follow me via twitter

Sabtu, 28 Januari 2012

TAHUN PENUH SYUKUR


Tema              : TAHUN PENUH SYUKUR
Pengkhotbah : Ev. Usada
Nats Alkitab   : Mzm 65
Seharusnya sebagai orang percaya, hidup kita penuh dengan syukur. Rasa syukur harus berdiam secara permanen dalam diri kita. Kita perlu bersyukur karena kita masih memiliki tabungan, kita perlu bersyukur karena kita bisa beribadah. Dalam kondisi tertentu, memang kita sulit untuk menaikkan syukur.
Mengapa kita perlu bersyukur?
I.   Kita bersyukur karena Tuhan memanggil kita dekat kepada-Nya.
Berbahagialah orang yang Engkau pilih dan yang Engkau suruh mendekat untuk diam di pelataran-Mu! Kiranya kami menjadi kenyang dengan segala yang baik di rumah-Mu, di bait-Mu yang kudus.” (Mzm 65:5)
Mazmur ini dinyanyikan pada waktu panen, yang menyatakan hati yang berlimpah dengan syukur kepada Allah. Walau hidup kita penuh cacat cela tapi Tuhan tetap memberkati kita. Hidup dekat dengan Allah membuat kita:
*        Berbahagia
*        Puas dengan segala yang baik
Bagaimana kita bisa mendekat kepada Tuhan?
1.      Dimungkinkan melalui pengorbanan Yesus Kristus (Ibrani 10:19-22)
2.      Karya Roh Kudus yang mendiami kita (Efesus 5:18-23)
Apa respon kita?
Ada kisah tentang seorang yang member makan kepada tupai. Setelah makanan disiapkan, tupai akan makan setelah orang yang memberi makan pergi. Jika orang itu mendekat maka tupai akan lari. Jika dia menjauh, tupai akan datang lagi untuk memakan makanan yang telah disiapkan. Tupai datang karena makanan itu bukan karena orang yang memberi makan. Seringkali kita seperti tupai, kita mau berkat, tapi kita menjauh dari sumber berkat, yaitu Tuhan.
Pemazmur menyadari indahnya hidup di dalam Tuhan, dia merasakan Tuhan begitu mengasihi dia. Kita perlu memberikan respon atas rasa syukur kita karena Allah memanggil kita dekat kepada-Nya dengan cara:
1.      Menghampiri Allah senantiasa untuk mendapatkan kemurahan dan kekuatan-Nya (Ibrani 4:16)
2.      Jangan menganggap remeh dan mengabaikan (mundur) dari hak istimewa mendekat pada Allah (Ibrani 10:36-39)
Alkitab menuliskan bahwa kasih setia-Nya:
*  Selama-lamanya (Mazmur 107:1)
*  Berharga (Mz 36:8)
*  Turun temurun (Mazmur 100:5)
*  Hebat (Mz 117:2)
*  Abadi (Yes 54:8)
*  Lebih baik dari hidup (Mz 63:4)
*  Ajaib (Mz 17:7)
*  Tidak undur dari orang kudus (Yes 54:10)
*  Baik (Mz 69:17)

Respon kita atas kasih setia Tuhan:
1.      Hidup dalam kesucian (Mz 25:7)
2.      Memuji Allah (Mz 92:3; 138:2)
3.      Memberitakan anugerah kasih setia-Nya (Mz 40:11)
Berlebihankah kalau kita setia berdoa? Berlebihankah kalau kita memuji dan memuliakan Tuhan? Berlebihankah kalau kita memberitakan anugerah Tuhan? Kita harus maju terus apapun tantangan yang kita hadapi.
II. Kita bersyukur karena Tuhan adalah Sumber Berkat
“Engkau memahkotai tahun dengan kebaikan-Mu, jejak-Mu mengeluarkan lemak.” (Mzm 65:12)
Memahkotai: menghadiahkan, memberi anugerah
Kebaikan-Mu: Keberuntungan yang berasal dari Tuhan
Jejak-Mu: jalan, pimpinan Tuhan
Lemak: berkat berkelimpahan
Bandingkan dengan I Taw 29:11: “Ya TUHAN, punya-Mulah kebesaran dan kejayaan, kehormatan, kemasyhuran dan keagungan, ya, segala-galanya yang ada di langit dan di bumi! Ya TUHAN, punya-Mulah kerajaan dan Engkau yang tertinggi itu melebihi segala-galanya sebagai kepala”
Tuhan tidak pernah lepas tangan, Dia memberikan jaminan seperti di Matius 6:25-26: "25 Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian? 26 Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?”
Lalu apa respon kita kepada Allah Sumber Berkat?
1.      Mendekatkan diri pada-Nya (bdk ay 5)
2.      Penatalayan yang baik atas berkat Tuhan
3.      Bersyukurlah
»»  Lanjutkan Membaca...........

