KEPENUHAN ROH DAN BAPTISAN ROH
Topic ini mendapat tempat diskusi / pembahasan yang paling
hangat di kalangan pantekosta
/ neo-pantekosta (kharismatik). Kalangan ini sangat mementingkan / menonjolkan Baptisan dan
Kepenuhan Roh (dan juga yang tidak kalah penting Bahasa Roh). Topic ini saling
kait-mengkait, karena menurut mereka:
1.
Gereja baru bertumbuh
bila setiap anggotanya memiliki pengalaman khusus dan spektakuler, seperti:
baptisan Roh yang ditandai dengan bahasa roh / glosolalia.
2.
Gereja-gereja mapan pada
umumnya membosankan karena tidak ada manifestasi karunia Roh, khususnya
glosolalia.
3.
Jika sebuah sebuah
gereja / persekutuan di dalamnya tidak ada seorang pun yang dapat
berglosolalia, gereja / persekutuan tersebut harus dipertanyakan.
Kalangan ini dalam kesalahannya menyamakan istilah baptisan
roh dengan kepenuhan roh. Menurut mereka, baptisan roh adalah berkat kedua di
mana kelahiran baru / pertobatan belum cukup jika belum mengalami manifestasi
terlihat dari karunia-karunia tertentu yang spektakuler (misl., berbahasa roh,
bernubuat, mengalami / melakukan mukjizat penyembuhan). Manifestasi-manifestasi
dari baptisan roh itu mereka sebut kepenuhan roh (memiliki sekaligus
memperlihatkan / mempraktekkan karunia-karunia roh).
Menurut mereka, Mrk. 1:7-8, 3:11; Luk. 3:16; Yoh. 1:33 dan
Kis. 1:5 ditujukan kepada murid yang sudah percaya, mereka harus ditambahkan
pengalam baptisan roh. Data dari Kis. 2:4; 8:15-17; 10:44-48 dan 19:1-7 menurut
mereka sangat kuat untuk mengatakan bahwa orang Kristen yang telah menerima Kristus
belum menjadi orang Kristen seutuhnya. Baru menjadi Kristen yang utuh ketika
hidup berkemenangan, bersukacita selalu, berani bersaksi, kuasa dalam pelayanan
serta memiliki dan melakukan karunia-karunia spektakuler.
Mengatakan baptisan roh sebagai berkat kedua adalah keliru
dan salah / sesat (sesat tafsir). Perhatikan hal ini:
1.
Secara historis, mereka
keliru melihat sekaligus mengartikan kesaksian dan pengalaman para rasul
khususnya dan sejarah keberadaan gereja umumnya.kalau diteliti terlihat dengan
jelas bahwa, para rasul, bapak-bapak gereja tidak ada yang berpandangan sama
dengan kalangan ini, kecuali kelompok sekte.
2.
Segi eksegese dan
hermeneutic mereka keliru / sesat (sesat tafsir) dalam mengerti dan menetapkan
(perlu diingat cara mereka menetapkan / menafsirkan pun berbeda-beda) maksud
yang tepat atas teks. Mereka menafsirnya secara fragmentaris (per-bagian) bukan
secara totalitas (keseluruhan).
Misalnya saja tafsiran atas Kis. 2:38 menimbulkan kesan
seolah-olah ketika seorang dibaptis ia baru dapat pengampunan dosa. Namun kalau
dilihat secara keseluruhan (band. Kis. 10:43) pengampunan atas dosa terjadi
ketika orang percaya kepada Kristus. Bahkan Lukas, penulis yang sama (Luk.
24:46-48) tidak menyatakan bahwa baptisan adalah syarat untuk mendapatkan pengampunan
dosa. Kembali kepada Kis. 2:38, pemahaman yang salah terletak pada
kesalahmengertian kata untuk (Yun: εις), yang kalau dilihat
dari keseluruhan konteksnya dan juga ragamnya arti kata itu sendiri lebih tepat
diterjemahkan karena. Sehingga menjadi……………..dibaptis dalam nama Yesus
Kristus karena pengampunan dosamu, dan bukan untuk memperoleh pengampunan
dosa.
Ketika bertemu dengan kalimat kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus, pertanyaan yang muncul secara
sederhana adalah:
1.
Apa maksudnya ?
2.
Apakah ada hubungannya
dengan penuhlah mereka dengan Roh Kudus
?
3.
Bila ada hubungannya,
hubungan yang bagaimana ?
4.
Apakah kedua istilah itu
sama artinya ?
5.
Jika sama, mengapa
dikatakan sebagaimana tertulis Paulus pernah dua kali penuh dengan Roh Kudus (Kis. 9:17; 13:9) bahkan juga Petrus (Kis.
2:4; 4:8) ?
6.
Apakah itu berarti rasul
itu dibaptis oleh Roh Kudus dua kali ?
7.
Etc.
Apapun jawaban atas pertanyaan itu (baik dari jawaban yang
pro maupun yang kontra, hal yang harus diperhatikan berdasarkan data dari 1Kor.
12:13[1]
(perlu dicatat bahwa surat Korintus adalah termasuk surat pengajaran doctrinal,
sementara Kis., Injil adalah cerita sejarah) terlihat jelas bahwa baptisan Roh
Kudus terjadi satu kali untuk selama-lamanya. Kata εβαπτισθημεν (yang diterjemahkan
dengan: telah dibaptis) berkala aorist, voice pasif dan modus indikatif. Saya jelaskan
masing-masing bentuk itu (dan Edi bisa menghubungkan ketiga bentuk ini jadi
satu), perhatikan uraian di bawah ini:
1.
Kala Aorist adalah untuk
menyatakan
bahwa sesuatu hal pernah terjadi atau pernah dilakukan. Tidak menyatakan
terus-menerus atau berulang kali, melainkan perbuatan pada satu titik waktu
(punctiliar). Karena itu kata kerja ini tidak berpatokan pada
waktu lampau, sekarang ataudepan. Adapun nuansa makna yang dapat dinyatakan
oleh fungsiAorist. Yang terpenting adalah tindakan dilihat sebagai suatu
keseluruhan, bukan lamanya tindakan.
2.
Voice Pasif tindakan – dalam
hal ini baptisan – dilakukan ke atas Subyek. Jadi, subyeklah yang menerima
tindakan dari obyek. Contoh: Dia ditampar oleh Imam Besar.
3.
Modus Indikatif adalah
modus yang menegaskan
aktualitas, kepastian, atau realitas tindakan dari sudut pandang
pembicara. Modus ini terdiri dari pernyataan fakta, tetapi juga dapat digunakan
dalam kalimat pertanyaan ataupun negatif.
Kepenuhan Roh adalah keadaan yang terjadi secara berulang-ulang dalam diri
seseorang (misl. peristiwa yang terjadi pada Paulus dan Petrus).
Data dari Ef. 5:18[2]
membantu kita untuk mengerti hal ini. Kata πληρουσθε
(yang diterjemahkan: hendaklah kamu penuh) berkala kini, voice pasif dan modus imperatif. Saya
jelaskan masing-masing bentuk itu (dan Edi bisa menghubungkan ketiga bentuk ini
jadi satu), perhatikan uraian di bawah ini:
1.
Kala Kini menunjuk
kepada sesuatu
yang sedang dilakukan. Lebih mendekati Present Continous
dari pada Simple Present. Yaitu suatu pekerjaan/perbuatan yang sedang dilakukan atau yang
dilakukan berulang-ulang dalam waktu sekarang.
2.
Voice Pasif tindakan – dalam
hal ini penuh Roh – dilakukan ke atas Subyek. Jadi, subyeklah yang menerima
tindakan dari obyek. Contoh: Dia ditampar oleh Imam Besar.
3.
Modus Imperatif dipakai
untuk memberikan perintah atau permintaan, dan mempertegas kemauan, serta
menyatakan larangan. Subyek tidak menyatakan bahwa sesuatu
sedang terjadi (Indikatif), atau mungkin terjadi (Subjungtif), atau dapat
terjadi (optatif), tetapi menyatakan bahwa ia menginginkan atau berniat agar sesuatu
terjadi. Modus ini menyatakan tindakan yang akan terwujud melalui penggunaan
kehendak seseorang untuk mempengaruhi kehendak orang lain.
Jadi, dari telusuran biblical exegetical nyata bahwa baptisan Roh
tidak sama dengan kepenuhan Roh.
Setelah
seseorang percaya, tidak ada indikasi sama sekali yang bisa dibenarkan bahwa
baptisan Roh adalah syarat mendapatkan kuasa.
Dari
teks Kis. 19:1-7 kita bisa mengajukan beberapa pertanyaan:
1.
Apakah peristiwa dalam
Kis. 19:1-7 harus dijadikan prinsip universal yang diberlakukan kepada semua
orang percaya di berbagai tempat dan waktu ?
2.
Mengapa dalam Kis. 8:14-17
Lukas tidak menggunakan istilah baptisan Roh ?
3.
Apakah Lukas tidak
konsisten ?
4.
Kenapa ada orang yang
menyamakan istilah menerima Roh Kudus dengan istilah baptisan Roh ?
5.
Jika baptisan roh
(berkat kedua) yang perlu / penting bagi semua orang percaya, mengapa
pengalaman ini tidak terlihat dari peristiwa yang terjadi pada diri sida-sida
Etiopia yang telah menjadi percaya ?
6.
Mengapa pula Paulus
tidak mengalami berkat kedua ini setelah ia percaya ?
7.
Apakah bisa disetujui
ketika golongan ini (baca: kharismatik) mengatakan: tidak disebut – di dalam Alkitab – tetapi belum tentu tidak ada
sambil kita meragukan kelengkapan / kesempurnaan / keutuhan Alkitab ?
Data dari Kis. 2:4 menunjukkan bahwa itu adalah kasus unik, di mana
2 kelompok orang percaya (kelompok I 120 oran; kelompok II 3000 orang)
sama-sama mengalampi kepenuhan dan bedanya untuk kelompok II disertai
pengampunan dosa (kelompok I tidak lagi, karena mereka adalah orang percaya /
murid-murid Yesus). Peristiwa ini tidak bisa dijadikan prinsip universal yang harus
diberlakukan kepada semua orang percaya di berbagai tempat dan waktu.
Data dari Kis. 11:15-17 menjelaskan bahwa di saat orang
menjadi percaya, menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat di saat itu
juga mereka dibaptis dengan Roh (baca juga Kis. 10:34-38). Yang
menarik adalah, Petrus mengatakan bahwa pengalaman Kornelius sekeluarga sama seperti kepada kita
pada waktu kita (diulang, ada dalam dua
ayat 15 dan 17). Jika analisa peristiwa ini dibandingkan dengan analisa dalam
1Kor. 12:13, terlihat jelas ini tidak bertentangan. Kala aorist yang menunjukkan bahwa peristiwa
itu terjadi hanya satu kali saja memperkuat apa yang disebut di sini, yaitu
baptisan Roh terjadi satu kali saja pada saat seseorang menerima Kristus
sebagai Juruselamatnya. Baptisan Roh – berdasarkan analisa luas dalam 1Kor. –
berhubungan dengan status dan posisi kita di hadapan Tuhan pada saat menjadi
percaya, tidak berhubungan dengan keadaan kita dalam kehidupan / pengalaman
sehari-hari.
Menurut saya Edi, penjelasan di atas sudah menjawab apa itu
baptisan dan kepenuhan Roh. Sekarang saya akan coba memaparkan – sebagaimana
sering disinggung – hubungan antara baptisan dan kepenuhan Roh dengan
glosolalia. Hal ini dikarenakan kalangan kharismatik – yang sesat (sesat tafsir
itu) – mengatakan bahwa jika seseorang
telah menerima baptisan dan kepenuhan Roh tanda-tandanya akan kelihatan dan
tanda umumnya adalah glosolalia. Apakah ada hubungan erat antara baptisan
dan golosolalia ? Apakah Yesus pernah mengajarkan kepada para murid tentang
glosolalia ? Apakah para rasul menuntut dari jemaat mula-mula keharusan
ber-glosolalia sebagai bukti mereka telah menerima baptisan dan kepenuhan Roh ?
