follow me via twitter

Minggu, 25 Maret 2012

MENJANGKAU DAN MELAYANI ANAK

Tema                          : Menjangkau dan Melayani Anak
Pengkhotbah             : Pdt. Karyanto Gunawan
Nats Alkitab               : Ul 6:6-7;  Ams 22:6
Dalam pelayanan misi gereja, ada sebuah lembaga yang mencetuskan gerakan Jendela 10/40. Jendela 10/40 adalah daerah di khatulistiwa, antara 10 derajat dan 40 derajat Lintang Utara, antara Afrika dan Asia Timur. Dalam wilayah ini terdapat 57 negara dengan populasi 3,6 milyar manusia, yang sama dengan 60% populasi manusia di dunia. Lembaga ini tergerak memperhatikan anak-anak.

Ada gerakan lain yang dinamakan Jendela 4/14, yaitu gerakan untuk memperhatikan anak-anak usia 4 tahun sampai dengan 14 tahun. Menurut data dari UNICEF (salah satu badan di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa yang memberikan pelayanan teknis, pembangunan kapasitas, advokasi, perumusan kebijakan, dan mempromosikan isu-isu mengenai anak):
  • Anak-anak di bawah usia 15 thn mencapai 2 miliar atau 1/3 jumlah seluruh penduduk dunia.
  • Di negara berkembang jumlah anak-anak adalah ½ dari seluruh populasi negara tersebut


Data tentang Indonesia:
à Negara terbesar ke-4 di dunia setelah China, India, dan Amerika Serikat
à Negara demokrasi terbesar ke-3 di dunia setelah India dan Amerika Serikat
à  Penduduk 2010: 237.566.323 jiwa
à Penduduk di Pulau Jawa: 137.345.543 jiwa = jumlah penduduk negara terbesar ke-8
à  Sejak 2005: Tiap tahun ≈ 5 jt anak lahir  ≈ 1 negara Singapura
à 2000 – 2010: 41,25 juta anak lahir.

Jika kekristenan di Indonesia sebesar 8,7%, maka jumlah anak-anak sebanyak 5,8 juta jiwa. Dalam sepuluh ke depan Negara Jepang dan Singapura bisa kehilangan generasi muda karena banyak penduduk yang tidak mau menikah. Generasi muda Indonesia memiliki kesempatan untuk menjadi pemimpin di Negara-negara ini. Namun selain pengetahuan, anak-anak memerlukan iman.

Jutaan anak di dunia menderita karena  kemiskinan, data menunjukkan bahwa:
  • Lebih dari 90 juta anak balita menderita kelaparan dan gizi buruk.
  • 35.000 anak meninggal setiap hari dengan penyakit yang sebenarnya mudah dicegah.
  • 134 juta anak tidak mempunyai akses ke sekolah dan 360 juta anak buta huruf.
  • 15 juta anak menjadi yatim/piatu karena ortu meninggal akibat AIDS.
  • 4-5 juta anak terinfeksi HIV AIDS.


Anak-anak harus diajar untuk bersyukur karena anak-anak berada dalam bahaya konsumerisme. Anak-anak bisa mempengaruhi lingkungan tapi juga dapat dipengaruhi oleh lingkungannya. Kita tidak bisa mencegah anak-anak kita melakukan akses ke internet. Yang harus kita lakukan adalah membangun suatu sistem kehidupan yang takut akan Tuhan.

Blackberry dan Ipad adalah alat yang dapat digunakan untuk mengirim ayat Firman Tuhan, memberikan penghiburan namun bisa juga digunakan untuk hal-hal yang tidak benar. Anak-anak harus dibangun kesadarannya sehingga dapat melihat mana yang baik dan mana yang tidak baik.

Survey menunjukkan :
   “Sekitar 85 % orang Kristen mengaku bahwa mereka mengambil keputusan terima Tuhan Yesus Kristus ketika berusia antara 4 sampai 14 tahun.  Lewat dari 14 tahun lebih sulit bagi seseorang untuk terima Tuhan Yesus Kristus.” (Jendela 4/14)

Lionel Hunt dalam bukunya “Handbook of Children Evangelism” mengatakan bahwa anak-anak:
86 % terima Tuhan Yesus sebelum usia 15 thn.
10 % terima Tuhan Yesus antara usia 15 dan 30 thn.
4 % terima Tuhan Yesus setelah usia 30 thn.

Anak-anak perlu fondasi yang kuat, antara lain melalui guru-guru Sekolah Minggu yang mengajar (firman Tuhan) setiap hari Minggu. Dalam mendidik anak-anak, perlu diperhatikan antara lain:
  1. Mulailah sejak dini. Amsal 22:6: “Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu.” Anak-anak membutuhkan pengajar yang perpengalaman dan memiliki pengetahuan tentang anak. Jangan menunggu sampai anak menjadi besar, tetapi mulailah sejak dini.
  2. Teladan orang tua. Ulangan 6:6: “Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan” Keluaran 12:24: “Kamu harus memegang ini sebagai ketetapan sampai selama-lamanya bagimu dan bagi anak-anakmu.” Sebelum memberikan pengajaran, orang tua harus terlebih dulu memperhatikan dan memegang perintah firman Tuhan. Ada pepatah Inggris yang mengatakan “Like Father Like Son”. Anak-anak belajar dari hidup kita sehari-hari.
  3. Berulang-ulang di setiap kesempatan. Ulangan 6:7: “haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun”. Dalam segala kesempatan, situasi, anak perlu diajak berbicara dan diberikan pengajaran. Pengulangan adalah dasar dari sebuah keterampilan.

Bagi setiap orang tua, marilah kita memberikan perhatian kepada anak-anak kita karena ancaman terhadap mereka begitu besar. Kita perlu waktu yang berkuantitas dan berkualitas untuk anak-anak kita. Perlu waktu untuk membangun anak-anak, perlu doa untuk anak-anak.
»»  Lanjutkan Membaca...........