Sabtu, 21 Januari 2012

TUHAN MENETAPKAN LANGKAHKU


Tema                         : TUHAN MENETAPKAN LANGKAHKU
Pengkhotbah         : Pdt. Festus I. Gunawan
Nats Alkitab            : Mzm 37:23-25
TUHAN menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepada-Nya; apabila ia jatuh, tidaklah sampai tergeletak, sebab TUHAN menopang tangannya. Dahulu aku muda, sekarang telah menjadi tua, tetapi tidak pernah kulihat orang benar ditinggalkan, atau anak cucunya meminta-minta roti (Mzm 37:23-25)
Kesan apa yang muncul setelah membaca tema di atas? Tema ini sangat menyentuh. Pada umumnya orang berpikir atau mengenang sesuatu dalam kehidupannya kemudian menggumuli atau kuatir akan apa yang akan terjadi.
Alkitab dimulai dengan tiga kata yang sangat penting, yaitu: “Pada mulanya Allah…”. Sangat jelas bahwa peran Allah sangat penting dan sangat indah. Kita sebagai orang percaya, di tahun yang baru seharusnya punya tekad untuk mau menempatkan Allah sebagai yang utama.
Mengapa kita perlu memberikan kepada Allah peran yang paling utama dalam kehidupan kita? … Supaya Allah menetapkan langkah-langkah kita. Mengapa Allah harus menetapkan langkah-langkah kita?
Pertama,karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi pada hari esok. Mario Teguh dalam acara di sebuah stasiun televisi “Golden Ways” selalu dapat memberikan jawaban dengan tepat terhadap pertanyaan yang diajukan. Bahkan dia mendapatkan aplaus setelah menjawab pertanyaan. Tapi Mario Teguh pasti tidak akan bisa menjawab kalau dia diberikan pertanyaan: “Apa yang akan terjadi pada hari esok?”
Kita tidak tahu dan tidak ada seorangpun yang tahu apa yang akan terjadi pada hari esok, oleh sebab itu kita perlu menempatkan Allah Yang Mahatahu di tempat yang utama.

Kedua, karena dalam kehidupan kita menghadapi banyak tantangan. Dunia makin hari makin tidak baik. Keegoisan dan keinginan daging makin merajalela. Kita perlu Allah untuk menuntun kita saat kita menghadapi ancaman dunia khususnya ancaman secara spiritual.  
Seperti pemazmur dalam Mzm 23:4 “Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.”
1 Yoh 2:15-17 berbunyi “Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu.
Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia.
Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya.”
Menara Pisa di Italia, yang merupakan salah satu keajaiban dunia pada tahun 80-an menurut penelitian mengalami kemiringan 1/16 inci per tahun. Jadi saat ini kemiringan sudah mencapai sekitar 2 inci. Menara ini sedang menuju kepada keruntuhannya seperti dunia ini menurut perikop di atas.
Kalau kita bertekad untuk menempatkan Tuhan di tempat yang utama, ada tiga hal yang perlu kita miliki: iman, pengharapan, dan kasih (1 Kor 13:13).
1)   Iman
Mengapa kita perlu iman? Ibrani 11:6 berkata: “Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia.” Iman bukan hanya untuk mendapatkan sesuatu (delivering faith) tetapi terutama untuk bertahan terhadap sesuatu (sustaining faith).
Dalam bahasa Inggris ada dua kata yang artinya percaya, believe dan trust. Percaya kepada Allah seharusnya trust (mempercayakan diri). Yakobus berkata iblis juga percaya (believe) kepada Allah. Memasuki tahun 2012 kita mengawalinya dengan apa? Apakah rencana-rencana tertentu dalam keluarga? Apakah kita mempercayakan diri kita kepada Tuhan?
2)   Pengharapan
Dalam perayaan kelahiran Kristus, ada sebuah lagu yang berjudul “Whispering Hope”. Syair lagu ini sebagai berikut:
Soft as the voice of an angel, breathing a lesson unheard
Hope with a gentle persuasion, whispers her comforting word
Wait till the darkness is over, wait till the tempest is done
Hope for the sunshine tomorrow, after the shower is gone

Whispering hope oh how welcome Thy voice
making my heart in its sorrow rejoice
Lagu ini adalah lagu untuk pemulihan bagi mereka yang mengalami kekecewaan. Dikatakan bahwa pengharapan itu seperti suara lembut malaikat yang menghembuskan suatu pengajaran dan membisikkan kata-kata penghiburan. Alkitab berkata pengharapan adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita (Ibr 6:19). Kita memerlukan iman dan juga pengharapan.
3)   Kasih
Pdt. Stephen Tong pernah bercerita mengenai sepasang suami-isteri yang sudah tua. Mereka mempekerjakan seorang sopir yang heran melihat mereka yang makin mesra. Suatu kali mereka ajak sang sopir masuk ke dalam rumah mereka melihat barang-barang antik. Mereka berkata bahwa mereka makin tua makin mesra seperti barang antik yang semakin tua semakin dihargai.
Bagaimana kasih kita kepada Allah? Apakah kita makin hari makin melayani Dia? Marilah kita meminta agar Tuhan menambahkan iman, pengharapan, dan kasih kita kepada Tuhan dalam melangkah di tahun 2012.
»»  Lanjutkan Membaca...........

KEKUATAN KASIH TUHAN


Tema
:
Kekuatan Kasih Tuhan
Pengkhotbah
:
Pdt. M. Asri
Nats Alkitab
:
Hos 11:1-11, Kasih TUHAN mengalahkan kedegilan orang Israel

Dari tema ini kita belajar tentang kasih Tuhan. Kasih Tuhan tidak berubah, tanpa pamrih, mengampuni, menyelamatkan, memelihara, melindungi, menjaga umat tebusan-Nya, dan membawa kita mengalami perdamaian dengan Allah. Tidak ada kekuatan di dunia yang dapat menyelamatkan selain kasih Allah.
Kasih Tuhan memberikan kita pengharapan untuk memasuki tahun 2012. Tidak ada yang dapat memastikan apa yang akan terjadi di tahun 2012. Yang pasti, kasih-Nya kekal, Ia senantiasa memelihara kita dan tak ada yang dapat memisahkan kita dari kasih Allah (Rom 8:35).
Dalam Nats Alkitab ini, Allah tidak dihargai. Umat Tuhan degil walaupun Allah telah menuntun dan memelihara mereka. Mereka memberontak dan menyembah kepada allah lain. Namun Allah tidak mendendam, Allah menarik mereka dengan tali kesetiaan (ay 4). Kasih Allah tetap tersedia. Allah tidak menghendaki manusia binasa karena dosa. Karena kasih, Allah menghukum dan mendidik umat-Nya. Hukuman Allah bukan untuk menghancurkan mereka tetapi untuk membawa Israel berbalik kepada Allah.
Kita yang sudah mengalami kasih Tuhan, apa respon kita? Adakah kita mengasihi Allah dengan sungguh? Kalau kita berkata bahwa kita mengasihi Allah, kita seharusnya beribadah dengan sungguh-sungguh, dipersiapkan dengan baik bukan memberikan yang sisa kepada Allah. Kita juga seharusnya mau ambil bagian dalam pelayanan. Apa yang Tuhan percayakan kepada kita dipersembahkan untuk Tuhan seperti Tuhan yang datang untuk melayani bukan dilayani.
Tidak mungkin kita mengasihi Tuhan kalau kita tidak disiplin dan mempersiapkan diri dalam beribadah termasuk mempersiapkan persembahan. Tidak mungkin kita mengandalkan Tuhan kalau kita tidak berdoa. Saat kita bangun pagi, apa yang kita lakukan terlebih dulu?
Dalam Yoh 14:6, Yesus berkata: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.” Tidak ada pernyataan yang setegas ini. Dunia makin hari makin jahat, mari kita harus hidup dalam pertobatan, meninggalkan kehidupan kita yang lampau. Hidup adalah anugerah, karena itu muliakanlah Tuhan sesuai dengan panggilan-Nya, menjadi garam dan terang dunia, menghasilkan buah-buah Roh, menyenangkan hati Tuhan selama-lamanya.
Sebuah kesaksian mengisahkan tentang seorang pria yang selingkuh, meninggalkan isteri dan dua anaknya selama tiga puluh tahun. Suatu hari setelah mendengarkan khotbah Pdt. M. Asri, pria ini datang kepada pendeta, mengakui dosanya dan menyampaikan bahwa dia ingin kembali kepada isterinya. Alamat isterinya tidak diketahui tapi diketahui gerejanya. Pendeta menghubungi isterinya dan bertanya apakah masih ingat kepada suaminya? Apakah mau menerima jika suaminya pulang? Sang isteri menangis dan berkata: “Pak Pendeta, 30 tahun saya ditinggal suami,  dengan kasih Tuhan anak-anak saya bisa kuliah di Universitas Indonesia dan Universitas Gajah Mada. Kasih Tuhan yang mencukupi kami dan dengan kasih itu juga saya akan menerima suami saya kembali asal dia meninggalkan selingkuhannya”.
KASIH TUHAN HARUS MEMAMPUKAN KITA MENGASIHI ORANG LAIN.
»»  Lanjutkan Membaca...........