Tidak ditemukan indikasi berdasarkan data dari Kis. 2 bahwa ke-3000
orang yang percaya berglosolalia, namun sangat jelas mereka telah menerima Roh
Kudus. Kesimpulan ini juga berlaku sama dengan yang terjadi pada si lumpuh
dalam Kis. 3, peristiwa ke-5000 orang yang percaya dalam Kis. 4, terhadap
sida-sida Etiopia dalam Kis. 8, dan juga orang percaya lainnya (baca baik-baik
Kis.13, 14 dan 16).
Secara sederhana, dipenuhi Roh berarti dikuasai / didominasi oleh hadirnya
Pribadi dan Kuasa Roh Kudus dalam diri orang percaya, berada dibawah pengaruh /
kendali Roh (baca Ef.5:18). Ketundukan dalam / pada Roh Kudus ini adalah tuntutan yang
seharusnya ada di dalam diri seseorang secara terus menerus dan nyata terlihat
dari luar oleh orang lain. Jadi, di sini terlihat lagi perbedaan
antara baptisan dan kepenuhan Roh. Baptisan Roh terjadi hanya satu kali, yaitu
pada saat menerima Kristus sebagai Juruselamat. Roh bekerja meyakinkan dia
tentang keselamatan, peng-lahirbaru-an, pemeteraian, dan baptisan. Semua ini
dikerjakan oleh Roh Kudus.
Hal yang menarik dalam tuturan Alkitab adalah bahwa orang yang dipenuhi Roh
tidak pernah mengatakan, menggembar-gemborkan bahwa mereka dipenuhi Roh.
Kepenuhan Roh yang mereka terima, mereka wujudkan dengan buah Roh, pelayanan di
berbagai bidang. Jadi, di sini bisa dikatakan bahwa kepenuhan
Roh bukanlah sesuatu yang aneh, lain, luar biasa dan juga tidak hanya sedikit
orang yang dipenuhi oleh Roh. Melihat fenomena-fenoma orang yang sering berkata
bahwa mereka dipenuhi Roh, ada beberapa hal yang harus dipertanyakan:
1.
Apakah sebenarnya
motivasi orang-orang yang mencari-cari kuasa melalui baptisan dan kepenuhan Roh
?
2.
Apakah itu untuk kepuasan
/ kesenangan sendiri ?
3.
Untuk peningkatan mutu
rohanikah ?
4.
Kalau untuk peningkatan
rohani, mengapa cara mereka memperlakukan dan menafsir Alkitab sesat /
salah-salah.
5.
Apakah Roh Kudus juga yang menuntun penafsiran mereka yang
tidak biblical exgetis ?
6.
Kalau Roh Kudus, kenapa
bertentangan dengan kebenaran-kebenaran di tempat (teks / nas) yang lain ?
7.
Apakah Roh Kudusnya lupa
ayat lain, sehingga ia menuntun untuk menafsirkan ayat itu seperti apa yang
dikatakan penafsir ?
8.
Untuk memuliakan
Kristuskah mereka mencari-cari kuasa melalui baptisan dan kepenuhan Roh ?
9.
Etc………….
[1] 1Kor. 12:13 Sebab dalam satu Roh kita
semua, baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang
merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari
satu Roh. Teks Yunaninya adalah: και γαρ εν ενι πνευματι ημεις παντες εις εν
σωμα εβαπτισθημεν ειτε
ιουδαιοι ειτε ελληνες ειτε δουλοι ειτε ελευθεροι και παντες εις εν πνευμα
εποτισθημεν. Kata yang saya tebalkan dan garis bawahi adalah kata yang harus
diteliti, karena disitulah letak kesalahan dalam interpretasi jika disalah
mengerti.
[2] Ef. 5:18 Dan janganlah kamu mabuk oleh
anggur, karena anggur menimbulkan hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh
dengan Roh. Teks Yunaninya adalah: και μη μεθυσκεσθε οινω εν ω εστιν ασωτια
αλλα πληρουσθε εν πνευματι. Kata
yang saya tebalkan dan garis bawahi adalah kata yang harus diteliti, karena
disitulah letak kesalahan dalam interpretasi jika disalah mengerti.
selengkapnya bisa dibaca di sini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar