follow me via twitter

Selasa, 21 Februari 2012

PENEBUSAN YANG TERBATAS


PENEBUSAN YANG TERBATAS

Kadang-kadang perbedaan doktrin teologi Reformasi diringkaskan sesuai dengan singkatan T-U-L-I-P. TULIP merupakan singkatan dari:

T         : Total Depravity (Kerusakan Secara Total)
U         : Unconditional Election (Pemilihan Yang Tidak Bersyarat)
L          : Limited Atonement (Penebusan Yang Terbatas)
I           : Irresistible Grace (Anugerah Yang Tidak Dapat Ditolak)
P         : Perseverance of the Saints (Ketekunan Orang-Orang Kudus)

Singkatan ini memang berguna untuk menolong kita mengingatnya, tetapi singkatan ini juga dapat membuat orang bingung atau salah mengerti doktrin-doktrin itu, sebab kata-kata itu dipaksakan supaya cocok dengan singkatan yang ada. Paling tidak demikian halnya dalam kasus butir yang ketiga, yaitu “Penebusan Yang Terbatass”. Banyak orang yang menyebut dirinya “empat butir” Calvinisme, dimana mereka menyetujui semuanya kecuali Penebusan Yang Terbatas. Mereka menyingkirkan huruf L dari TULIP.
Saya (baca: R. C. Sproul; demikian juga diberlakukan ketika membaca kata yang sama dalam tulisan ini, karena memang tulisan ini adalah copyan murni dari tulisannya sebagaimana keterangan yang tertulis di akhir tulisan ini) memilih memakai istilah Penebusan Yang Pasti (Definite) dari pada menggunakan istilah Penebusan Terbatas (meskipun membuat TULIP menjadi TUDIP).
Siapa saja yang tidak termasuk universalis akan bersedia untuk sepakat pada efek dari karya Kristus di atas kayu salib  itu hanya terbatas pada mereka yang percaya saja. Dengan kata lain, penebusan Kristus tidak berlaku bagi orang yang tidak percaya. Tidak setiap orang diselamatkan melalui kematian-Nya. Setiap orang juga setuju bahwa akibat dari kematian Kristus adalah cukup untuk membayar semua dosa-dosa umat manusia. Ada sebagian orang yang menyatakannya sebagai berikut: Penebusan Kristus cukup untuk semua orang, tetapi efisiensi hanya bagi sebagian orang.
Namun hal ini tidak menjawab inti pertanyaan dari penebusan yang pasti. Mereka yang menyangkali Penebusan Yang Pasti bersikeras menyatakan bahwa karya penebusan Kristus telah dirancang oleh untuk menebus dosa-dosa setiap orang di dunia. Hal itu memungkinkan keselamatan untuk setiap orang, tetapi tidak menjamin keselamatan bagi siapapun. Jadi, hal itu dirancang sebagai tidak terbatas dan tidak pasti.
Pandangan Reformed berpegang pada penebusan Kristus dirancang dan dimaksudkan hanya untuk orang pilihan. Kristus menyerahkan nyawa-Nya hanya bagi domba-domba-Nya. Lebih lanjut dijelaskan bahwa penebusan menjamin keselamatan bagi semua orang pilihan. Penebusan bersifat aktual, bukan hanya bersifat potensial, bagi karya penebusan. Menurut pandangan ini rancangan Allah bagi penebusan tidak mungkin digagalkan oleh siapapun atau apapun. Tujuan Allah di dalam keselamatan merupakan suatu hal yang pasti.
Para teolog Reformed berbeda pendapat di dalam menjawab pertanyaan penyajian penebusan bagi umat manusia. Sebagian bersikeras bahwa Injil itu bersifat universal. Salib dan manfaat-manfaatnya disajikan kepada barangsiapa yang percaya. Sebagian yang lain bersikeras bahwa konsep keuniversalan akan menyelewengkan pengertian dan berkaitan dengan permainan kata. Pada faktanya hanya orang pilihan yang akan percaya, maka di dalam realitas tawaran ini hanyalah begi mereka. Manfaat dari penebusan Kristus tidak pernah ditawarkan oleh Allah kepada orang yang tidak akan bertobat atau orang yang tidak percaya. Sebab kepercayaan dan pertobatan merupakan kondisi yang hanya dapat dicapai oleh orang-orang pilihan, maka pada akhirnya penebusan hanya ditawarkan pada mereka saja.
Yohanes menulis: “Dan Ia adalah pendamaian untuk segala dosa kita, dan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia.” (1 Yohanes 2:2). Dibandingkan dengan ayat-ayat lain, teks ini lebih banyak dikutip sebagai bukti melawan penebusan yang pasti. Secara sekilas kelihatannya merupakan suatu pernyataan bahwa kematian Kristus dimaksudkan bagi setiap orang (seluruh dunia). Namun, apabila hal itu diartikan secara demikian, maka teks itu berbicara sebagai bukti yang melebihi daripada apa yang mau dibuktikan oleh orang-orang non-Reformed. Ayat ini menjadi bukti untuk doktrin universalisme. Apabila Kristus memang memuaskan tuntutan Allah untuk penghukuman bagi dosa-dosa setiap orang, maka jelaslah bahwa setiap orang akan diselamatkan. Apabila Allah menghapuskan dosa-dosa dan kita sudah ditebus, maka Dia tidaklah adil. Apabila teks itu diartikan sebagai setiap dosa manusia telah ditebus berdasarkan kondisi tertentu (bergantung pada iman dan dan pertobatan), maka kita kembali pada pertanyaan yang semula, yaitu hanya orang pilihan yang dapat memenuhi persyaratan tersebut.
Cara lain untuk melihat teks ini adalah untuk melihat kontras antara dosa-dosa kita dengan mereka dari seluruh dunia. Siapakah orang-orang yang termasuk dalam kita ? Apabila Yohanes berbicara hanya pada saudara-saudara seimannya, maka tefsiran yang terdahululah yang benar. Tetapi hanya itu kemungkinan arti dari kita ?
Di dalam Perjanjian Baru sering kali dicatat tentang kontras antara keselamatan yang dinikmati oleh orang-orang non-Yahudi. Hal krusial dari Injil adalah Injil tidak hanya terbatas bagi orang Yahudi, tetapi bagi semua umat manusia di dunia ini, yaitu orang dari berbagai bangsa dan berbagai suku. Allah mengasihi seluruh dunia ini, tetapi Dia tidak menyelamatkan seluruh dunia. Dia menyelamatkan orang-orang dari berbagai penjuru dunia. Di dalam teks ini, Yohanes mungkin hanya berkata bahwa Kristus tidak hanya menebus dosa-dosa kita (orang-orang percaya Yahudi), tetapi juga orang-orang pilihan yang terdapat diseluruh dunia.
Pada kasus yang manapun juga, rencana Allah telah ditentukan sebelum ada orang di dunia ini. Penebusan Kristus bukan merupakan pemikiran Allah yang baru dipikirkan kemudian. Tujuan Allah di dalam kematian  Kristus telah ditetapkan sebelum dunia dijadikan. Rancangan ini bukan merupakan suatu perkiraan tetapi dibuat berdasarkan rencana dan tujuan yang tertentu, dimana Allah berdaulat untuk merealisasikannya. Semua bagi siapa Kristus telah mati, telah ditebus melalui tindakan pengorbanan-Nya.

Ringkasan:

1.     Penebusan yang pasti menggantikan istilah penebusan yang terbatas di dalam singkatan TULIP.
2.     Penebusan yang pasti menunjuk pada ruang lingkup penebusan Allah dan tujuan dari salib.
3.     Semua yang tidak termasuk penganut universalisme setuju bahwa penebusan Kristus adalah cukup untuk semua orang, tetapi hanya akan efektif pada orang-orang percaya.
4.     Penebusan Kristus merupakan suatu pemuasan yang aktual bagi dosa, bukan suatu pemuasan yang hanya memungkinkan atau bersyarat.
5.     Penebusan dalam arti yang luas ditawarkan pada semua orang; di dalam pengertian yang sempit, penebusan hanya ditawarkan pada orang-orang pilihan.
6.     Pengajaran Yohanes tentang Kristus mati bagi dosa-dosa seluruh dunia berarti bahwa orang-orang pilihan itu tidak hanya terbatas pada Israel saja, tetapi juga terdapat diseluruh pelosok dunia.

Ayat-Ayat Alkitab Untuk Bahan Refleksi:

1.     Matius 1:21
2.     Yohanes 3:16
3.     Yohanes 10:27-30
4.     Yohanes 17:9-12
5.     Kisah Para Rasul 20:28
6.     Roma 8:30

Sumber: R. C. Sproul, Kebenaran-Kebenaran Dasar Iman Kristen (Malang: SAAT Malang, cet. ke-7, 2008), 235-238.

Baca dan miliki artikel ini yang dibuat dalam bentuk pdf, baca / download disini

32 komentar:

  1. Ytk. Sdr. Christian dalam Tuhan,

    Saya senang membaca tulisan ini dan mengerti bahwa tulisan ini adalah sebuah salinan saja bukan pandangan Sdr. saya ingin menerima respon Sdr. apakah Sdr. setuju dengan Penebusan terbatas atau Penebusan yang pasti atau menolak kedua-duanya.

    silahkan membandingkan dengan tulisan saya di link ini http://apri-laiskodat.blogspot.com/2012/03/membantah-pengajaran-limited-atonement.html. saya menunggu respon dari Sdr.

    Terima kasih, Tuhan Yesus memberkati.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Respon saya sudah saya posting di FB ya Pak

      Hapus
  2. Saya dibesarkan dalam lingkungan Kristen yang Calvinistis (GMIT), saya belajar dan menamatkan Sarjana Theologi di lingkungan sekolah yang mengajarkan Reform Injili (STT Jaffray Jakarta), saya mengajarkan soteriologi reform beberapa kali di BMW bahkan mendiskusikan teologi reform dan sangat fasih dalam perdebatan calvin vs Armenian. untuk pengetahuan Sdr., saya pernah membantah ajaran armenian kepada penganutnya bahkan Dr. dalam bidang teologi armenian dalam kuliah S2 di STTNI. jadi kalau Sdr. mengatakan bahwa "saya mengkritik ajaran Limited Atonement tanpa melihat secara totalitas ajaran tersebut" mungkin itu keliru.

    memang tulisan saya adalah hasil refleksi teologis terhadap pemikiran teologis khusus perdebatan calvin vs armenian tetapi saya bisa mempertanggungjawabkan secara biblika apa yang saya tulis. kalau Sdr. tertarik mari kita diskusikan secara biblika 5 rumusan perdebatan calvin vs armenian yang disingkat TULIP itu hanya belajar bukan untuk menunjkan kehebatan teologi yg sering dikatakan oleh kawan2 BMW di groupnya.

    Makasih, Tuhan Yesus memberkati!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih Pak karena telah berbagi cerita latar belakang teologia kepada saya. Saya mengerti perjalan teologia Bapak sebagai "pergumulan" untuk mencari kebenaran, dalam hal ini (khususnya pandangan LIMITED ATONEMENT") Bapak telah mencapai (menurut saya) finalitas pencarian, yaitu: tidak menyetujui konsep itu.

      Saya untuk sementara berdasarkan studi pribadi berpegang dan mengakui ajaran ini. Mungkin suatu saat seiring dalam pencarian saya, saya akan seperti Bapak. Mungkin. Tentu sedikit pengaruh nanti akan saya dapati ketika diskusi (seperti yang Bapak minta) dengan Bapak, atau bisa jadi ketika diskusi dengan Bapak persepsi saya akan "terubahkan".

      (seperti tulisan saya di FB) Saya tidak bermaksud sama sekali mengatakan bahwa: "Bapak mengkritik ajaran Limited Atonement tanpa melihat secara totalitas ajaran tersebut" (saya copy dari tanggapan Bapak di atas). Tidak. Dalam FB (pada point pertama) saya tulis bahwa "Tulisan Bapak adalah "REFLEKSI PRIBADI" terhadapa berbagai pengajaran yang muncul dalam sejarah, sedangkan tulisan saya copyan murni dari buku R. C. Sproul (sebagaimana Bapak Ketahui)". Kalimat "REFLEKSI PRIBADI" itupun saya kutip langsung dari kalimat Bapak di http://apri-laiskodat.blogspot.com/2012/03/membantah-pengajaran-limited-atonement.html pada bagian terkahirnya. Saya minta maaf kalau dalam kalimat saya ada indikasi menganggap: "Bapak mengkritik ajaran Limited Atonement tanpa melihat secara totalitas ajaran tersebut". Sekali lagi, saya hanya mengatakan bahwa tulisan Bapak adalah "REFLEKSI PRIBADI".

      Sebagaimana kesediaan Bapak untuk (mau) berdiskusi dengan saya membahas konsep TULIP (5 rumusan perdebatan Arminian vs Calvinis) dengan tujuan bukan untuk menunjukkan kehebatan teologi melainkan untuk belajar saya terima. Saya sangat senang untuk hal ini (walaupun saya merasa tidak pantas mendiskusikan hal ini kepada Bapak).

      Salam saya
      Christian......

      Hapus
    2. 1). esensi dari tulisan saya bukan di pencarian teologi (itu ga perlu dibahas).

      2). REFLEKSI PRIBADI dalam kaliamat terakhir tulisan saya di blog yang menjadi salah satu item klarifikasi bro juga bukan esensi tujuan kita bersama. (saya kira ini juga tidak usah kita bahas)!

      3). saya berpikir bahwa kalau bro sdh mengutip bahkan mempublikasi sebuah ide itu tanda bahwa bro sedang mengajarkan atau menyodorkan ide tersebut kepada orang lain dan siap untuk mempertanggungjawabkan apapun yg menjadi pertanyaan atau tantangan terhadap ide yg sdh disodorkan tersebut. saya tidak melihat perbedaan di antara kita,,, karena kebetulan saja kita saling kenal tetapi kalau seandainya kita tidak saling kenal pasti komentnya bro akan berbeda tentang tantangan saya.

      4). kesediaan untuk berdiskusi tentang 5 pokok perdebatan calvin vs armenian dengan saya untuk belajar akan menambah referensi dalam pengetahuan teologi kita untuk melihat 2 pandangan ini secara objektif.

      harapan saya bro jangan berpikir PANTAS atau TIDAK PANTASNYA tawaran ini. saya sendiri tidak pernah melihat perbedaan ini. saya sama dengan bro, jangan dengar apa kata orang ttg saya kalau belum kenal lebih jauh ttg saya ..... saya juga masih belajar ...

      ini basa basi ...... hehehehe!

      BRO MAU TERTUTUP ATAU TERBUKA DI KAWAN BMW?

      Hapus
    3. 1). Esensi dari tulisan saya bukan di pencarian teologi (itu ga perlu dibahas).
      Tanggapan saya: Saya setuju (termasuk untuk tidak membahasnya); Karena memang tulisan Bapak adalah "REFLEKSI PRIBADI".

      2). REFLEKSI PRIBADI dalam kaliamat terakhir tulisan saya di blog yang menjadi salah satu item klarifikasi bro juga bukan esensi tujuan kita bersama. (saya kira ini juga tidak usah kita bahas)!
      Tanggapan saya: Sekali lagi saya setuju (termasuk untuk tidak membahasnya). Kalimat "REFLEKSI PRIBADI" sebagaimana sering saya kutip karena Bapak berpikir bahwa saya menilai dengan kacamata yang keliru. Semata-mata untuk itu.

      3). Saya berpikir bahwa kalau bro sdh mengutip bahkan mempublikasi sebuah ide itu tanda bahwa bro sedang mengajarkan atau menyodorkan ide tersebut kepada orang lain dan siap untuk mempertanggungjawabkan apapun yg menjadi pertanyaan atau tantangan terhadap ide yg sdh disodorkan tersebut. saya tidak melihat perbedaan di antara kita,,, karena kebetulan saja kita saling kenal tetapi kalau seandainya kita tidak saling kenal pasti komentnya bro akan berbeda tentang tantangan saya.
      Tanggapan saya:
      1.Terimakasih karena Bapak mengerti dengan benar (tujuan postingan saya).
      2.Kesiapan untuk mempertanggungjawabkannya adalah kesenangan sekaligus tantangan tersendiri bagi saya.
      3.Saya (tetap) melihat ada perbedaan antara kita (khususnya untuk konsep ini). Saya melihat perbedaan ini awalnya karena Bapak memang meng-ingin-kan saya untuk membandingkannya.
      4.Tentang “comment” saya yang mungkin berbeda dengan Bapak “kalau seandainya saya tidak kenal Bapak”: saya pikir itu salah Pak. Mungkin ada baiknya kalau Bapak melihat setiap comment saya baik di FB (seperti: KAWAN BMW atau mungkin di tempat lain). Dunia maya kan luas jadi Bapak bisa menelusuri lagi kebenarannya.

      4). Kesediaan untuk berdiskusi tentang 5 pokok perdebatan calvin vs armenian dengan saya untuk belajar akan menambah referensi dalam pengetahuan teologi kita untuk melihat 2 pandangan ini secara objektif.
      Tanggapan: Lagi-lagi saya setuju.
      harapan saya bro jangan berpikir PANTAS atau TIDAK PANTASNYA tawaran ini. saya sendiri tidak pernah melihat perbedaan ini. saya sama dengan bro, jangan dengar apa kata orang ttg saya kalau belum kenal lebih jauh ttg saya ..... saya juga masih belajar ...
      Tanggapan: Terimakasih karena telah meyakinkan dan mempercayai saya untuk berdiskusi bersama.

      ini basa basi ...... hehehehe!
      Tanggapan: Adalah hak Bapak untuk menganggapnya basa-basi.

      BRO MAU TERTUTUP ATAU TERBUKA DI KAWAN BMW?
      Tanggapan: Dimana saja Bapak mengajak saya untuk berdiskusi saya bersedia.

      Salam Saya
      Christian

      Hapus
  3. Christian:
    3.Saya (tetap) melihat ada perbedaan antara kita (khususnya untuk konsep ini). Saya melihat perbedaan ini awalnya karena Bapak memang meng-ingin-kan saya untuk membandingkannya.

    Apri: terima aksih untuk respon dari bro. diskusi ini sante saja jangan tegang.

    saya menyebut jangan melihat perbedaan kita dari bukan konsep "Limited Atonement" ini jelas berbeda. maksud saya adalah perbedaan usia dan status yg masih melekat di BMW. itu sebabnya saya menyapa anda dengan Bro, tapi lihat anda masih menyapa saya dengan bapak(ini sangat berpengaruh)..... semoga kamu dapat memahaminya segera.

    Chris:
    4.Tentang “comment” saya yang mungkin berbeda dengan Bapak “kalau seandainya saya tidak kenal Bapak”: saya pikir itu salah Pak. Mungkin ada baiknya kalau Bapak melihat setiap comment saya baik di FB (seperti: KAWAN BMW atau mungkin di tempat lain). Dunia maya kan luas jadi Bapak bisa menelusuri lagi kebenarannya.

    Apri: ok, ini klarifikasi Anda,,, saya terima! asumsi saya ..... karena kita saling mengenal ini juga mempengaruhi setiap posting kita. seandainya anda belum mengenal saya sebelumnya dan hanya melihat dari bentuk tulisan dari masing-masih saya menduga akan berbeda.

    sekali lagi saya masih reseh dengan sapaan saya ke Anda dengan bro tetapi Anda masih menyapa saya dengan Bapak dengan figur kebapaan dan seorang staf BMW masih sangat melekat di benak Anda. ini maksud saya tentang perbedaan itu Chris! semoga Anda segera paham maksud saya.

    ==========
    Apri: ini basa basi ...... hehehehe!

    Tanggapan: Adalah hak Bapak untuk menganggapnya basa-basi.

    -----

    Apri: Sante saja bro! yang namanya basa-basi jangan di tanggapi, dan jangan tegang,,,, sante saja.... hehehehe!

    =====

    BRO YANG MEMPERSILAHKAN SAYA UNTUK MEMULAI DISKUSI INI MAKA AKAN SEGERA SAYA MULAI....

    saya menunggu respon terhadap posting ini sebagai persiapan supaya jangan terlalu tegang.

    Terima kasih, Tuhan Yesus memberkati!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jadi tidak enak nih saya.

      1.Terimakasih Pak karena kenyaman untuk berdiskusi telah diberikan kepada saya, yaitu dengan menganjurkan saya untuk santai walaupun “dari awal saya sudah” santai.
      2.Sebagai senior (staff & juga sekaligus dosen di BMW) sudah seharusnya saya memanggil Bapak dengan sebutan “Bapak”. Walaupun saya merasa dalam sapaan “bro” Bapak kepada saya membuat saya jadi canggung (sekaligus menenangkan hati saya, karena Bapak tidak membuat gap yang sedemikian jauh antara saya dengan Bapak). Kalau seandainya Bapak kurang “senang” saya akan menyapa Bapak berdasarkan apa yang Bapak mau. Jadi untuk hal ini mohon dikonfirmasi (sebagaimana Bapak melihat bahwa ini sangat berpengaruh).
      3.Untuk sapaan yang akan Bapak gunakan ke saya terserah. Gunakan kata “bro” (seperti yang sudah digunakanpun) juga boleh.
      4.Sebagaimana “konfirmasi” dari saya ditunggu maka dengan ini saya menyatakan (sebagaimana yang sudah saya katakana sebelumnya juga, termasuk juga di FB) saya bersedia untuk berdiskusi dengan Bapak.
      Silahkanlah Bapak memulainya bagi kita, supaya kita sama-sama belajar.

      Salam saya
      Christian

      Hapus
  4. SAYA YANG MEMULAI DENGAN PERNYATAAN DAN ARGUMENTASI DI BAWAH INI:

    Apri:
    "Limited Atonement atau Penebusan terbatas mengajarkan bahwa kematian Yesus untuk menebus dosa manusia tidak dilakukan-Nya untuk menebus dosa setiap manusia di dunia ini. penebusan ini adalah untuk menebus orang-orang pilihan (elects) saja". dengan demikian mereka yang masuk ke surga adalah mereka yang telah ditentukan-Nya dan tidak semua orang mendapat kesempatan untuk masuk ke surga.

    Apakah Anda setuju kalau Tuhan Yesus mati bukan untuk seluruh manusia? berikan dasar Alkitabiah dari pandangan ini beserta argumentasinya!

    dari mana orang-orang yang diselamatkan tahu bahwa mereka masuk surga dan orang-orang yang tidak selamat tahu bahwa mereka akan masuk neraka?

    ======

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lama menunggu ni…………….

      Melihat pada kondisi manusia, penebusan Kristus yang diperlukan secara mutlak adalah kehendak Allah yang didasari pada kasih dan keadilan-Nya. Kasih dan keadilan, kedua hal ini tidak dapat dipisahkan.
      Limited Atonement - yang saya mengerti - adalah: "Karya Kristus yang tidak terbatas (dalam pengertian kuasanya: bahwa Kristus menyelamatkan dengan sempurna dan penebusan-Nya memiliki harga serta nilai yang tidak terbatasi sekaligus menjamin yang ditebus) itu terbatas khusus untuk orang yang percaya kepada-Nya". Penebusan Kristus yang tidak terbatas dalam cakupannya bersifat terbatas, artinya Kristus dalam melakukan penebusan bertujuan untuk (dan sesungguhnya) menghapus dosa sejumlah orang tertentu, yaitu orang-orang yang dikasihi Allah dengan kasih yang khusus sejak kekekalan.

      Kristus mati untuk (menebus) semua orang (dalam hal ini bukan hanya orang Israel / Yahudi saja), termasuk non-Israel (non-Yahudi). Menurut tujuan Allah - dalam pengertian saya - Yesus mati secara efektif hanya untuk orang pilihan-Nya semata-mata, sesuai dengan cara yang disampaikan Alkitab dalam membicarakan kasih Allah yang khusus dan selektif kepada umat pilihan.

      Sebagaimana penebusan itu merupakan jaminan serta melihat karya Roh Kudus – yang memeteraikan – dalam kehidupan orang percaya dapatlah dimengerti bahwa penebusan-Nya bukanlah kemungkinan tapi kepastian. Kepastian – dalam pengertian – penebusan yang diberikan menjamin keselamatan orang yang ditebus, tidak hanya memungkin adanya keselamatan. Hal tersebut juga dimengerti karena penebusan-Nya bertujuan untuk memuaskan (menggantikan ) tuntutan hukum. Kepastian penebusan ini adalah penghiburan bagi orang percaya akan keselamatan hidupnya.

      Beberapa ayat - diantara sekian ayat – yang membicarakan penebusan yang dikhususkan untuk orang pilihan ini adalah Yohanes 6:38-39; 10:11, 15, 26.

      1. Yohanes 6:38-39: Sebab Aku telah turun dari sorga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku. Dan Inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman.

      2. Yohanes 10:11; Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya. 10:15; sama seperti Bapa mengenal Aku dan Aku mengenal Bapa, dan Aku memberikan nyawa-Ku bagi domba-domba-Ku. 10:26; tetapi kamu tidak percaya, karena kamu tidak termasuk domba-domba-Ku.

      Berkaitan dengan pertanyaan: “dari mana orang-orang yang diselamatkan tahu bahwa mereka masuk surga dan orang-orang yang tidak selamat tahu bahwa mereka akan masuk neraka?”. Alangkah baiknya mengingat perkataan Paulus, salah satunya dalam Ro 8:16 - “Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah”. Roh Kudus meyakinkan kita yang percaya bahwa kita adalah anak Allah, dan kalau kita yakin bahwa kita adalah anak Allah, maka kita pasti akan yakin akan keselamatan kita. Juga perkataan rasul Yohanes dalam 1Yoh 5:12: “Barangsiapa memiliki Anak, ia memiliki hidup; barangsiapa tidak memiliki Anak, ia tidak memiliki hidup”. Semuanya ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu yang percaya kepada nama Anak Allah, tahu, bahwa kamu memiliki hidup yang kekal.

      Ya'ahowu........

      Hapus
  5. Chris:
    Lama menunggu ni…………….

    Apri: tidak juga ….. ada kesibukan yg lain juga jadi …. Ga pa2!

    Chris:
    Melihat pada kondisi manusia, penebusan Kristus yang diperlukan secara mutlak adalah kehendak Allah yang didasari pada kasih dan keadilan-Nya. Kasih dan keadilan, kedua hal ini tidak dapat dipisahkan.
    Limited Atonement - yang saya mengerti - adalah: "Karya Kristus yang tidak terbatas (dalam pengertian kuasanya: bahwa Kristus menyelamatkan dengan sempurna dan penebusan-Nya memiliki harga serta nilai yang tidak terbatasi sekaligus menjamin yang ditebus) itu terbatas khusus untuk orang yang percaya kepada-Nya". Penebusan Kristus yang tidak terbatas dalam cakupannya bersifat terbatas, artinya Kristus dalam melakukan penebusan bertujuan untuk (dan sesungguhnya) menghapus dosa sejumlah orang tertentu, yaitu orang-orang yang dikasihi Allah dengan kasih yang khusus sejak kekekalan.

    Apri: Melihat pada kondisi manusia (BERDOSA), penebusan Kristus yang diperlukan secara mutlak (OLEH MANUSIA BERDOSA) adalah kehendak Allah yang didasari pada kasih dan keadilan-Nya (SALIB).
    Salib Kristus memberi jawaban terhadap dilema Kasih dan Keadilan Allah yang MUTLAK.
    Chris wrote: Kasih dan keadilan, kedua hal ini tidak dapat dipisahkan. === saya sangat setuju dan responya ada pada ulasan redaksional di atas.

    Kuasa Allah tidak terbatas ---- (dalam pengertian manusia). kita membatasi kuasa Allah dalam pemikiran sistematis dengan pernyataan “terbatas khusus untuk orang percaya”, “Penebusan Kristus yang tidak terbatas dalam cakupannya bersifat terbatas” (band.: PREDESTINASI).

    ALLAH TIDAK TERBATAS; apa yang bisa membatasi Allah? Pemikiran manusia tidak dapat membatasi ketidakterbatasan Allah.
    ======== bersambung

    BalasHapus
    Balasan
    1. Membicarakan tentang kuasa Allah yang tidak terbatas – dalam ini berkenaan denang topik diskusi ini: Penebusan Terbatas – memang tidak akan pernah bisa terselesaikan dengan baik. Namun, penjelasan yang didasarkan pada penyataan yang ada (baik umum maupun khusus) tidaklah juga salah. Paling tidak dari sisi si pencari sudah menggali dengan studi yang baik (dan bukan berarti pula dengan studi yang dilakukan telah memahami yang tidak terbatas itu dalam keterbatasannya, karena kalau yang tidak terbatas sudah dipahami itu bukan lagi tidak terbatas, melainkan terbatas, dan si terbatas yang telah memahami yang tidak terbatas bukan lagi si terbatas, melainkan si tak terbatas. Dengan kata lain terjadi perubahan posisi.

      Pada dasarnya, ketika berbicara tentang “PENEBUSAN”, baik yang mengakui “Penebusan Terbatas” maupun yang mengakui “Penebusan Tidak Terbatas” sebenarnya – menurut saya – sama-sama sedang melakukan pembatasan dengan satu / lain cara (kecuali kaum universalis).

      Yang memahami “Penebusan itu Terbatas” memandang Penebusan itu terbatas (bukan dari segi kuasa) dan efektif hanya kepada umat pilihan. Yang memahami “Penebusan itu Tidak Terbatas” memandang kematian / penebusan Kristus untuk semua orang dan “MEMUNGKINKAN” keselamatan pada mereka.

      Jadi, mengatakan orang yang berpegang pada ajaran reformed – lebih khusus Penebusan Terbatas (sesuai sorotan awal diskusi ini) - membatasi Sang Tidak Terbatas harus dikaji lagi.

      Hapus
    2. Apri: ketakterbatasan Allah membuktikan bahwa manusia tidak mampu memahami-Nya secara sempurna. Ada yang tidak mampu dijelaskan oleh pikiran manusia. ketika manusia berpikir tentang Allah dan mengklaim bahwa apa yang dipikirkannya itu benar, sebenarnya ia mengatakan bahwa Allah tidak terbatas.

      Chris:
      Pada dasarnya, ketika berbicara tentang “PENEBUSAN”, baik yang mengakui “Penebusan Terbatas” maupun yang mengakui “Penebusan Tidak Terbatas” sebenarnya – menurut saya – sama-sama sedang melakukan pembatasan dengan satu / lain cara (kecuali kaum universalis).

      Apri: bukan …! Dalam sejarah, calvin merumuskan sebuah TESIS dan kalau saya perhatikan armenian menyampaikan ide dalam bentuk ANTITESIS dari umusan sebelumnya (calvinisme). Calvinisme mengklaim bahwa rumusan teologi calvin itu benar (MUTLAK) …… pengikut-pengikut calvinisme mengikuti cara berpikir calvin sehingga ANTITESIS yang diungkapkan kemudian dianggap kontra dan membangun sekat untuk tidak memperhatikan ANTITESIS itu secara objektif.

      Chris:
      Yang memahami “Penebusan itu Terbatas” memandang Penebusan itu terbatas (bukan dari segi kuasa) dan efektif hanya kepada umat pilihan. Yang memahami “Penebusan itu Tidak Terbatas” memandang kematian / penebusan Kristus untuk semua orang dan “MEMUNGKINKAN” keselamatan pada mereka.

      Apri: jangan terfokus pada terminologi “EFEKTIF KEPADA UMAT PILIHAN” dan “MEMUNGKINKAN KESELAMATAN PADA MEREKA”. Pembahasan terhadap termenologi membatasi pikiran yang luas untuk memahami sebuah istilah, sebab sebuah istilah tidak cukup pegertiannya untuk menjelaskan maksud yang sebenarnya.

      EFEKTF KEPADA UMAT PILIHAN yang saya pahami berorientasi pada hasil akhir dan ini pasti, tanpa melihat kepada proses menuju hasil akhir itu.
      Saya sering berhadapan dengan calvinismaniak dan orientasinya kepada finishnya. Kalau sudah finish ya itu pasti, tetapi proses menuju ke sana …… tidak ada yang mutlak dapat memastikannya, yang bisa memberikan kepastian itu hanya dari pihak Allah saja dalam kemahatahuan-Nya.

      MEMUNGKINKAN KESELAMATAN KEPADA MEREKA --- secara terminologi ini bukan pasti. “Memungkinkan keselamatan” yang saya pahami adalah “MEMBERIKAN KESEMPATAN SELUAS-LUASNYA” kepada semua orang untuk percara kepada Yesus. Fakta bahwa ada orang yang tidak percaya karena mereka menolak tawawan itu.

      Chris:
      Jadi, mengatakan orang yang berpegang pada ajaran reformed – lebih khusus Penebusan Terbatas (sesuai sorotan awal diskusi ini) - membatasi Sang Tidak Terbatas harus dikaji lagi.

      Apri: perbedaan presepsi terhadap terminologi. Jangan berpikir bahwa ajaran calvinisme mutlak benar … dan lebih parahnya lagi menyatakan bahwa ajaran selain calvin itu sesat.

      Hapus
    3. Bapak sudah memotong tulisan utuh saya dalam alinea ini, sehingga – menurut saya – Bapak cepat menyimpulkan bahwa tulisan saya tidak benar, “BUKAN.........!” (menurut Bapak). Tulisan saya pada bagian ini, yaitu: “Pada dasarnya, ketika berbicara tentang “PENEBUSAN”, baik yg mengakui “Penebusan Terbatas” maupun yg mengakui “Penebusan Tidak Terbatas” sebenarnya – menurut saya – sama-sama sedang melakukan pembatasan dengan satu / lain cara (kecuali kaum universalis).” ini memiliki kelanjutan, dimana kelanjutannya merupakan penjelasan atas tulisan sepenggal itu. Alangkah baiknya kalau melihat alasan saya mengatakan “sama-sama sedang melakukan pembatasan dengan satu atau lain cara” di kalimat berikutnya, yaitu: “Yg memahami “Penebusan itu Terbatas” memandang Penebusan itu terbatas (bukan dari segi kuasa) & efektif hanya kepada umat pilihan. Yg memahami “Penebusan itu Tidak Terbatas” memandang kematian / penebusan Kristus untuk semua orang & “MEMUNGKINKAN” keselamatan pada mereka.” Jadi, paling tidak secara sederhana dalam kalimat penjelasan ini terdapat beberapa alasan saya sampai menuliskan bahwa baik yg setuju maupun yg tidak (kecuali kaum universalist) sama-sama melakukan pembatasan,dalam hal ini yg menganut Penebusan tidak Terbatas, salah satu di antaranya memandang kuasa “Penebusan Kristus untuk semua orang & memungkinkan”. “Memungkinkan”.

      Sebagaimana Bapak berpendapat bahwa kaum “calvinist mengklaim bahwa rumusan teologi calvin itu benar (MUTLAK)” kalau saya beda – bukan berarti saya tidak berpendirian ya – untuk hal ini. Hal ini dikarenakan saya sedang dalam pencarian – sebagaimana saya katakan sebelumnya – kebenaran. Bisa saja suatu saat – dalam pencarian saya – berubah.

      Bagi saya, baik itu tesis, sintesis maupun antithesis, yang tetap bertahan / kuat argumennya itu lebih bias diterima. Daripada menerima sesuatu yang sulit untuk dipertahankan.
      Sebagaimana Bapak menganjurkan saya untuk: “jangan terfokus pada termenologi “EFEKTIF KEPADA UMAT PILIHAN” & “MEMUNGKINKAN KESELAMATAN PADA MEREKA” ditambah dengan konsekuensi yg disertakan, yaitu: “Pembahasan terhadap termenologi membatasi pikiran yg luas untuk memahami sebuah istilah, sebab sebuah istilah tidak cukup pegertiannya untuk menjelaskan maksud yg sebenarnya” menurut hemat saya kurang pas. Bagi saya, tiap kata yg digunakan penting, & itu sangat mempengaruhi pengertian / pemahaman – dalam hal ini “Penebusan Terbatas” yg merupakan fokus diskusi awal – seseorang. Kalau memang menggangu bukankah ada istilah yg lain, yg lebih cocok untuk mengerti bagian yg didiskusikan. Lebih baik menggunakan istilah lain supaya tidak disoroti, tidak dikritisi. Bapak sendiri menganjurkan saya untuk tidak fokus terhadap kata / kata-kata yg Bapaka gunakan, sedangkan Bapak jeli meliha setiap kata yg saya gunakan. Bukankah ini sebuah ketidakseimbangan (untuk lebih jelas mungkin bisa dibaca dengan: ketidakadilan / ketidakseimbangan.

      Saya pikir, tulisan: “Yg memahami “Penebusan itu Terbatas” memandang Penebusan itu terbatas (bukan dari segi kuasa) & efektif hanya kepada umat pilihan. Yg memahami “Penebusan itu Tidak Terbatas” memandang kematian / penebusan Kristus untuk semua orang & “MEMUNGKINKAN” keselamatan pada mereka.” saya cukup beralasan & itu adalah hasil pemikiran yg saya simpulkan atas statement berserta tanggapan balik Bapak - sebagaimana Bapak tuliskan “maksud yg sebenarnya” – atas tanggapan saya. Bapak bisa baca ulang secara menyeluruh tanggapan saya, kalau memang tidak benar merupakan hasil analisa dari statement beserta tanggapan balik Bapak, mohon dikasitahu, & saya bersedia mengoreksi serta meminta maaf.

      Hapus
    4. Sebagaimana Bapak tuliskan: “EFEKTF KEPADA UMAT PILIHAN yg saya pahami berorientasi pada hasil akhir & ini pasti, tanpa melihat kepada proses menuju hasil akhir itu.” saya mengerti & memaklumi hal ini, karena ini adalah yg Bapak pahami, bukan pengertian / ajaran yg sebenarnya (terkandung dalam )dari pengajaran “Penebusan Terbatas”. Pada kenyatannya –berdasarkan studi pribadi saya terhadap Alkitab serta literatur benar-benar melihat “kepada hasil / proses akhir”. Seperti itulah yg saya ketahui dalam konsep “Penebusan Terbatas”, lebih luas lagi dalam konsep “TULIP” atau lebih luas lagi ajaran Reformed. Benar bahwa yg dapat memastikan / memberi kepastian hanya dari pihak Allah saja, tapi bukan berarti kita tidak tahu jalan pikiran Allah berdasarkan penyataan-penyataan-Nya dalam Firman-Nya. Keterbatasan manusia dalam mengerti jalan pikiran Allah tidak berarti informasi dari Allah tidak mutlak benar.

      Kalau “Bapak sering berhadapan dengan calvinismaniak & orientasinya kepada finishnya” saya juga sering ketemu dengan orang yg anti / tidak senang dengan Calvinist – lebih spesifik “Penebusan Terbatas”, seperti sorotan awal dalam diskusi ini – baik secara pribadi, dalam dunia maya, litertur. Kalau dalam literature, salah satu bukunya – saya kurang tahu apakah Bapak punya / atau pernah membacanya – adalah: Why I Am Not An Calvinis. Salah satu – diantara sekian banyak litaratur yg saya miliki, yg menolak ajaran Reformed - literatur yg bagus menurut saya untuk dibaca baik orang yg setuju dengan ajaran Reformed, terlebih-lebih yg tidak setuju.
      Sebagaimana Bapak tuliskan: “MEMUNGKINKAN KESELAMATAN KEPADA MEREKA --- secara terminologi ini bukan pasti. “Memungkinkan keselamatan” yg saya pahami adalah “MEMBERIKAN KESEMPATAN SELUAS-LUASNYA” kepada semua orang untuk percara kepada Yesus”, hal ini saya pahami, saya maklumi. Karena memang secara terminologi kata memungkinkan “bukan sesuatu yg pasti”, saya setuju dengan pengakuan ini. Tapi tetap saja dalam pengertian secara keseluhan dalam pemahaman ini ada ketidakcocokkan. Lihat kalimat: “‘Memungkinkan keselamatan’ yg saya (Bapak) pahami adalah “MEMBERIKAN KESEMPATAN SELUAS-LUASNYA” kepada semua orang untuk percara kepada Yesus”. Kata “memberi” adalah sesuatu yg pasti. Seandainya Bapak mengatakan kepada saya (Christian): “Saya (Bapak) memberi kesempatan kepada kamu (Christian) untuk memberi tanggapan” artinya: Kesempatan untuk memberikan tanggapan dari saya (Christian) sudah pasti bukan sesuatu yg tidak pasti / memungkinkan. Dan lagi kalimat “Memungkinkan keselamatan” tidak sesuai dengan artinya. Ungkapan kalimat awal berbicara keselamatan (diawali dengan kata memungkinkan) sedangkan pengertiannya berbicara tentang “percaya kepada Yesus” (diawali dengan kata untuk). Saya (Christian) tidak mengabaikan bahwa di dalam keselamatan tidak ada kata / unsur “percaya”. Hanya saja ketidaksesuaian / ketidakkonsistenan pendefenisian / pengungkapan / pembahasan.

      Sebagaimana Bapak tuliskan: “Fakta bahwa ada orang yg tidak percaya karena mereka menolak tawawan itu” maka yg menjadi pertanyaan-Nya adalah: apakah mereka tidak percaya sungguh-sungguh karena menolak tawaran itu ? Atau karena Bapa tidak manarik / memberikan mereka kepada Yesus ? etc.,…………………
      Saya tidak pernah berpikir bahwa ajaran para reformed kebenaran mutlak, kebenaran Mutlak adalah dalam Kristus Yesus, milik Tuhan, ada dalam Alkitab. Namun paling tidak berdasarkan studi pribadi saya, sampai sekarang saya mengerti bahwa pandangan para reformed sesuai dengan ajaran yg saya lihat dalam Alkitab. Pandangan kelompok teolog yg lain juga ada yg benar. Saya juga tida menyatakan bahwa selain calvinist sesat, saya hanya menuliskan “perlu / harus dikaji lagi”.

      Hapus
  6. Sambungan =======
    Chris:
    Kristus mati untuk (menebus) semua orang (dalam hal ini bukan hanya orang Israel / Yahudi saja), termasuk non-Israel (non-Yahudi). Menurut tujuan Allah - dalam pengertian saya - Yesus mati secara efektif hanya untuk orang pilihan-Nya semata-mata, sesuai dengan cara yang disampaikan Alkitab dalam membicarakan kasih Allah yang khusus dan selektif kepada umat pilihan.

