follow me via twitter

Jumat, 06 Juli 2012

KOBARKAN KASIH MULA-MULA


“KOBARKAN KASIH MULA-MULA”, Wahyu 2:1-7
Ev. Usada L. Eltho
Dalam perjalanan kita sebagai orang percaya, salah satu yang harus kita ingat adalah bagaimana kasih kita mula-mula kepada Tuhan. Dalam kehidupan, kita bisa mengalami kemunduran seperti dalam kehidupan keluarga. Awalnya manis lalu terjadi konflik. Kita perlu penyegaran, seperti mobil yang perlu di-tune up setelah berjalan jauh.

Wahyu 2:1-7 ditujukan kepada jemaat di Efesus. Efesus adalah sebuah kota yang besar di Asia, penduduknya sekitar 250.000 orang. Gereja di Efesus didirikan oleh Paulus dalam perjalanan misinya yang kedua. Bukan hanya Paulu, gereja di Efesus dilayani juga oleh Akwila dan Priskila, setelah itu ada juga Timotius dan Yohanes. Gereja mengalami penurunan (degradasi) karena kehilangan kasih mula-mula kepada Tuhan. Jemaat di Efesus disebut jemaat Apostolik (gereja yang berasal dari para rasul dan tetap berpegang teguh pada kesaksian iman para rasul). Kisah pasal 18 sampai dengan pasal 20 mengungkapkan jemaat Efesus yang bersemangat dalam mengabarkan Injil.

Pujian Tuhan kepada jemaat Efesus:
  • Segala pekerjaanmu (pelayananmu)
  • Jerih payahmu (kerja keras)
  • Ketekunanmu (setia)
  • Tidak kompromi dengan hal jahat
  • Kwalitas doktrin yang kuat
  • Sabar menderita
  • Tidak kenal lelah (rela berkorban)

Banyak aktivitas rohani dilakukan oleh jemaat Efesus, akan tetapi ada satu teguran Tuhan kepada mereka, “Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula.” Dalam kehidupan kita, kasih itu bisa hilang meskipun aktivitas rohani begitu banyak. Ini adalah masalah yang serius. Tanda-tanda kasih mula-mula hilang:
  • Rutinitas (ibadah, pelayanan, dan persekutuan pribadi)
  • Kehilangan passion (kerjakan sesuatu asal selesai)
  • Kehilangan semangat
  • Diliputi rasa kecewa
  • Kasih kepada Tuhan dan sesama menjadi hambar

Kasih kepada Tuhan:
“Kasihilah Tuhan, Allahmu,dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu.Dan hukum yang kedua ialah: kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama daripada kedua hukum ini (Markus 12:30-31)”.
Dampak (jika tidak mengasihi Tuhan): pelayanan bersifat profesional, karena upah,sekedar tugas, rutinitas, tidak hidup dan tidak indah.

Kasih Persaudaraan:
“Jikalau seorang berkata: “Aku mengasihi Allah”, dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah yang tidak dilihatnya (1 Yohanes 4:20)”.
Dampak (jika tidak memiliki kasih persaudaraan): Suka menjelekkan dan mencela, terpecah-pecah dalam jemaat.

Gereja di Efesus saat ini tinggal puing-puing karena mereka tidak menjalankan apa yang diingatkan Tuhan. Tuhan tidak hanya mencela tetapi memberikan solusi dan pemulihan:

  1. Ingat betapa dalamnya kita jatuh (sadar dan instropeksi diri)
  2. Bertobatlah! (segera dan jangan tunda)
  3. Lakukanlah apa yang semula kita lakukan
Semua ini kita butuhkan agar kita disegarkan kembali.

Jika kita tidak berubah, maka kaki dian akan diambil. Jika kita melayani Tuhan tanpa kasih, maka Tuhan tidak berkenan akan pelayanan kita. Pelayanan yang benar didahului hati yang mengasihi, kemudian baru melayani.

Hal baik jemaat Efesus yang lain adalah membenci pengikut Nikolaus (Niko:mengatasi, laus: awam). Ada dua ajaran Nikolaus: orang awam tidak boleh bertanya tentang kebenaran dan memisahkan antara kehidupan rohani dan fisik.

Nasihat dan berkat:
  1. Dengar (perhatikan dengan seksama) apa yang dikatakan Roh melalui FirmanNya
  2. Barangsiapa menang akan diberi makan dari pohon kehidupan (lambang hidup kekal). Siapakah yang menang?
“Sebab semua yang lahir dari Allah, mengalahkan dunia. Dan inilah kemenangan yang mengalahkan dunia: iman kita. Siapakah yang akan mengalahkan dunia, selain daripada dia yang percaya bahwa Yesus adalah Anak Allah (1 Yoh 5:4-5)

Jemaat Efesus gagal, jangan kita meniru. Kiranya melalui firman Tuhan ini kita menilai diri kita dan mengobarkan kasih yang mula-mula.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar