follow me via twitter

Senin, 21 Mei 2012

KASIH IBU DAN ANAK


Tema                          : Kasih Ibu dan Anak
Pengkhotbah             : Pdt. Festus I. Gunawan
Nats Alkitab               : Efesus 6:1-4; Efesus 5:33

Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, karena haruslah demikian. Hormatilah ayahmu dan ibumu--ini adalah suatu perintah yang penting, seperti yang nyata dari janji ini:  supaya kamu berbahagia dan panjang umurmu di bumi. Dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan. (Efesus 6:1-4)

Dalam bahasa Inggris ada tiga kata mengenai rumah: mansion, house, dan home. Keluarga atau rumah tangga bukan house tetapi home. Home sick artinya rindu kepada keluarga bukan kepada rumah. Suatu kali saya dan rombongan pelayanan mengunjungi sebuah panti asuhan di Sentul yang dikelola oleh seorang wanita yang berdisiplin tinggi dan berwibawa. Ketika memasuki lobi panti asuhan tersebut, ada tulisan “A house is made of walls and beams; a Home is built with Love and Dreams”, artinya “Sebuah rumah (house) terbuat dari dinding dan tiang; sebuah keluarga (home) dibangun dengan cinta dan mimpi”.
“Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya; jikalau bukan TUHAN yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga. (Mazmur 127:1)”. Membangun sebuah rumah (house) lebih mudah daripada membangun sebuah keluarga (home).

Jika Tuhan menawarkan tiga pilihan di bawah ini, manakah yang anda pilih?
1.      Memiliki keluarga yang kaya
2.      Memiliki keluarga yang sukses
3.      Memiliki keluarga yang diisi dengan kasih
Kekayaan dan kesuksesan tidak bersifat kekal tetapi kasih akan terus-menerus (kekal). Dalam I Korintus 13:13 dikatakan “Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih.” Mintalah kepada Tuhan untuk mengisi keluarga keluarga kita dengan kasih.

Dalam sebuah keluarga, peran seorang ibu sangat penting  dan luar biasa. Ayah biasanya tidak tahu barang kebutuhan sehari-hari sudah habis, tapi ibu pasti tahu. Ibu juga yang biasanya yang banyak berhubungan dengan anak-anak dan menyiapkan kebutuhan mereka. Saya memiliki kenangan yang manis tentang ibu saya. Pada suatu malam saya terbangun, saya melihat ibu saya masih bekerja menjahit baju. Lagu kasih ibu berkata demikian: “Kasih ibu kepada beta tak terhingga sepanjang masa. Hanya memberi, tak harap kembali, bagai sang surya, menyinari dunia.”

Anak-anak, hormatilah ibumu. Para suami, kasihilah isterimu.
Selamat hari Ibu.
»»  Lanjutkan Membaca...........

Sabtu, 19 Mei 2012

SEMINAR KELUARGA

SEMINAR KELUARGA

Tema                    : “To Be a Better Half
Pembicara         : Dra.Charlote Priatna
Hari, Tanggal     :  Jumat, 25 Mei 2012
Waktu                  : Pkl.19.00 WIB
Tempat                : GKKK Gading Serpong
                                Jln. Kelapa Gading Selatan, Blok AJ. 10/27. Tangerang - Banten


Disediakan makan malam & Tempat terbatas


Datang dan ajaklah rekan-rekan yang lain hadir bersama dalam acara ini.
»»  Lanjutkan Membaca...........

Jumat, 18 Mei 2012

ORANGTUA SEBAGAI PENDIDIK BAGI ANAKNYA


ORANGTUA SEBAGAI PENDIDIK BAGI ANAKNYA
Oleh: Ishak Natan dan Karyanto Gunawan
“Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun.” (Ulangan 6:6-7).
“Dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan” (Efesus 6:4).
“Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu.” (Amsal 22:6).
Bagian Kitab Suci yang kami kutip di atas dengan jelas memperlihatkan peran dan tugas orangtua dalam hal mendidik anaknya dengan “kurikulum” yang berhubungan dengan perintah Tuhan atau ajaran dan nasihat Tuhan, agar anak-anak menjadi pribadi yang mengasihi / menghormati Tuhan dengan melakukan perintah / ajaran dan nasihat Tuhan dalam kehidupan mereka. Pada bagian lain di Keluaran 12:24-28, kita dapati bagaimana Tuhan memerintahkan para orangtua Israel untuk menjawab pertanyaan anak-anak mereka yang berhubungan dengan masalah ibadah / iman mereka.
Kami yakin pembaca INKOM (khususnya yang sudah lama menjadì murid Kristus) tahu ayat-ayat Kitab Suci tersebut, sehingga tahu bahwa kepada kita, para orangtua, Tuhan memberikan peran sebagai pendidik bagi anak-anak yang Tuhan titipkan dalam keluarga kita. Masalahnya adalah apakah hal-hal yang harus kita perhatikan agar kita menjadi pendidik yang efektif bagi anak kita.
1.      Mulailah Sejak Dini.
Perkembangan moral seorang anak bertumbuh melalui tahapan-tahapan tertentu. Karena itu sejak dini isilah hati dan pikiran anak dengan kisah-kisah dari Alkitab dengan menceritakannya. Bagi anak yang sudah dapat mengerti kata benda / kerja / sifat yang abstrak, seperti: mengasihi, membenci, pandai, bodoh, rajin, malas; ajaklah anak untuk membaca bersama kitab Amsal secara berkala diselingi dengan tanya-jawab.
Mengapa kitab Amsal ? “Untuk mengetahui hikmat dan didikan, untuk mengerti kata-kata yang bermakna, untuk menerima didikan yang menjadikan pandai, serta kebenaran, keadilan dan kejujuran, untuk memberikan kecerdasan kepada orang yang tak berpengalaman, dan pengetahuan serta kebijaksanaan kepada orang muda.” (Amsal 1:24).
Kitab Amsal berjumlah 31 pasal. Bacalah bersama anak setiap hari satu pasal, yaitu pasal yang sesuai tanggal hari tersebut (sedikit berubah untuk bulan dengan jumlah hari bukan 31 hari). Lakukan tanya jawab sesudahnya mengenai hal-hal yang ia mengerti dalam rangka membangun sifat patuhnya (obedience). Kegiatan ini hanya memerlukan waktu sekitar 15-30 menit per hari. Inilah investasi yang paling bernilai yang kita dapat lakukan sebagai orangtua bagi anak, daripada membiarkannya berjam-jam nonton film kartun di televisi.
2.      Teladan Orangtua.
“Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan.” (Ul. 6:6). “Kamu harus memegang ini sebagai ketetapan……..” (Kel. 12:24). Sebelum orangtua berperan sebagat pendidik bagi anaknya, maka orangtua haruslah menjadi pribadi yang terlebih dahulu memperhatikan / memegang / mematuhi perintah Tuhan. Orangtua haruslah terlebih dahulu menjadi murid Kristus, bila ia ingin menjadi pendidik yang efektit dalam proses pemuridan anak-anaknya menjadi murid Kristus.
Teladan kehidupan orangtua adalah metode yang paling efektif dan aman dalam mendidik anak. Sebuah pepatah berkata demikian: You may train your child by what you say, or by what you do; but you train them most by what you are. Atau mungkin Anda pernah mendengar ungkapan: Like father like son. Salah satu faktor pemicu yang membangkitkan amarah anak kepada orangtuanya (khususnya kepada ayah) adalah absennya tetadan orangtua dibalik perintah-perintah / kehendak orangtua kepada anaknya.
Timbul pertanyaan bagaimana bila orangtua yang di dalam ketidaksempurnaannya sebagai manusia melakukan suatu perbuatan yang tidak sesuai dengan perintah / ajaran / nasihat Tuhan, dan perbuatari itu diketahui oleh anaknya ? Dalam kasus demikian, kami yakin anak akan tetap menghormati orangtuanya, bila orangtua segera bertobat, menunjukkan penyesalan yang mendalam, dan dengan rendah hati mengaku di hadapan anak.
3.      Berulang-ulang di Setiap kesempatan.
Mengapa berulang-ulang ? Karena kita semua menyadari, bahwa adalah sebuah kemustahilan untuk membentuk karakter / moral / kerohanian seseorang hanya dalam satu kali langsung jadi. Repetition is the mother of skill and character, demikian kata Rick Warren.
Bagian ini secara implisit mengingatkan kita para orangtua, bahwa untuk membentuk satu pribadi yang berkenan kepada Tuhan diperlukan waktu, perlu sebuah proses, jangan mengharapkan hasil secara instan. Bandingkanlah bila kita ingin menghasilkan sebuah film yang baik, yang berkualitas, pasti diperlukan banyak waktu, apalagi ingin membentuk satu pribadi yang hidupnya mengasihi Allah dan sesamanya.
Berikut ini adalah intisari dari buku Training Your Children for Christ yang ditulis oleh William Booth.
Prinsip-prinsip Mendisiplin Anak:
  1. Pastikan perbuatan “apa” yang salah.
  2. Pastikan bahwa perbuatan salah itu dilakukan dengan sengaja.
  3. Lakukan pendisiplinan sedini mungkin setelah anak bersalah, jangan menunda.
  4. Hukuman yang diberikan harus memberi efek jera agar perbuatan salah itu tidak diulangi lagi.
  5. Pakai “tongkat didikan” dimana perlu, dan imbangi dengan ungkapan kasih segera setelah itu. Amsal 1 3:24 berkata “Siapa tidak menggunakan tongkat, benci kepada anaknya tetapi siapa mengasihi anaknya, menghajar dia pada waktunya. (Bandingkan Amsal 22:15, 23:13-14, 29:15).
  6. Jangan mendisiplin anak bila orangtua dalam keadaan letih atau marah.
  7. Jangan diulur menjadi konflik berkepanjangan. Pendisiplinan yang cepat mempercepat proses ketaatan daripada dibiarkan.

Hal-hal “JANGAN” yang Perlu Orangtua Ketahui:
1.      Jangan sekali-kali mengutamakan hal-hal duniawi dan sementara lebih daripada hal-hal surgawi dan kekal.
2.      Jangan ditipu diri sendiri, bahwa membirkan anak semaunya akan membuatnya menjadi pribadi baik dan rela berkorban.
3.      Jangan berharap anak yang keras hati akan tunduk pada Tuhan dan orangtua, tanpa kesabaran dan doa orangtuanya.
4.      Jangan berpikir anak tidak tahu kalau hidup Kristen Anda palsu dan pura-pura.
5.      Jangan berharap karakter anak akan Iebih baik dari contoh hidup Anda sendiri dan teman sepergaulannya.
6.      Jangan cemari “keindahan” hati anak dengan “kecantikan palsu” dunia.
7.      Jangan isi pikiran anak dengan “superioritas” atas teman sekolah, sepergaulan dan orang sekitarnya.
8.      Jangan jadikan anak letaki “raja kecil” atas saudaranya yang perempuan
9.      Jangan bisiki anak perempuan bahwa tujuan utama hidup hanyalah perkawinan.
10.  Jangan manjakan anak berlebihan.
11.  Jangan berargumentasi di hadapan anak dengan pasangan hidup kita
12.  Jangan pilih kasih di antara anak-anak.
13.  Jangan segan mendisiplin kalau anak berjalan di jalan sesat, atau mendambakan sesuatu yang salah menurut Anda sebagai orangtua, walaupun mesti ribut dengannya.
Sebagai penutup, patut kita semua ketahui, bahwa tugas yang paling utama dari orangtua Kristen bukanlah menjadikan anak-anaknya beragama Kristen, melainkan hiduplah secara Kristen dengan konsisten. Ketika anak-anak melihat keagungan iman dan keindahan kehidupan orang-orang yang percaya kepada Allah di dalam Tuhan Yesus Kristus, maka anak-anak pun akan menerima-Nya sebagai Tuhan dan Juru selamat mereka secara pribadi. Kiranya Allah Tritunggal menganugerahkan rahmat dan hikmat-Nya agar kita dapat menjadi orangtua-orangtua yang berkenan kepada-Nya.



Ishak Natan, masuk jurusan Teknik Sipil Universitas Kristen Petra sebagai angkatan pertama tahun 1962, dan menyelesaikannya di Technische Universitaet Berlin, Germany tahun 1974. Di kota Berlin beliau ditangkap oleh Gusti Yesus di persekutuan mahasiwa Jerman. Balik ke Indonesia melibatkan diri dengan pelayanan mahasiswa Perkantas Jatim serta menjabat kepengurusannya. Setelah berkecimpung sekitar 20 tahun sebagai Pembina Alumni, engineering consultant, management trainer & business mentor, beliau sekeluarga kemudian bermigrasi ke Selandia Baru. Bermukim di Selandia Baru sampai sekarang, beliau menyaksikan hancurnya Judeo-Christian values yang berimbaskan rontoknya kehidupan keluarga dan kehidupan moral masyarakat western civilization. Sambil berselancar di dunia maya (internet), Tuhan Yesus masih memberikannya kemampuan meraih Graduate-Diploma In Theology bridging to M.Th (2009) from Laidlaw College (formerly BCNZ) and Bronze Medallion (2008) from Koinonia Institute (US).
Karyanto Gunawan, alumni Teknik Sipil UKP angkatan 1982. yang kemudian terpanggil menjadi hamba Tuhan dan melanjutkan studi di Seminari Alkitab Asia Tenggara Malang. menikah dengan Hanny Lilihata dan dikarunia dua arang anak, Monica Jasmine Gunawan dan Sebastian Elson Gunawan. Sekarang melayani sebagai Pendeta dan Sekretaris Umum BPH Majelis sinode Gereja Kristen Kalam Kudus di Jakarta.
»»  Lanjutkan Membaca...........

Senin, 14 Mei 2012

CINTA KUAT SEPERTI MAUT

CINTA KUAT SEPERTI MAUT


Tema                          : Cinta Kuat Seperti Maut
Pengkhotbah             : Ev. Usada L. Eltho
Nats Alkitab               : Kidung Agung 8:5-7
5Siapakah dia yang muncul dari padang gurun, yang bersandar pada kekasihnya? --Di bawah pohon apel kubangunkan engkau, di sanalah ibumu telah mengandung engkau, di sanalah ia mengandung dan melahirkan engkau. 6--Taruhlah aku seperti meterai pada hatimu, seperti meterai pada lenganmu, karena cinta kuat seperti maut, kegairahan gigih seperti dunia orang mati, nyalanya adalah nyala api, seperti nyala api TUHAN! 7Air yang banyak tak dapat memadamkan cinta, sungai-sungai tak dapat menghanyutkannya. Sekalipun orang memberi segala harta benda rumahnya untuk cinta, namun ia pasti akan dihina. (Kid 8:5-7)

Mengapa orang menikah? Karena cinta. Dari hasil penelitian, pria memilih wanita karena ketertarikan fisik wanita, sedangkan wanita memilih pria yang memiliki kewibawaan, kemampuan, dan bisa memberikan perlindungan. Ada artikel yang berjudul “Jatuh Cinta, Bangun Cinta” ada kalimat berikut ini: “Mau teman hidup? Jatuh cintalah, tetapi sesudah itu bangunlah cinta”. Jatuh cinta bisa buta kalau hanya melihat kelebihan-kelebihan. Perlu membangun cinta karena sangatlah penting seperti mengampuni, memaafkan, dan menghargai kekurangan pasangan. Jatuh cinta bisa pada pandangan pertama tetapi membangun cinta sampai menutup mata.

        I.            Kasih Diletakkan dan Diekpresikan dari Hati (ay 6a)
Menurut Gary Chapman, ada lima ekspresi atau bahasa cinta:
1.      Kata-kata penegasan (positif, menyenangkan), penting untuk membangun bukan menghina atau memaki. Jangan pelit untuk memuji dan menghargai.
2.      Waktu yang berkualitas, yaitu waktu yang terbaik.
3.      Hadiah, perlu, tidak harus pemberian yang besar.
4.      Tindakan pelayanan, misalnya suami membantu isteri mencuci piring.
5.      Sentuhan fisik, seperti bayi yang perlu sentuhan dari ibunya, remaja yang ditepuk di bagian punggungnya.
      II.            Kasih Tak Dapat Dihalangi
Mengapa cinta kuat seperti maut? Cinta itu dahsyat, tidak dapat dihalangi. Cinta kuat seperti maut, kegigihannya seperti dunia orang mati, nyalanya seperti nyala api Tuhan, tak dapat dipadamkan oleh air, dan tidak dapat dibeli.
Contoh cinta yang tidak dapat dihalangi:
1.    Mother Theresa yang merawat penderita penyakit aids, memeluk penderita lepra tanpa takut terjangkit.






2.      Thomas / Advent Bangun yang berubah profesi dan gaya hidup dari artis menjadi seorang pendeta.

3.      Kasih sayang seorang ibu yang menggendong anaknya yang berpostur sangat besar yang sedang sakit.
4.      Kasih sayang terhadap orang tua. Seorang pria (62 tahun) menggendong ibunya yang sedang sakit di sebuah rumah sakit di Taiwan.
5.      Kasih Tuhan Yesus Kristus


Kiranya firman Tuhan menolong kita untuk makin mengasihi, dapat mengekspresikan bahasa kasih kepada suami, isteri, anak, orang tua, atau kepada orang lain. Saat kita mengasihi, jangan kita melihat kekurangan seperti Yesus yang mengasihi saat kita berdosa dan memberontak.
»»  Lanjutkan Membaca...........

KEBANGKITAN DAN MISI

KEBANGKITAN DAN MISI


Tema                         : Kebangkitan dan Misi
Pengkhotbah         : Pdt. Festus I. Gunawan
Nats Alkitab            : Mat 28:16-20
16Dan kesebelas murid itu berangkat ke Galilea, ke bukit yang telah ditunjukkan Yesus kepadamereka.17Ketika melihat Dia mereka menyembah-Nya, tetapi beberapa orang ragu-ragu. 18Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. 19Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, 20dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."
 Di bulan April ada dua peristiwa yang kita peringati setiap tahun, Jumat Agung dan Paskah. Di bulan April juga diperingati hari Kartini, seorang tokoh wanita yang mencetuskan “emansipasi wanita”. Bukunya yang terkenal “Habis Gelap Terbitlah Terang”. Dalam peristiwa Paskah, kita juga keluar dari gelap kepada terang. Tetapi ada yang terbali, dari terang kepada gelap.
Bulan April firman Tuhan tentang kebangkitan. Pdt. Lotnatigor dalam khotbahnya tiga minggu yang lalu berbicara tentang “Kebangkitan Yang Mengubahkan”. Minggu ini tentang “Kebangkitan dan Misi” merupakan kelanjutannya. Kebangkitan yang mengubahkan, Allah yang tidak berubah tetapi membuat perubahan. Karena pilihan yang keliru, manusia jatuh ke dalam dosa. Allah merubah kita yang hina menjadi mulia.
Kebangkitan dan misi tidak dapat dipisahkan. Matius 28 tekenal dengan sebutan “The Great Commission (Amanat Agung)”. Misi berkaitan dengan tugas / penugasan. Amanat Agung adalah penugasan yang agung karena yang menugaskan adalah Allah Yang Mahaagung. Hasil dari penugasan ini adalah sesuatu yang agung. Saudara dan saya adalah sebagai pelaksana Amanat Agung. Misi bukan bersifat sukarela dan bukan juga hanya untuk orang yang terpanggil melainkan tanggung jawab setiap orang percaya. Pekabaran Injil tidak bisa ditawar, misi bukanlah pilihan.
Mengapa Tuhan mengharuskan kita menjalankan Amanat Agung? Kalau Allah sudah melakukan perubahan, kita yang sudah diubahkan diutus untuk mengubahkan. Kita memiliki hak istimiwa diikutsertakan dalam karya keselamatan. Melayani Tuhan bukan dengan kekuatan diri-sendiri, harus tunduk dalam kehendak Allah. Ada yang menarik dalam Mat 28:18-20 Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."
Kita masuk dalam kuasa Kristus, kita menjalankan misi dengan kuasa itu.
»»  Lanjutkan Membaca...........