follow me via twitter

Senin, 13 Februari 2012

KAWAN DALAM KESUSAHAN


Tema                         : Kawan Dalam Kesusahan
Pengkhotbah          : Pdt. Festus I. Gunawan
Nats Alkitab            : 1 Samuel 18:1-5; 2 Sam 19:1-5

Ketika Daud habis berbicara dengan Saul, berpadulah jiwa Yonatan dengan jiwa Daud; dan Yonatan mengasihi dia seperti jiwanya sendiri. Pada hari itu Saul membawa dia dan tidak membiarkannya pulang ke rumah ayahnya. Yonatan mengikat perjanjian dengan Daud, karena ia mengasihi dia seperti dirinya sendiri. Yonatan menanggalkan jubah yang dipakainya, dan memberikannya kepada Daud, juga baju perangnya, sampai pedangnya, panahnya dan ikat pinggangnya. Daud maju berperang dan selalu berhasil ke mana juga Saul menyuruhnya, sehingga Saul mengangkat dia mengepalai para prajurit. Hal ini dipandang baik oleh seluruh rakyat dan juga oleh pegawai-pegawai Saul. (1 Sam 18:1-5).
Ada pepatah dalam Bahasa Inggris yang berbunyi: “A friend in need is a friend indeed”(Kawan sejati adalah kawan yang selalu hadir saat kita dalam kebutuhan). Menjadi kawan dalam kesenangan tidaklah sulit, namun menjadi kawan dalam kesusahan tidaklah mudah. Apalagi dalam konteks dunia yang semakin egois. Sudahkah kita menjadi kawan bagi orang yang membutuhkan? Lagu dalam Kidung Puji-Pujian Kristen (KPPK) No. 150 bait ke-2 mengatakan: “Tiada yang seperti Yesus, yang mau tanggung susahku”. Yesus adalah Sobat yang sejati.
Mother Theresa mengabdikan seluruh hidupnya untuk orang-orang yang tersisih. Ia memperhatikan dan merawat penderita kusta. Dalam kesederhanaan Mother Theresa berjuang untuk orang-orang yang menderita. Berbeda dengan Lady Diana yang juga memberikan perhatian kepada orang-orang yang susah tetapi ia dalam kemewahan. Firman Tuhan berkata: “Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, dan menangislah dengan orang yang menangis! (Rom 12:15).
Bagaimana kita bisa menjadi sahabat yang sejati? Contohnya ada di dalam bacaan kita: Yonatan. Yonatan mengasihi Daud seperti dirinya sendiri. Untuk menjadi sahabat sejati perlu:
1.     Memililki ketulusan hati.
Tidak keuntungan bagi Yonatan menjadi sahabat Daud. Daud hanya seorang gembala, sedangkan dia adalah anak raja.
2.     Sungguh-sungguh.
Yonatan sungguh-sungguh dalam menjadi sahabat Daud.
3.     Pengorbanan.
Yonatan menyerahkan jubahnya yang adalah lambang kedudukan. Ia juga memberikan baju perang, lambang kekuasaan. Mother Theresa juga rela berkorban, makan bersama dengan orang yang susah. Pengorbanan bukan hanya harta, juga perasaan, harga diri dan waktu.
4.     Rela membela walau dengan resiko.
Yesus adalah sahabat sejati. Sahabat di dunia bisa meninggalkan kita, Yesus tidak. Ada lagu yang berkata: “Yesus mengerti bahasa air mata”.
Apa panggilan kita sebagai seorang Kristiani? Banyak orang ikut Tuhan hanya untuk mencari berkat. John F. Kennedy (presiden Amerika ke-35) pernah berkata: “ask not what your country can do for you, ask what you can do for your country” (Jangan tanyakan apa yang dapat negara berikan bagimu, tanyakan apa yang dapat kamu berikan bagi negaramu).
Apa yang bisa kita berikan kepada gereja? Kita bisa memperhatikan satu sama lain. Itu bisa terjadi kalau kita memiliki kasih. Tidak harus dalam kelebihan kita namun bisa juga dalam segala kekurangan kita.
Yesus menyerahkan nyawanya untuk kita. Bukan masalah panjang atau pendeknya hidup kita, biarlah kita menjadi sahabat bagi orang yang susah. Mari kita meneladani Kristus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar