follow me via twitter

Rabu, 14 Maret 2012

MANUSIA SEBAGAI PRIBADI YANG DICIPTAKAN

Tema                         : Manusia Sebagai Pribadi Yang Diciptakan
Pengkhotbah         : Pdt. Paulus Daun
Nats Alkitab            : Kej 1:27; Neh 9:6

“Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.” (Kej 1:27)

"Hanya Engkau adalah TUHAN! Engkau telah menjadikan langit, ya langit segala langit dengan segala bala tentaranya, dan bumi dengan segala yang ada di atasnya, dan laut dengan segala yang ada di dalamnya. Engkau memberi hidup kepada semuanya itu dan bala tentara langit sujud menyembah kepada-Mu.” (Neh 9:6)

Segala sesuatu yang ada di dunia, segala sesuatu yang ada di bumi, segala sesuatu yang ada di laut – diciptakan oleh Allah. Kejadian pasal 1 khusus membicarakan bahwa manusia adalah makhluk ciptaan Allah. Di antara makhluk ciptaan Allah, manusia adalah makhluk yang termulia, mengapa? Karena manusia memiliki kepribadian sehingga rasio yang dimiliki oleh manusia dapat mempertimbangkan segala sesuatu, merasakan segala sesuatu, memilih dan memutuskan segala sesuatu (kehendak).

Karena diciptakan oleh Allah, manusia perlu menggantungkan dirinya kepada Allah. Begitu melepaskan diri dari Allah, manusia tidak dapat hidup. Walau memiliki seluruh dunia, tidak menjamin manusia bisa mendapatkan kedamaian dan kesejahteraan. Damai dan sejahtera sejati ada di dalam Tuhan.

Teologi abad ke-4, Agustinus pernah berkata dalam doanya: “Ya Tuhan karena Engkau aku diciptakan dan oleh karena Engkau aku akan mendapat damai sejahtera sejati”. Doa ini benar-benar dialami oleh Agustinus. Agustinus adalah seorang yang pintar, menarik, dan fasih lidahnya. Dalam usianya yang masih muda, Agustinus telah menjadi dosen. Setiap kali mengajar, kelasnya pasti dipenuhi oleh mahasiswa dan mahasiswi. Agustinus mempelajari filsafat, agama Manicheanisme (Suatu bentuk Gnostik yang memandang Yesus sebagai mahluk sorgawi yang luput dari penderitaan dan diutus kepada Adam dan Hawa untuk mengajarkan jalan pembebasan dan mengingatkan mereka (khusus) tentang sensualitas, tapi tidak sepenuhnya berhasil), tapi dia kecewa karena tidak mendapatkan damai sejahtera. Sampai dia akhirnya bertemu dengan Yesus, barulah Agustinus mendapatkan damai sejahtera.

Kita memerlukan Tuhan dan bergantung kepada-Nya. Tatkala diciptakan, manusia tanpa dosa. Setelah menciptakan yang lain, Allah berkata bahwa semuanya itu baik tapi setelah menciptakan manusia, Allah melihat bahwa segala yang dijadikan-Nya itu sungguh amat baik (Kej 1:31). Walaupun diciptakan dengan tanpa dosa, tidak berarti manusia tidak bisa berbuat dosa. Manusia bisa berbuat dosa tapi kecenderungannya adalah berbuat baik. Setelah manusia jatuh ke dalam dosa (Kej 3), status manusia menjadi berdosa. Sejak itu manusia cenderung berbuat dosa.

Kristus datang ke dalam dunia supaya kita diciptakan kembali menjadi ciptaan yang baru (2 Kor 5:17). Kita telah dibenarkan, namun bukan bearti kita tidak bisa berbuat dosa lagi. Setelah menjadi ciptaan yang baru, kecenderungan manusia untuk berbuat baik dan berbuat dosa sama besarnya. Dalam diri manusia ada dua kekuatan yang berusaha untuk saling mengalahkan: yang baik dan yang jahat. Paulus pernah berkata: “Aku, manusia celaka! Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini (Rom 7:24) ?” Dunia tidak semakin baik, sehingga kecenderungan untuk berbuat yang tidak baik bisa lebih besar. Oleh sebab itu kita perlu bergantung kepada Allah.

Menjelang naik ke sorga, Yesus berkata: “Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi (Kis 1:8)". Kata kuasa dalam bahasa Yunani adalah “dunamus” yang artinya kekuatan dan kuasa. “Kekuatan” untuk menghadapi masalah internal, sedangkan “kuasa” untuk menghadapi masalah eksternal.

Banyak orang Kristen yang egois, lebih mengutamakan kenikmatan diri daripada menyenangkan Allah. Walaupun kita sudah menerima keselamatan dari Allah sebagai anugerah dan kita dibenarkan namun kita perlu berjuang untuk bisa bergantung kepada Allah. Yesus ketika sebagai manusia, bisa jatuh ke dalam dosa. Dia dicobai oleh iblis dengan kekayaan tetapi Yesus menolak karena kuasa yang diperoleh dari atas.

Dunia semakin kacau karena tidak mengandalkan Tuhan, oleh sebab itu sebagai ciptaan, marilah kita hidup mengandalkan Tuhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar