follow me via twitter

Sabtu, 07 Juli 2012

DOSA-DOSA YANG TERSEMBUNYI

“DOSA-DOSA YANG TERSEMBUNYI”, Matius 5:21-30
Pdt. Festus I. Gunawan

 “Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi.”
(Matius 5:14)
Dosa yang tersembunyi dapat mengakibatkan kita tidak menjadi terang dunia. Betapa sering kita tidak melaksanakan (jadi terang dunia) karena dosa yang tersembunyi (the hidden sin)? Dosa tersembunyi tidak kelihatan namun bisa muncul pada waktu tertentu. Dalam kehidupan manusia ada dua file. Yang pertama adalah pengalaman, kemenangan, dan pencapaian yang luar biasa. Yang kedua, kejatuhan, kegagalan, kekecewaan, termasuk dosa yang tersembunyi. Dosa tersembunyi dapat diilustrasikan dengan sebuah senter. Senter tidak akan menyala jika ada penghalang pada batere. Kondisi ini seperti dosa tersembunyi yang menghalangi kita menjadi terang dunia.

Dosa tersembunyi ada di dalam hati yang pada waktu tertentu akan kelihatan, seperti kesombongan yang muncul dalam tindakan atau kata-kata. Iri hati, kecongkakan, kenajisan bisa keluar dari dalam. Tampak dari luar tidak ada perbedaan ada atau tidak ada dosa tersembunyi. Yang membedakan adalah terang atau tidak terang. Matius 6:22-23, Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu; jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu. Jadi jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu."

Sadar akan adanya dosa tersebunyi tidaklah cukup, yang penting bagaimana kita menghadapinya. Yesus berkata: “Damai sejahtera kutinggalkan bagimu (Yoh 14:27)”. Orang yang melakukan dosa tersembunyi, tidak akan sejahtera. Kita perlu untuk mengalami kemenangan (terhadap dosa tersembunyi) seperti apa yang dikatakan oleh Paulus: “kamu lebih daripada pemenang”. Yang perlu dilakukan untuk mengalami kemenangan (terhadap dosa tersembunyi):
  1. Ijinkan Yesus membongkar dosa yang tersembunyi / sampah-sampah dalam hidup kita seperti senter yang perlu dibongkar agar bisa menyala. Sampah-sampah tersebut perlu didaur ulang dan Allah sanggup melakukannya agar dapat menjadi berguna dalam hidup kita. Kebanyakan kita tidak mau karena terasa sakit. Manusia tidak mungkin mendaurulang sesamanya. Koreksi manusia bisa menghancurkan, koreksi Tuhan membangun.
  2. Buka hati agar air kehidupan masuk ke dalamnya. Yohanes 7:38 berbunyi: Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup." Air di sini adalah Roh Kudus.
  3. Taruhlah kehidupan kita di bawah otoritas / kuasa Tuhan. “Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya (1 Petrus 5:6). Salah satu dosa tersembunyi adalah keinginan daging yang tidak akan terjadi kalau kita meletakkan hidup kita di bawah otoritas Tuhan.
  4. Fokuskan hati dan pikiran kita kepada Yesus. Kolose 3:1-2 “Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah. Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi.” Pandanglah pada Yesus, keindahan Tuhan akan menjadi milik kita
Dosa tersembunyi membuat betapa gelapnya hidup kita. Jadilah terang dunia. Don’t make your life as a nice hiding place for sin (Jangan jadikan hidupmu sebagai tempat perlindungan yang nyaman bagi dosa.
»»  Lanjutkan Membaca...........

Jumat, 06 Juli 2012

KOBARKAN KASIH MULA-MULA


“KOBARKAN KASIH MULA-MULA”, Wahyu 2:1-7
Ev. Usada L. Eltho
Dalam perjalanan kita sebagai orang percaya, salah satu yang harus kita ingat adalah bagaimana kasih kita mula-mula kepada Tuhan. Dalam kehidupan, kita bisa mengalami kemunduran seperti dalam kehidupan keluarga. Awalnya manis lalu terjadi konflik. Kita perlu penyegaran, seperti mobil yang perlu di-tune up setelah berjalan jauh.

Wahyu 2:1-7 ditujukan kepada jemaat di Efesus. Efesus adalah sebuah kota yang besar di Asia, penduduknya sekitar 250.000 orang. Gereja di Efesus didirikan oleh Paulus dalam perjalanan misinya yang kedua. Bukan hanya Paulu, gereja di Efesus dilayani juga oleh Akwila dan Priskila, setelah itu ada juga Timotius dan Yohanes. Gereja mengalami penurunan (degradasi) karena kehilangan kasih mula-mula kepada Tuhan. Jemaat di Efesus disebut jemaat Apostolik (gereja yang berasal dari para rasul dan tetap berpegang teguh pada kesaksian iman para rasul). Kisah pasal 18 sampai dengan pasal 20 mengungkapkan jemaat Efesus yang bersemangat dalam mengabarkan Injil.

Pujian Tuhan kepada jemaat Efesus:
  • Segala pekerjaanmu (pelayananmu)
  • Jerih payahmu (kerja keras)
  • Ketekunanmu (setia)
  • Tidak kompromi dengan hal jahat
  • Kwalitas doktrin yang kuat
  • Sabar menderita
  • Tidak kenal lelah (rela berkorban)

Banyak aktivitas rohani dilakukan oleh jemaat Efesus, akan tetapi ada satu teguran Tuhan kepada mereka, “Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula.” Dalam kehidupan kita, kasih itu bisa hilang meskipun aktivitas rohani begitu banyak. Ini adalah masalah yang serius. Tanda-tanda kasih mula-mula hilang:
  • Rutinitas (ibadah, pelayanan, dan persekutuan pribadi)
  • Kehilangan passion (kerjakan sesuatu asal selesai)
  • Kehilangan semangat
  • Diliputi rasa kecewa
  • Kasih kepada Tuhan dan sesama menjadi hambar

Kasih kepada Tuhan:
“Kasihilah Tuhan, Allahmu,dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu.Dan hukum yang kedua ialah: kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama daripada kedua hukum ini (Markus 12:30-31)”.
Dampak (jika tidak mengasihi Tuhan): pelayanan bersifat profesional, karena upah,sekedar tugas, rutinitas, tidak hidup dan tidak indah.

Kasih Persaudaraan:
“Jikalau seorang berkata: “Aku mengasihi Allah”, dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah yang tidak dilihatnya (1 Yohanes 4:20)”.
Dampak (jika tidak memiliki kasih persaudaraan): Suka menjelekkan dan mencela, terpecah-pecah dalam jemaat.

Gereja di Efesus saat ini tinggal puing-puing karena mereka tidak menjalankan apa yang diingatkan Tuhan. Tuhan tidak hanya mencela tetapi memberikan solusi dan pemulihan:

  1. Ingat betapa dalamnya kita jatuh (sadar dan instropeksi diri)
  2. Bertobatlah! (segera dan jangan tunda)
  3. Lakukanlah apa yang semula kita lakukan
Semua ini kita butuhkan agar kita disegarkan kembali.

Jika kita tidak berubah, maka kaki dian akan diambil. Jika kita melayani Tuhan tanpa kasih, maka Tuhan tidak berkenan akan pelayanan kita. Pelayanan yang benar didahului hati yang mengasihi, kemudian baru melayani.

Hal baik jemaat Efesus yang lain adalah membenci pengikut Nikolaus (Niko:mengatasi, laus: awam). Ada dua ajaran Nikolaus: orang awam tidak boleh bertanya tentang kebenaran dan memisahkan antara kehidupan rohani dan fisik.

Nasihat dan berkat:
  1. Dengar (perhatikan dengan seksama) apa yang dikatakan Roh melalui FirmanNya
  2. Barangsiapa menang akan diberi makan dari pohon kehidupan (lambang hidup kekal). Siapakah yang menang?
“Sebab semua yang lahir dari Allah, mengalahkan dunia. Dan inilah kemenangan yang mengalahkan dunia: iman kita. Siapakah yang akan mengalahkan dunia, selain daripada dia yang percaya bahwa Yesus adalah Anak Allah (1 Yoh 5:4-5)

Jemaat Efesus gagal, jangan kita meniru. Kiranya melalui firman Tuhan ini kita menilai diri kita dan mengobarkan kasih yang mula-mula.
»»  Lanjutkan Membaca...........

SAULUS MENJADI PAULUS


Tema                          : SAULUS MENJADI PAULUS
Pengkhotbah             : Pdt. Festus I. Gunawan
Nats Alkitab               : Kisah 9:1-19a

Saulus adalah nama orang Yahudi / Israel, Paulus adalah nama orang Yunani. Bukan masalah penggantian nama dari Saulus menjadi Paulus tetapi bagaimana Saulus diubh sedemikian rupa sehingga menjadi pribadi yang mengherankan. Ada kuasa yang telah mengubah dia. Di ayat 1 Saulus berkobar-kobar hatinya untuk mengancam dan membunuh murid-murid Tuhan. Tetapi di ayat 19b - 22, orang-orang Yahudi bingung karena Saulus memberitakan Yesus adalah Anak Allah bahkan membuktikan bahwa Yesus adalah Mesias. Pujangga Inggris yang terkenal, Shakespeare pernah berkata “What’s in a name? (Apa arti sebuah nama?)”. Sekuntum Mawar walau namanya diubah tetap harum. Bunga Bangkai tetap bau walau namanya diganti.

Allah telah melakukan sesuatu yang luar biasa dalam kehidupan Saulus. Saulus sebelumnya membunuh orang percaya dan menyetujui Stefanus dibunuh. Tetap setelah pasal 13, Saulus disebut Paulus. Allah yang heran menjadikan Saulus menjadi pribadi yang mengherankan. Tua-tua gereja meragukan (pertobatan) Saulus. Tuhan memakai Barnabas meyakinkan mereka mengenai perubahan Saulus. Ayat 22 berkata: “Akan tetapi Saulus semakin besar pengaruhnya dan ia membingungkan orang-orang Yahudi yang tinggal di Damsyik, karena ia membuktikan, bahwa Yesus adalah Mesias.” Dalam bahasa Inggris dikatakan bahwa Salus berkobar-kobar, bukan membinasakan orang percaya tapi mengabarkan Injil. Apa yang tidak mungkin bagi manusia, mungkin bagi Allah. Kadangkala kita juga meragukan orang yang seperti Saulus, untung ada Barnabas yang mau menerima Saulus.

Hampir separuh kitab Perjanjian Baru ditulis oleh Paulus (13 kitab dari 27 kitab). Paulus seorang ahli Taurat tapi bukan karena itu dia dipakai oleh Tuhan. Paulus berkata di Fil 3:8: “Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus”. Mengapa orang Kristen tidak mengalami kuasa Tuhan yang heran? Kita sering bernyanyi “Allah kita heran dan besar”. Karena kekristenan kita tidak sungguh-sungguh. Dalam sebuah artikel ada kalimat yang mengatakan: “Stop talking to God about how big your problem are…but start talking to your problem about how big your God is (berhenti berkata kepada Tuhan tentang besarnya masalah anda…tetapi mulailah berkata kepada masalah betapa besarnya Tuhan anda”. Kalimat lain berkata: “Jangan katakan beban kita terlalu berat tetapi Tuhan mampu mengangkat beban kita seberat apapun”.

Saulus mengalami karya Allah yang mengherankan. Kita tidak perlu ganti nama (untuk berubah) tapi yang perlu berubah adalah apa yang ada di dalam hati kita. Allah ingin membentuk karakter kita seperti Petrus yang pengecut menjadi seorang yang berani. Allah tidak melihat latar belakang Saulus, perubahan yang dialami oleh Saulus bagai bumi dan langit. Apakah ada yang pernah berkata kepada saudara: “Hidup anda luar biasa, sungguh mengherankan!” Apakah hanya di dalam gereja kita menjadi domba yang taat dan di luar gereja kita menjadi serigala?

Paulus dipakai oleh Tuhan untuk menjangkau orang-orang non-Yahudi. Pertobatannya sungguh-sungguh. Paulus (rela) menderita karena dipakai oleh Tuhan seperti dinyatakan pada Roma 8: 18: “Sebab aku yakin, bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita.” Dituntut kesetiaan, Paulus setia sampai mati.

Firman Tuhan ini membawa kita pada satu tekad yang sungguh-sungguh rindu membalas kebaikan Tuhan, mau berserah penuh. Tidak menjadi Paulus, kita bisa menjadi Barnabas. Apapun adanya, Tuhan berkuasa memakai kita.
»»  Lanjutkan Membaca...........

Sabtu, 02 Juni 2012

MELAYANI ORANG MISKIN


Tema                          : Melayani Orang Miskin
Pengkhotbah             : Ev. Ria Pasaribu
Nats Alkitab               : Kisah 6:1-7
1Pada masa itu, ketika jumlah murid makin bertambah, timbullah sungut-sungut di antara orang-orang Yahudi yang berbahasa Yunani terhadap orang-orang Ibrani, karena pembagian kepada janda-janda mereka diabaikan dalam pelayanan sehari-hari. 2Berhubung dengan itu kedua belas rasul itu memanggil semua murid berkumpul dan berkata: "Kami tidak merasa puas, karena kami melalaikan Firman Allah untuk melayani meja. 3Karena itu, saudara-saudara, pilihlah tujuh orang dari antaramu, yang terkenal baik, dan yang penuh Roh dan hikmat, supaya kami mengangkat mereka untuk tugas itu, 4dan supaya kami sendiri dapat memusatkan pikiran dalam doa dan pelayanan Firman." 5Usul itu diterima baik oleh seluruh jemaat, lalu mereka memilih Stefanus, seorang yang penuh iman dan Roh Kudus, dan Filipus, Prokhorus, Nikanor, Timon, Parmenas dan Nikolaus, seorang penganut agama Yahudi dari Antiokhia. 6Mereka itu dihadapkan kepada rasul-rasul, lalu rasul-rasul itupun berdoa dan meletakkan tangan di atas mereka. 7Firman Allah makin tersebar, dan jumlah murid di Yerusalem makin bertambah banyak; juga sejumlah besar imam menyerahkan diri dan percaya. (Kisah 6:1-7)
Peristiwa dalam Kisah 6:1-7 menceritakan tentang karya Roh Kudus bersama dengan rasul-rasul dan umat Tuhan. Kisah Para Rasul adalah peristiwa pekerjaan Kristus yang dilanjutkan oleh umat Allah. FF Bruce menyebut Kisah Para Rasul sebagai karya Allah dan orang percaya. Pekerjaan Kristus telah selesai tapi pekerjaan keselamatan terus dilaksanakan.
Dalam Kisah 1:8 berkata: ”Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi." Mengapa Allah mendatangkan Roh Kudus? Roh Kudus bukan hanya sekedar kekuatan (power), bukan “something (sesuatu)” melainkan “someone (sebuah pribadi)”. Roh Kudus datang untuk menguatkan (empower) orang percaya.
Dalam Yoh 5:17 dikatakan: “…Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Akupun bekerja juga." Sangat jelas bahwa Allah terus bekerja sampai sekarang. Yesus juga bekerja. Orang-orang percaya bekerja dengan Tuhan. Sama seperti Yesus, orang percaya juga harus berkata: “Akupun bekerja sampai sekarang”.
Roh Kudus menyertai orang percaya, Dia memeteraikan kita menjadi anak Allah. Roh Kudus ada di dalam hati setiap orang percaya. Oleh karena itu, kita tidak mungkin duduk tenang, tetapi harus menjadi saksi Tuhan. Kita perlu bertanya apakah saya bersama-sama dengan Tuhan bekerja untuk dunia ini. Kadang orang melayani hanya untuk sementara saja seperti menjadi panitia Natal. Kita bisa bekerja sebagai pengurus atau bukan pengurus. Di sini digunakan kalimat Present Continuous Tense, kita bekerja terus-menerus sampai kita dipanggil oleh Tuhan.
Peristiwa pesawat Sukhoi (menabrak Gunung Salak dan menewaskan semua awak pesawat dan penumpangnya) membuat sebagian orang takut naik pesawat. Jangan takut mati karena jika kita masih ada PR dari Tuhan, kita tidak akan mati. Kadang gereja mengutamakan jumlah (jemaat) sehingga menggunakan cara-cara seperti perusahaan (dalam meningkatkan jumlah jemaat) seperti mengundang artis, dll. Jumlah bukanlah tujuan tetapi hasil dari pekerjaan. Bekerjalah supaya banyak orang mengalami Yesus.
Kemajuan kadang membuat kita stres (Kis 6:1). Bandingkan dengan Kisah 4, saat ada tantangan mereka berseru kepada Allah (ay 24), Itulah tanda orang percaya (the sign of believers). Apa yang membuat mereka sepakat untuk berdoa? Allah bisa menggunakan masalah-masalah untuk mendemonstrasikan kuasa-Nya yang luar biasa. Semakin besar jumlah jemaat, semakin banyak dibutuhkan orang yang bekerja. Kita harus dengan serius mempedulikan jemaat yang berkekurangan. Kita mengerti kebenaran dan saling memperhatikan. Di ayat 3 (Kis 6), yang dipilih bukan orang sembarangan tetapi tidak harus orang yang luar biasa. Yang dipilih adalah orang yang:
1.      terkenal baik
2.      yang penuh Roh
3.      yang berhikmat.
Ini yang dibangun oleh gereja: kekompakan, semua setuju melakukan misi Allah. Selanjutnya di ayat 7 dikatakan bahwa Firman Allah makin tersebar, jumlah murid makin bertambah banyak. Bahkan sejumlah besar imam menyerahkan diri dan percaya.
Apa mimpi kita sebagai jemaat atau gereja Tuhan? Kasih Allah disebar kemana-mana sehingga orang-orang miskin, yang menderita dekat di hati Tuhan. Dalam Ul 15:11: “Sebab orang-orang miskin tidak hentinya akan ada di dalam negeri itu; itulah sebabnya aku memberi perintah kepadamu, demikian: Haruslah engkau membuka tangan lebar-lebar bagi saudaramu, yang tertindas dan yang miskin di negerimu.". Siapa yang paling banyak dilayani oleh Tuhan Yesus? ….Yang miskin, yang berdosa, dan yang susah. Pada waktu Yesus member makan kepada lebih dari 5000 orang, Yesus berkata kepada murid-Nya “Engkau harus member mereka makan”. Apa Yesus tidak tahu bahwa mereka (murid-Nya) tidak bisa member mereka makan? Bukan bisa atau tidak bisa tetapi kepedulian yang diinginkan oleh Tuhan Yesus. Tuhan tidak pernah menyuruh kita tanpa penyertaan-Nya.
Suatu kali seorang ibu yang pernah dijual bertemu dengan  belasan anak yang dijual dari suatu negara ke negara lain. Dia bekerja ke berbagai Negara untuk menolong anak-anak yang diperjualbelikan. Dia berkata kepada anak-anak itu; “Tuhan mencintai kalian” Anak-anak itu berkata: “Kalau Tuhan mencintai kami, mengapa kami dijual?” Ibu itu berkata: “Bukan Tuhan tidak mencintai kalian tapi gereja dan orang percaya diam (tidak berbuat apa-apa). Itu salah gereja / orang percaya, bukan salah Tuhan.
Marilah kita dengan rendah hati membagi berkat, memuliakan Tuhan.
»»  Lanjutkan Membaca...........

Senin, 21 Mei 2012

KASIH IBU DAN ANAK


Tema                          : Kasih Ibu dan Anak
Pengkhotbah             : Pdt. Festus I. Gunawan
Nats Alkitab               : Efesus 6:1-4; Efesus 5:33

Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, karena haruslah demikian. Hormatilah ayahmu dan ibumu--ini adalah suatu perintah yang penting, seperti yang nyata dari janji ini:  supaya kamu berbahagia dan panjang umurmu di bumi. Dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan. (Efesus 6:1-4)

Dalam bahasa Inggris ada tiga kata mengenai rumah: mansion, house, dan home. Keluarga atau rumah tangga bukan house tetapi home. Home sick artinya rindu kepada keluarga bukan kepada rumah. Suatu kali saya dan rombongan pelayanan mengunjungi sebuah panti asuhan di Sentul yang dikelola oleh seorang wanita yang berdisiplin tinggi dan berwibawa. Ketika memasuki lobi panti asuhan tersebut, ada tulisan “A house is made of walls and beams; a Home is built with Love and Dreams”, artinya “Sebuah rumah (house) terbuat dari dinding dan tiang; sebuah keluarga (home) dibangun dengan cinta dan mimpi”.
“Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya; jikalau bukan TUHAN yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga. (Mazmur 127:1)”. Membangun sebuah rumah (house) lebih mudah daripada membangun sebuah keluarga (home).

Jika Tuhan menawarkan tiga pilihan di bawah ini, manakah yang anda pilih?
1.      Memiliki keluarga yang kaya
2.      Memiliki keluarga yang sukses
3.      Memiliki keluarga yang diisi dengan kasih
Kekayaan dan kesuksesan tidak bersifat kekal tetapi kasih akan terus-menerus (kekal). Dalam I Korintus 13:13 dikatakan “Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih.” Mintalah kepada Tuhan untuk mengisi keluarga keluarga kita dengan kasih.

Dalam sebuah keluarga, peran seorang ibu sangat penting  dan luar biasa. Ayah biasanya tidak tahu barang kebutuhan sehari-hari sudah habis, tapi ibu pasti tahu. Ibu juga yang biasanya yang banyak berhubungan dengan anak-anak dan menyiapkan kebutuhan mereka. Saya memiliki kenangan yang manis tentang ibu saya. Pada suatu malam saya terbangun, saya melihat ibu saya masih bekerja menjahit baju. Lagu kasih ibu berkata demikian: “Kasih ibu kepada beta tak terhingga sepanjang masa. Hanya memberi, tak harap kembali, bagai sang surya, menyinari dunia.”

Anak-anak, hormatilah ibumu. Para suami, kasihilah isterimu.
Selamat hari Ibu.
»»  Lanjutkan Membaca...........

Sabtu, 19 Mei 2012

SEMINAR KELUARGA

SEMINAR KELUARGA

Tema                    : “To Be a Better Half
Pembicara         : Dra.Charlote Priatna
Hari, Tanggal     :  Jumat, 25 Mei 2012
Waktu                  : Pkl.19.00 WIB
Tempat                : GKKK Gading Serpong
                                Jln. Kelapa Gading Selatan, Blok AJ. 10/27. Tangerang - Banten


Disediakan makan malam & Tempat terbatas


Datang dan ajaklah rekan-rekan yang lain hadir bersama dalam acara ini.
»»  Lanjutkan Membaca...........

Jumat, 18 Mei 2012

ORANGTUA SEBAGAI PENDIDIK BAGI ANAKNYA


ORANGTUA SEBAGAI PENDIDIK BAGI ANAKNYA
Oleh: Ishak Natan dan Karyanto Gunawan
“Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun.” (Ulangan 6:6-7).
“Dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan” (Efesus 6:4).
“Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu.” (Amsal 22:6).
Bagian Kitab Suci yang kami kutip di atas dengan jelas memperlihatkan peran dan tugas orangtua dalam hal mendidik anaknya dengan “kurikulum” yang berhubungan dengan perintah Tuhan atau ajaran dan nasihat Tuhan, agar anak-anak menjadi pribadi yang mengasihi / menghormati Tuhan dengan melakukan perintah / ajaran dan nasihat Tuhan dalam kehidupan mereka. Pada bagian lain di Keluaran 12:24-28, kita dapati bagaimana Tuhan memerintahkan para orangtua Israel untuk menjawab pertanyaan anak-anak mereka yang berhubungan dengan masalah ibadah / iman mereka.
Kami yakin pembaca INKOM (khususnya yang sudah lama menjadì murid Kristus) tahu ayat-ayat Kitab Suci tersebut, sehingga tahu bahwa kepada kita, para orangtua, Tuhan memberikan peran sebagai pendidik bagi anak-anak yang Tuhan titipkan dalam keluarga kita. Masalahnya adalah apakah hal-hal yang harus kita perhatikan agar kita menjadi pendidik yang efektif bagi anak kita.
1.      Mulailah Sejak Dini.
Perkembangan moral seorang anak bertumbuh melalui tahapan-tahapan tertentu. Karena itu sejak dini isilah hati dan pikiran anak dengan kisah-kisah dari Alkitab dengan menceritakannya. Bagi anak yang sudah dapat mengerti kata benda / kerja / sifat yang abstrak, seperti: mengasihi, membenci, pandai, bodoh, rajin, malas; ajaklah anak untuk membaca bersama kitab Amsal secara berkala diselingi dengan tanya-jawab.
Mengapa kitab Amsal ? “Untuk mengetahui hikmat dan didikan, untuk mengerti kata-kata yang bermakna, untuk menerima didikan yang menjadikan pandai, serta kebenaran, keadilan dan kejujuran, untuk memberikan kecerdasan kepada orang yang tak berpengalaman, dan pengetahuan serta kebijaksanaan kepada orang muda.” (Amsal 1:24).
Kitab Amsal berjumlah 31 pasal. Bacalah bersama anak setiap hari satu pasal, yaitu pasal yang sesuai tanggal hari tersebut (sedikit berubah untuk bulan dengan jumlah hari bukan 31 hari). Lakukan tanya jawab sesudahnya mengenai hal-hal yang ia mengerti dalam rangka membangun sifat patuhnya (obedience). Kegiatan ini hanya memerlukan waktu sekitar 15-30 menit per hari. Inilah investasi yang paling bernilai yang kita dapat lakukan sebagai orangtua bagi anak, daripada membiarkannya berjam-jam nonton film kartun di televisi.
2.      Teladan Orangtua.
“Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan.” (Ul. 6:6). “Kamu harus memegang ini sebagai ketetapan……..” (Kel. 12:24). Sebelum orangtua berperan sebagat pendidik bagi anaknya, maka orangtua haruslah menjadi pribadi yang terlebih dahulu memperhatikan / memegang / mematuhi perintah Tuhan. Orangtua haruslah terlebih dahulu menjadi murid Kristus, bila ia ingin menjadi pendidik yang efektit dalam proses pemuridan anak-anaknya menjadi murid Kristus.
Teladan kehidupan orangtua adalah metode yang paling efektif dan aman dalam mendidik anak. Sebuah pepatah berkata demikian: You may train your child by what you say, or by what you do; but you train them most by what you are. Atau mungkin Anda pernah mendengar ungkapan: Like father like son. Salah satu faktor pemicu yang membangkitkan amarah anak kepada orangtuanya (khususnya kepada ayah) adalah absennya tetadan orangtua dibalik perintah-perintah / kehendak orangtua kepada anaknya.
Timbul pertanyaan bagaimana bila orangtua yang di dalam ketidaksempurnaannya sebagai manusia melakukan suatu perbuatan yang tidak sesuai dengan perintah / ajaran / nasihat Tuhan, dan perbuatari itu diketahui oleh anaknya ? Dalam kasus demikian, kami yakin anak akan tetap menghormati orangtuanya, bila orangtua segera bertobat, menunjukkan penyesalan yang mendalam, dan dengan rendah hati mengaku di hadapan anak.
3.      Berulang-ulang di Setiap kesempatan.
Mengapa berulang-ulang ? Karena kita semua menyadari, bahwa adalah sebuah kemustahilan untuk membentuk karakter / moral / kerohanian seseorang hanya dalam satu kali langsung jadi. Repetition is the mother of skill and character, demikian kata Rick Warren.
Bagian ini secara implisit mengingatkan kita para orangtua, bahwa untuk membentuk satu pribadi yang berkenan kepada Tuhan diperlukan waktu, perlu sebuah proses, jangan mengharapkan hasil secara instan. Bandingkanlah bila kita ingin menghasilkan sebuah film yang baik, yang berkualitas, pasti diperlukan banyak waktu, apalagi ingin membentuk satu pribadi yang hidupnya mengasihi Allah dan sesamanya.
Berikut ini adalah intisari dari buku Training Your Children for Christ yang ditulis oleh William Booth.
Prinsip-prinsip Mendisiplin Anak:
  1. Pastikan perbuatan “apa” yang salah.
  2. Pastikan bahwa perbuatan salah itu dilakukan dengan sengaja.
  3. Lakukan pendisiplinan sedini mungkin setelah anak bersalah, jangan menunda.
  4. Hukuman yang diberikan harus memberi efek jera agar perbuatan salah itu tidak diulangi lagi.
  5. Pakai “tongkat didikan” dimana perlu, dan imbangi dengan ungkapan kasih segera setelah itu. Amsal 1 3:24 berkata “Siapa tidak menggunakan tongkat, benci kepada anaknya tetapi siapa mengasihi anaknya, menghajar dia pada waktunya. (Bandingkan Amsal 22:15, 23:13-14, 29:15).
  6. Jangan mendisiplin anak bila orangtua dalam keadaan letih atau marah.
  7. Jangan diulur menjadi konflik berkepanjangan. Pendisiplinan yang cepat mempercepat proses ketaatan daripada dibiarkan.

Hal-hal “JANGAN” yang Perlu Orangtua Ketahui:
1.      Jangan sekali-kali mengutamakan hal-hal duniawi dan sementara lebih daripada hal-hal surgawi dan kekal.
2.      Jangan ditipu diri sendiri, bahwa membirkan anak semaunya akan membuatnya menjadi pribadi baik dan rela berkorban.
3.      Jangan berharap anak yang keras hati akan tunduk pada Tuhan dan orangtua, tanpa kesabaran dan doa orangtuanya.
4.      Jangan berpikir anak tidak tahu kalau hidup Kristen Anda palsu dan pura-pura.
5.      Jangan berharap karakter anak akan Iebih baik dari contoh hidup Anda sendiri dan teman sepergaulannya.
6.      Jangan cemari “keindahan” hati anak dengan “kecantikan palsu” dunia.
7.      Jangan isi pikiran anak dengan “superioritas” atas teman sekolah, sepergaulan dan orang sekitarnya.
8.      Jangan jadikan anak letaki “raja kecil” atas saudaranya yang perempuan
9.      Jangan bisiki anak perempuan bahwa tujuan utama hidup hanyalah perkawinan.
10.  Jangan manjakan anak berlebihan.
11.  Jangan berargumentasi di hadapan anak dengan pasangan hidup kita
12.  Jangan pilih kasih di antara anak-anak.
13.  Jangan segan mendisiplin kalau anak berjalan di jalan sesat, atau mendambakan sesuatu yang salah menurut Anda sebagai orangtua, walaupun mesti ribut dengannya.
Sebagai penutup, patut kita semua ketahui, bahwa tugas yang paling utama dari orangtua Kristen bukanlah menjadikan anak-anaknya beragama Kristen, melainkan hiduplah secara Kristen dengan konsisten. Ketika anak-anak melihat keagungan iman dan keindahan kehidupan orang-orang yang percaya kepada Allah di dalam Tuhan Yesus Kristus, maka anak-anak pun akan menerima-Nya sebagai Tuhan dan Juru selamat mereka secara pribadi. Kiranya Allah Tritunggal menganugerahkan rahmat dan hikmat-Nya agar kita dapat menjadi orangtua-orangtua yang berkenan kepada-Nya.



Ishak Natan, masuk jurusan Teknik Sipil Universitas Kristen Petra sebagai angkatan pertama tahun 1962, dan menyelesaikannya di Technische Universitaet Berlin, Germany tahun 1974. Di kota Berlin beliau ditangkap oleh Gusti Yesus di persekutuan mahasiwa Jerman. Balik ke Indonesia melibatkan diri dengan pelayanan mahasiswa Perkantas Jatim serta menjabat kepengurusannya. Setelah berkecimpung sekitar 20 tahun sebagai Pembina Alumni, engineering consultant, management trainer & business mentor, beliau sekeluarga kemudian bermigrasi ke Selandia Baru. Bermukim di Selandia Baru sampai sekarang, beliau menyaksikan hancurnya Judeo-Christian values yang berimbaskan rontoknya kehidupan keluarga dan kehidupan moral masyarakat western civilization. Sambil berselancar di dunia maya (internet), Tuhan Yesus masih memberikannya kemampuan meraih Graduate-Diploma In Theology bridging to M.Th (2009) from Laidlaw College (formerly BCNZ) and Bronze Medallion (2008) from Koinonia Institute (US).
Karyanto Gunawan, alumni Teknik Sipil UKP angkatan 1982. yang kemudian terpanggil menjadi hamba Tuhan dan melanjutkan studi di Seminari Alkitab Asia Tenggara Malang. menikah dengan Hanny Lilihata dan dikarunia dua arang anak, Monica Jasmine Gunawan dan Sebastian Elson Gunawan. Sekarang melayani sebagai Pendeta dan Sekretaris Umum BPH Majelis sinode Gereja Kristen Kalam Kudus di Jakarta.
»»  Lanjutkan Membaca...........

