarah itu
sendiri. Pelaksanaan ini dalam strateginya membagi murid-murid dalam kelompok.
Namun, sangat disayangkan para penulis injil telah memutar-balikkan susunan
kepemimpinan dalam gerakan ini. Pemutarbalikkan itu didalangi oleh Paulus yang
merubah visi-misi awal Yesus menjadi mendunia dan bersifat mengkristenkan. Nama
Yakobus, yang adalah anak kedua dalam keluarga orangtuanya diletakkan pada
urutan terakhir, sementara Petrus yang dipengaruhi oleh Paulus kelak diletakkan
pada urutan pertama. Ini adalah kesalahan besar, bagaimana sistem dinasti Yesus
bisa berdiri kalau yang meneruskan bukan keturunan Daud asli.
BAGIAN IV
MEMASUKI
SARANG SINGA
Setelah menjelaskan awal dan strategi
pelaksanaan gerakan revolusi, serta cakupan wilayah kerja misi gerakan tersebut
di BAGIAN III, di BAGIAN IV ini Tabor menjelaskan titik akhir dari gerakan
revolusi ini yang mendapat banyak tantangan.
Penangkapan Yohanes memberikan sinyal
tersendiri bagi Yesus yang menandai bahwa masanya telah dekat, telah tiba. Oleh
sebab itu, Ia beserta anggota-Nya bekerja dengan keras untuk mewujud-nyatakan
gerakan revolusi tersebut. Karena, ketika dalam penjara, Yohanes mengutus
orang-orang kepada Yesus untuk bertanya apakah Dia yang akan memimpin gerakan
itu atau bukan. Hal ini dipertanyakan Yohanes, karena Yohanes juga merasa bahwa
waktunya sudah dekat / telah tiba.
Ketika guru Yesus dipenggal kepalanya,
Yesus (beserta para pengikut gerakan) yang takut menyembunyikan diri di
Betsaida untuk sementara waktu, sampai kondisi aman. Ketika dalam pelarian,
Yesus semakin menyadari bahwa semua nubuatan terhadap Mesias akan tergenapi
seperti yang tertulis dalam Taurat, dan semua ini Ia klaim akan terjadi dalam
hidup-Nya, ditujukan kepada-Nya dan kepada guru-Nya juga, karena mereka adalah
Mesias. Kesadaran ini membuat Dia untuk keluar secepat mungkin untuk
merealisasikan gerakan dinasti tersebut.
Pada bulan Maret tahun 30 M, Yesus dan
rombongan berangkat menuju Yerusalem. Mereka memilih waktu yang baik, yaitu
bertepatan dengan perayaan paskah. Dalam masa raya ini, Yerusalem akan dipenuhi
oleh orang banyak. Dan ini adalah keuntungan tersendiri bagi Yesus dan para
pengikut lepas dari bahaya. Ketika masuk di Yerusalem, dengan menunggangi
keledai muda, orang banyak bersorak-sorai seraya mengatakan bahwa gerakannya
mereka dukung serta dinanti-nantikan. Ini juga sekaligus menjelaskan bahwa
Yesus, dalam waktu yang singkat ketika mau membangun dinastinya telah berhasil,
dikenal banyak orang.
Keuntungan kedatangan-Nya pada perayaan
paskah terlihat pada waktu mengadakan revolusi di Bait Allah. Ketika para imam
tidak setuju mereka tidak berani menghardik Yesus secara blak-blakan, mereka
memperhalus cara mereka memperlakukan Yesus, karena takut khalayak ramai yang
telah pro-Yesus dan gerakan revolusinya. Di Yerusalem juga Ia mengadakan
perjamuan malam sekaligus perjamuan terakhir secara khusus antara Dia dengan
para pengikutnya. Orang yang duduk di samping Yesus pada malam itu adalah
Yakobus, bukan Yohanes. Hal ini dikarenakan Yakobus adalah saudara Yesus, dan
soal siapa yang bisa menyandarkan kepala di dada Yesus hanya bisa dilakukan
oleh Yakobus, bukan Yohanes, karena Yakobus adalah saudara Yesus. Kalau
Yohanes, apa yang akan dikatakan orang banyak (murid yang lain). Ketepatan
Yakobus dalam hal ini terlihat lagi ketika Yesus menyerahkan ibunya. Tidak
masuk akal kalau itu bukan Yakobus, dan tidak masuk akal juga Yakobus mau
menyerahkan tanggungjawabnya sebagai anak kepada Yohanes.
Peristiwa perjamuan pada malam itu juga
telah dirubah susunannya oleh Paulus. Kalau dibandingkan dengan kitab didakhe, pemberkatan cawan / pemberian
anggur lebih duluan dari pada roti, dan ini sesuai budaya Yahudi pada saat itu.
Sementara dalam tulisan Paulus dan juga kitab Injil yang ditulis untuk
pro-Paulus membuat susunannya terbalik. Roti duluan baru anggur.
Selain itu, pada malam itu pula diumumkan
yang mengkhianati Yesus, yaitu Yudas. Penyebab pengkhianatan ini tidak
diketahui pasti. Mungkin Yudas yang mengharapkan supaya gerakan revolusi cepat
terlaksana sehingga ia bisa memerintah secara bersama-sama dan tidak perlu
mengembara ke berbagai daerah lagi. Yang jelas pada malam itu, Yudas semakin
mempercepat realisasi kesepakatannya dengan pihak penangkap Yesus. Dan
kepergian Yesus ke bukit Getsemanipun sudah diketahui oleh Yudas sehingga
dengan cepat, ketika telah bertemu dengan pihak penangkap Yesus, ia langsung
menuju kesana. Gerombolan yang tiba di taman Getsemani untuk menangkap Yesus
sebisa mungkin dihadang oleh para murid (khususnya Petrus yang menghunus
pedang). Yesus menegur Petrus dan melihat peristiwa penangkapan-Nya sebagai
rencana Allah. Hal lain yang perlu diingat pada malam pengkapan itu adalah,
yang mengikuti Yesus pada malam itu, adalah Simon Petrus dan murid yang lain. Murid yang lain itu di
sini adalah Yakobus, adik Yesus itu sendiri.
Pada dasarnya yang tergolong membunuh
Yesus bukanlah semua orang Yahudi pada saat itu. Namun, golongan Saduki. Golongan
ini menurut Yosefus adalah kelompok yang lebih kejam dari orang-orang Yahudi
lain. Penggeledahan yang dilakukan Yesus di berbagai tempat disertai dengan
hinaan dan siksaan adalah hal yang menyakitkan. Namun, ia lakukan itu semua
demi dinasti-Nya. Dan orang yang ketika Ia masuk di Yerusalem menyoraki /
menyapa Dia dengan hosanna, Raja; di waktu penggeledahan Yesus mereka berkata
lain, mereka berkata salibkan Dia. Vonis
hukuman yang dijatuhkan kepada Yesus adalah hukuman mati (penyaliban). Proses
penyaliban yang diberlakukan kepadanya, baik budaya pada saat itu, dinyatakan
sebagai bentuk hukuman yang tidak
sepantasnya, bentuk hukuman terkutuk. Selama di salib ada banyak pesan
Yesus. Penyerahan ibunya ke adiknya Yakobus. Pergumulan rencana Allah yang
menurutnya Allah telah meninggalkan Dia.
Disalibkan pada jam 09 pagi
hari hari Kamis dan mati pada jam 03 sore hari Kamis. Mengingat sabat, yang
merupakan hari yang harus dikuduskan, dan kematian Yesus yang tidak diharapkan,
maka Ia dikuburkan dengan tanpa persiapan. Dituturkan bahwa Yusuf dari Arimatea
menggunakan statusnya sebagai anggota Sanhendrin yang kaya dan berpengaruh
untuk meminta ijin menguburkan Yesus selayaknya. Setelah ijin diberikan, ia dan
perempuan yang lain pergi menguburkan Yesus ke kuburan yang paling dekat, yaitu
bukit tengkorak yang ada (menurut versi Injil) di bukit Zaitun milik Yusuf dari
Arimatea. Dalam peristiwa yang tidak menyenangkan ini, ada tiga hal yang harus
diingat, yaitu:
1. Yesus benar-benar mati.
2. Penguburannya dilakukan secara
tergesa-gesa dan tidak diketahui pula itu makam siapa.
3.
Gerakan
yang dipimpin-Nya tidak bubar begitu saja tanpa kehadiran-Nya. Adiknya Yakobus
memimpin gerakan yang baru.
Kunjungan untuk melihat kuburan itu
setelah sabat menggemparkan seisi Yerusalem. Ketika para wanita sampai di dalam
kuburan yang ada dalam keadaan terbuka, mereka tidak mendapati tubuh Yesus.
Melihat peristiwa ketidak-adaan tubuh Yesus di lokasi telah membuat banyak
teolog untuk berasumsi bahwa Ia telah bangkit. Sebenarnya, apakah Ia sudah
bangkit atau belum, masalah ini terjawab sendiri dalam nas Injil. Matius
menuturkan bahwa Malaikat menegor mereka
karena mencari Yesus di kuburan padahal Ia sudah bangkit (Mat. 28:1-7).
Sedangkan Lukas menuturkan bahwa ada malaikat yang berkata kepada para murid
yang datang mengapa mencari orang hidup di antara mati (Luk. 24:2-5). Dan Tabor
tidak setuju dengan teori pingsan, yang menyatakan bahwa Yesus tidak mati
benaran. Alasan untuk menunjang teori pingsan ini dengan mengatakan karena ia
telah meminum anggur yang jadi biuspun tidak diterima Tabor.
Mengenai masalah kebangkitan dari orang
mati, hanya tiga Injil (Matius, Lukas dan Yohanes) yang menjelaskan teori ini,
bahwa Yesus benar-benar bangkit. Sedangkan Markus sebagai teks tertua dan yang
bahannya digunakan oleh Matius dan Lukas khususnya, tidak menceritakan sama
sekali tentang peristiwa ini. Dengan kata lain, menurut Markus, kisah
kebangkitan itu tidak ada. Walaupun dalam Markus 16 ada cerita ini, ini adalah
penambahan dikemudian hari. Naskah asli Markus hanya sampai 16:8, ayat
9-selesai adalah penambahan editor dikemudian hari. Bahkan pada abad ke-3 M,
Klemens dari Aleksandria dan Origenes sendiri tidak tahu keberadaan teks
tambahan ini. Pada masa mereka teks ini belum muncul. Pada abad ke-4, Eusebius
dan Hieronimus menyadari keberadaan teks ini, namun memberikan catatan bahwa
teks ini tidak ada dalam manuskrip bahasa Yunani yang mereka ketahui.
Penambahan ini dikemudian hari dikarenakan kisah dalam Markus tidak memiliki
klimaks yang sama dengan tiga Injil yang lain, dan untuk mendukung doktrin
kristianiti, maka teks ini ditambahkan. Bahkan pada tahun 1946, RSV menempatkan
catatan kaki untuk teks ini (ayat 9-20), bahwa bagian ini tidak asli,
mengundang kegaduhan, dan pada edisi berikutnya, direvisi dan teks diletakkan
sejajar dengan teks yang lain – seakan-akan dia adalah sambungan dari ayat
sebelumnya.
Cerita tentang penampakan Yesus sesudah 3
hari mati sebenarnya adalah produk dari Paulus (lihat surat 1Korintus dan ingat bahwa kitab ini
ditulis pada tahun 50-an M), untuk mengokohkan klaimnya, bahwa ia telah melihat
penampakan Yesus. Dan ini turut mempengaruhi penulis kitab berikutnya (kitab
Injil khususnya) yang ditulis di atas tahun 60-an M, dan lagi yang harus
diingat bahwa, bahwa para penulis Injil adalah orang yang pro-Paulus. Dan ini
bertujuan untuk menyatakan bahwa kematian dan kebangkitan-Nya bertujuan untuk menyelamatkan
seluruh bangsa lain. Padahal – sebagaimana dijelaskan sebelumnya – Yesus tidak
pernah memiliki misi yang seperti ini.
Secara medis, jenazah tidak
mungkin bangkit, maka untuk menjelaskan tubuh Yesus yang tidak ditemukan di
makam hanya ada satu jawaban yang ilmiah, yaitu tubuh Yesus telah di ambil dan
dimakamkan ulang di tempat lain. Teori yang mengatakan bahwa jenazahnya telah
diambil dan dipindahkan oleh tukang kebun juga tidak diterima oleh Tabor. Hanya
ada satu kemungkinan yang pasti, yaitu ketika Maria Magdalena – sebagaimana
tuturan Yohanes – datang duluan, dia dibantu dengan perempuan yang lain telah
memindahkan tubuh ini. Berdasarkan penelitian terkini, tempat di mana jenazah
itu dipindahkan adalah di Makam Talpiot.
BAGIAN V
MENANTIKAN
SANG ANAK
Setelah menjelaskan apa yang terjadi
ketika Yesus dan pengikutnya bekerja keras untuk mengadakan revolusi dan
berakhir pada kematian Yesus, serta menjelaskan fakta bahwa Yesus tidak bangkit
sama sekali, di BAGIAN V ini, Tabor menjelaskan bahwa kisah / sejarah dinasti
Yesus tidak berhenti / berakhir. Gerakannya terus berjalan walaupun Dia (dan
juga Yohanes) adalah pemimpin besar di gerakan ini, ada yang melanjutkannya.
Selain dikarenakan sistem pewarisan pemimpin pergerakan (dalam hal ini
ditempati oleh Yakobus), tetapi juga karena pesan kabar baik yang disampaikan
oleh Yohanes dan Yakobus, serta berita bahwa akhir zaman telah dekat.
Dalam Perjanjian Baru, nama Yakobus tidak
sering disebutkan, bahkan hanya satu tulisannya yang dimuat di antara sekian
banyak kitab Perjanjian Baru. Hal ini dikarenakan faktor untuk menonjolkan
Paulus yang memimpin gerakan pengkristenan dunia dan untuk mengkerdilkan /
menghilangkan sistem dinasti Yesus yang dipimpin oleh Yakobus. Selain dalam
kitab Injil kelihatan usaha untuk menghilangkan berita tentang dinasti Yesus,
dalam Kisah Para Rasul juga terlihat hal ini. Di mana penyebutan nama Yakobus
hanya muncul beberapa kali saja, sedangkan Paulus namanya sering disebut.
Selain itu penyusunan / penyebutan nama Yakobus oleh Lukas yang adalah orang
non-Yahudi selalu di daftar terakhir.
Namun dalam tulisan Lukas (Kisah Para
Rasul 15) ini menjelaskan posisi Yakobus sebagai orang penting. Yaitu yang
mengambil dan memberi keputusan final atas masalah yang sedang terjadi (ayat
13-21). Suaranya didengar, ini menunjukkan ia bukanlah sembarangan orang.
Walaupun usaha Paulus untuk mengkerdilkan / menghilangkan berita tentang
Yakobus sebagai penerus generasi dinasti Yesus, namun dalam Galatia 2:9, Paulus
mengakui posisi istimewa yang diduduki oleh Yakobus, yaitu dengan menyebutkan
nama Yakobus lebih duluan dan disusul dengan penyebutan nama Petrus dan
Yohanes.
Injil Thomas yang ditemukan di wilayah
Mesir, desa Nag Hammadi, perkataan 114, menyatakan bahwa Yakobus orang benar. Ini bukan sembarang pengakuan. Klemens dari
Aleksandria, Eusebius dan Hieronimus
juga menyatakan posisi istimewa yang diberikan kepada Yakobus / ditempati oleh
Yakobus sebagai orang benar. Naskah Kenaikan Yakobus (dikemudian hari lebih
dikenal dengan pengakuan-pengakuan pseudo-Klemens),
kitab Wahyu kedua Yakobus, serta Injil orang-orang Ibrani juga
menceritakan hal yang sama, yaitu sebutan untuk Yakobus sebagai orang benar,
dan posisi istimewa yang ditempatinya.
Bila dibandingkan, ajaran Paulus sangat
jauh berbeda dengan ajaran Yesus yang terdapat dalam naskah sumber. Sementara
ajaran Yakobus, sama dengan ajaran Yesus yang terdapat dalam naskah sumber yang
disalin oleh para penulis Injil. Kalau diteliti, kesamaannya lebih dari 30,
beberapa diantaranya:
Ajaran-ajaran
Yesus dalam sumber Q
|
Ajaran-ajaran
Yakobus
|
Lukas 6:20, “Lalu Yesus memandang murid-murid-Nya
dan berkata: "Berbahagialah, hai kamu yang miskin,
karena kamulah yang empunya Kerajaan Allah.”
|
2:5, “Dengarkanlah, hai saudara-saudara
yang kukasihi! Bukankah Allah memilih orang-orang yang dianggap miskin
oleh dunia ini untuk menjadi kaya dalam iman dan
menjadi ahli waris Kerajaan yang telah dijanjikan-Nya kepada
barangsiapa yang mengasihi Dia?”
|
Matius 5:19, “Karena itu siapa
yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang
paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan
menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa
yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan
menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga.”
|
2:10, “Sebab barangsiapa menuruti seluruh
hukum itu, tetapi mengabaikan satu bagian dari padanya, ia
bersalah terhadap seluruhnya.”
|
Matius 7:21, “Bukan setiap orang
yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan
Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang
di sorga.”
|
1:22, “Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku
firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian
kamu menipu diri sendiri.”
|
Matius 7:11, “Jadi jika kamu yang jahat
tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi
Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka
yang meminta kepada-Nya."”
|
1:17, “Setiap pemberian yang baik dan
setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan
dari Bapa segala terang; pada-Nya tidak ada perubahan atau
bayangan karena pertukaran.”
|
Lukas 6:24, “Tetapi celakalah
kamu, hai kamu yang kaya, karena dalam kekayaanmu kamu telah
memperoleh penghiburanmu”
|
5:1, “Jadi sekarang hai kamu orang-orang
kaya, menangislah dan merataplah atas sengsara yang
akan menimpa kamu!”
|
Matius 5:34-35, 37, “Tetapi Aku berkata
kepadamu: Janganlah sekali-kali bersumpah, baik demi langit,
karena langit adalah takhta Allah, 5:35 maupun demi bumi, karena
bumi adalah tumpuan kaki-Nya, ataupun demi Yerusalem, karena Yerusalem adalah
|
5:12, “Tetapi yang terutama,
saudara-saudara, janganlah kamu bersumpah demi sorga maupun demi bumi atau
demi sesuatu yang lain. Jika ya, hendaklah kamu katakan ya, jika tidak
hendaklah kamu katakan tidak, supaya kamu jangan kena hukuman.”
|
Yang perlu diingat lagi
adalah, Yakobus tidak pernah menyembah kakaknya (Yesus) sebagai sosok Ilahi.
Dengan sebutan yang sama dikenakan kepadanya, Yakobus juga menyebut Yesus
sebagai orang benar (5:6). Tahun 30 Masehilah Yakobus duduk di takhta dinasti
Yesus, sebagai penerus dari gerakan ini. Sama seperti kakaknya (Yesus), ia juga
dibenci oleh para imam ahli. Bahkan cara mereka membunuh dia (Yakobus) pada
tahun 62 Masehi sangat sadis. Sebelum ia dirajam mati, ia dijatuhkan dari
tembok bait Allah ke lembah Kidron. Epifanius mencatat bahwa Simon (adiknya
[baca: Yakobus] juga adalah adik Yesus) menyaksikan penyiksaan itu, dan mereka
berusaha keras melarang orang banyak untuk jengan membunuh kakaknya (Yakobus).
Setelah kematian Yakobus, Simon mengambil alih kepemimpinan gerakan dinasti
Yesus, dan disetujui / didukung oleh para pengikut yang lain. Dan menurut konstitusi kerasulan, yang terkait
dengan kitab didakhe, menyatakan
bahwa dikemudian hari, Yudas adik dari Simon memegang kendali kepemimpinan.
Setelah penghancuran Yerusalem (termasuk
juga Bait Allah) pada tahun 70 Masehi, kelanjutan dari dinasti Yesus ini tidak
diketahui, tidak ada catatan sejarah tentangnya.
Tabor menambahkan info
tambahan berkenaan dengan ajaran rasul Paulus. Naskah kerugmata Petrou, surat
yang ditulis oleh Petrus kepada Yakobus, yang menjelaskan bahwa tulisannya
telah ditambah-tambahi dan dicemari oleh golongan yang pro-Paulus, sehingga
nilai surat-surat itu tidak ada gunanya lagi.
KESIMPULAN
Karya James D. Tabor yang
didasarkan pada penelusuran artefak (osuarium, tulisan dan gambar kuno),
buku-buku ekstra-kanonik (Injli Gnostik, Injil Thomas, Injil Yudas, Injil
Barnabas, Kitab Didakhe, tulisan-tulisan kaum Eseni, dan teks-teks purba yang
lain seperti Naskah Laut Mati, menyajikan kebenaran yang jauh berbeda dengan
apa yang diimani oleh orang Kristen sepanjang sejarah, bahkan sampai saat ini.
Iman terhadap Yesus selama ini telah diformulasikan dalam Pengakuan Iman Rasuli
(PIR). Dan kalau direkonstruksi ulang berdasarkan telusuran sejarah yang
dilakukan Tabor – dan ini juga merupakan kesimpulan studinya – maka hasilnya
bertentangan dengan dengan PIR tersebut. Pertentangan itu terlihat dalam table
berikut:
PIR
– Tentang YESUS
|
Kajian / Pengakuan Iman J. D. Tabor
|
Dan kepada Yesus Kristus AnakNya Yang Tunggal,
Tuhan Kita. |
Ia
Bukan Anak Allah, Ia memiliki ayah jasmani, namanya Pantera.
|
Yang dikandung daripada Roh Kudus, lahir dari
anak dara Maria. |
Maria
bukanlah gadis perawan, janinnya adalah hasil hubungannya dengan Pantera.
Kehamilannya akibat prajurit Romawi (Pantera) yang menyalahgunakan
kekuasaannya.
|
Yang menderita sengsara dibawah pemerintahan
Pontius Pilatus, disalibkan mati dan dikuburkan turun ke dalam kerajaan maut. |
Disetujui oleh Tabor.
|
Pada hari yang ketiga bangkit pula dari antara
orang mati. |
Jenazah
Yesus telah dipindahkan, dan makam-Nya telah ditemukam (Makam Talpiot).
Karena Jenazahnya telah ditemukan, maka Ia tidak pernah bangkit.
|
Naik ke surga, duduk disebelah kanan Allah, Bapa
yang Mahakuasa. |
Yesus
tidak pernah bangkit. Ajaran tentang kebangkitan adalah produk Paulus.
|
Dan dari |
Karena
Yesus tidak pernah bangkit, maka Iapun tidak ada di
|
Itulah iman yang
dihasilkan J. D. Tabor ketika melaukan studi melalui sejarah / riset sejarah.
[1]
Albert Schweitzer adalah teolog yang menyatakan bahwa Yesus adalah tokoh moral
yang agung. Menurutnya Yesus mati karena pengharapannya tentang eskaton yang
tidak kunjung tiba. Dengan kata lain, ia juga menyatakan bahwa dengan
kematian-Nya (Yesus), ia menghapuskan eskaton yang telah lama beredar dan
supaya manusia bebas dari itu. Paham ini dimuat dalam disertasi doktoralnya
yang berjudul: The Quest of the
Historical Jesus (1906).
[2] Universitas ini jugalah yang mendanai
ekskavasinya.