Senin, 14 Mei 2012

CINTA KUAT SEPERTI MAUT

CINTA KUAT SEPERTI MAUT


Tema                          : Cinta Kuat Seperti Maut
Pengkhotbah             : Ev. Usada L. Eltho
Nats Alkitab               : Kidung Agung 8:5-7
5Siapakah dia yang muncul dari padang gurun, yang bersandar pada kekasihnya? --Di bawah pohon apel kubangunkan engkau, di sanalah ibumu telah mengandung engkau, di sanalah ia mengandung dan melahirkan engkau. 6--Taruhlah aku seperti meterai pada hatimu, seperti meterai pada lenganmu, karena cinta kuat seperti maut, kegairahan gigih seperti dunia orang mati, nyalanya adalah nyala api, seperti nyala api TUHAN! 7Air yang banyak tak dapat memadamkan cinta, sungai-sungai tak dapat menghanyutkannya. Sekalipun orang memberi segala harta benda rumahnya untuk cinta, namun ia pasti akan dihina. (Kid 8:5-7)

Mengapa orang menikah? Karena cinta. Dari hasil penelitian, pria memilih wanita karena ketertarikan fisik wanita, sedangkan wanita memilih pria yang memiliki kewibawaan, kemampuan, dan bisa memberikan perlindungan. Ada artikel yang berjudul “Jatuh Cinta, Bangun Cinta” ada kalimat berikut ini: “Mau teman hidup? Jatuh cintalah, tetapi sesudah itu bangunlah cinta”. Jatuh cinta bisa buta kalau hanya melihat kelebihan-kelebihan. Perlu membangun cinta karena sangatlah penting seperti mengampuni, memaafkan, dan menghargai kekurangan pasangan. Jatuh cinta bisa pada pandangan pertama tetapi membangun cinta sampai menutup mata.

        I.            Kasih Diletakkan dan Diekpresikan dari Hati (ay 6a)
Menurut Gary Chapman, ada lima ekspresi atau bahasa cinta:
1.      Kata-kata penegasan (positif, menyenangkan), penting untuk membangun bukan menghina atau memaki. Jangan pelit untuk memuji dan menghargai.
2.      Waktu yang berkualitas, yaitu waktu yang terbaik.
3.      Hadiah, perlu, tidak harus pemberian yang besar.
4.      Tindakan pelayanan, misalnya suami membantu isteri mencuci piring.
5.      Sentuhan fisik, seperti bayi yang perlu sentuhan dari ibunya, remaja yang ditepuk di bagian punggungnya.
      II.            Kasih Tak Dapat Dihalangi
Mengapa cinta kuat seperti maut? Cinta itu dahsyat, tidak dapat dihalangi. Cinta kuat seperti maut, kegigihannya seperti dunia orang mati, nyalanya seperti nyala api Tuhan, tak dapat dipadamkan oleh air, dan tidak dapat dibeli.
Contoh cinta yang tidak dapat dihalangi:
1.    Mother Theresa yang merawat penderita penyakit aids, memeluk penderita lepra tanpa takut terjangkit.






2.      Thomas / Advent Bangun yang berubah profesi dan gaya hidup dari artis menjadi seorang pendeta.

3.      Kasih sayang seorang ibu yang menggendong anaknya yang berpostur sangat besar yang sedang sakit.
4.      Kasih sayang terhadap orang tua. Seorang pria (62 tahun) menggendong ibunya yang sedang sakit di sebuah rumah sakit di Taiwan.
5.      Kasih Tuhan Yesus Kristus


Kiranya firman Tuhan menolong kita untuk makin mengasihi, dapat mengekspresikan bahasa kasih kepada suami, isteri, anak, orang tua, atau kepada orang lain. Saat kita mengasihi, jangan kita melihat kekurangan seperti Yesus yang mengasihi saat kita berdosa dan memberontak.
»»  Lanjutkan Membaca...........