    Apri: Bandingkan dengan karya penyelamatan Allah untuk umat pilihan (ISRAEL) dalam PL – kemudian bandingkan karya penyelamatan Allah untuk umat pilihan (GEREJA) dalam PB.
    PL menggambarkan ISRAEL sebagai umat pilihan tetapi fakta bahwa Allah punya tujuan untuk semua bangsa bukan khusus untuk orang Israel saja (band. kitab Yunus), PB menggambarkan Gereja sebagai umat pilihan (I Pet. 2:9) tetapi fakta bahwa Allah menghendaki semua orang untuk berbalik dan diselamatkan (2 Pet. 3:9). “Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat”. Penafsiran calvinisme terhadap ayat ini - “semua orang” yang dimaksudkan dalam ayat ini adalah orang-orang pilihan. Tidak ada yang mutlak dapat mempertahankan pendapat ini.

    saya melihat bahwa Pengajaran Predistinasi Calvinisme perlu dikaji baik2 – Banyak bagian Firman Tuhan yang menunjukkan bahwa Yesus mati sebagai wujud kasih kepada semua orang dan memungkinkan semua orang untuk percaya kepada-Nya. barang siapa percaya, ia diselamatkan tetapi siapa yang tidak percaya, ia akan dihukum.

    Chris:
    Sebagaimana penebusan itu merupakan jaminan serta melihat karya Roh Kudus – yang memeteraikan – dalam kehidupan orang percaya dapatlah dimengerti bahwa penebusan-Nya bukanlah kemungkinan tapi kepastian. Kepastian – dalam pengertian – penebusan yang diberikan menjamin keselamatan orang yang ditebus, tidak hanya memungkin adanya keselamatan. Hal tersebut juga dimengerti karena penebusan-Nya bertujuan untuk memuaskan (menggantikan ) tuntutan hukum. Kepastian penebusan ini adalah penghiburan bagi orang percaya akan keselamatan hidupnya.

    Apri: penebusan Kristus memberi kepastian kepada semua orang yang percaya kepada Yesus tetapi bukan berarti bahwa orang yag tidak percaya bukan bagian dari orang PILIHAN sehingga mereka tidak mendapat bagian dalam penebusan tersebut. Fakta bahwa tidak selamanya orang yg menyatakan percaya saja adalah bagian dari keselamatan yang pasti tersebut. Penelusuran biblikal tentang Yoh. 17:12 membantah secara serius PREDISTINASI CALVINISME.
    Fakta bahwa orang yang sangat tahu benar tentang kepastian keselamatannya seperti 1 Yoh. 5:13 tidak MUTLAK dari sisi pengetahuannya tentang keselamatan tersebut. Hal ini di barengai dengan pembuktian diri dalam hal menjaga kekudusan dan dilakukan dengan penuh tanggung jawab.

    ====== bersambung

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tidak dapat disangkali bahwa: Allah sesuai dengan kehendak-Nya memiliki rencana terhadap bangsa lain melalui bangsa Israel; di antara Israel – yg adalah umat-Nya – ada yg binasa; dalam PB, di antara yg mengaku pengikut Kristus ada yg tidak selamat.

      Mengatakan bahwa “Allah punya tujuan untuk semua bangsa” –maksudnya rencana untuk menyelamatkan “semua” bangsa, menurut saya perlu dikaji. Karena berdasarkan fakta pula – dengan menggunakan data pembanding yg diberikan, yaitu Kitab Yunus – tidak semua bangsa pada saat itu diberikan Tuhan anugerah yg sama.

      Berkenaan dengan 2 Pet. 3:9 saya mengerti dengan cara lain (tidak seperti cara Bapak mengerti). Untuk ini mengerti ini secara sederhana (tentu masih ada argument lain khusus berkenaan dengan ayat ini) saya buat dalam bentuk pertanyaan, yaitu:
      1. Apakah Allah menghendaki semua orang selamat ? Jawaban: Ya (berdasarkan teks).
      Kalau berhenti di sini pengertiannya, ini tidak lain adalah pandangan kaum universalist. Ini – menurut saya - tentu sesuai dengan maksud si penulis.

      2. Apa yg Allah kehendaki bagi semua orang ? Jawaban: Selamat: supaya semua orang berbalik dan bertobat (berdasarkan teks).

      Sampai di sini akan ada masalah lagi. Kalau memang Allah “MENGHENDAKI” semua selamat mengapa “kehendak-Nya” tidak terlaksana. Tentu ini menyinggung kedaulatan-Nya, dengan kata lain, karena “KEHENDAK-NYA” tidak terlaksana, itu menandakan IA tidaklah sedaulat yg dipikirkan. Ini – menurut saya - tentu sesuai dengan maksud si penulis.

      3. Banyak orang yg tidak bertobat – ini tentu sesuai juga dengan fakta – menunjukkan orang / manusia “bisa bebas / tidak terikat / tidak tunduk (tertundukkan)” terhadap “KEHENDAK TUHAN”. Mengatakan bahwa manusia bisa bebas dari kehendak / rencana Tuhan tidaklah mungkin, karena kalau mungkin – lagi-lagi – itu menunjukkan “KEHENDAK-NYA” bisa gagal atau bisa dibilang Ia tidak sedaulat yg dipikirkan. Ini – menurut saya - tentu sesuai dengan maksud si penulis.

      Ayat ini – menurut saya – kalau dimengerti secara literal lebih mendukung pemahaman kaum universalist (tidak kaum arminian apalagi kaum reformed).

      Berkenaan dengan topik predestinasi, saya setuju banget. Sampai sekarang saya – berdasarkan studi pribadi – meyakini konsep ini benar, saya belum menemukan alasan untuk menolak pandangan ini.

      Saya tidak menemukan satu ayat Alkitab yg mangatakan bahwa “Penebusan / Kematian” Kristus hanya memungkinkan keselamatan. Saya mengerti penebusan / kematian itu sebagai sebagai kepastian jaminan, bukan hanya memungkinkan. Sebagaimana saya katakana sebelumnya, mengatakan “memungkinkan” itu bukanlah penebusan yg sebenarnya.

      Tanggapan Bapak yg menuliskan "penebusan Kristus memberi kepastian” – (yg juga merupakan tanggapan komentar saya bahwa: “Sebagaimana penebusan itu merupakan …………………. kepastian. Kepastian – dalam pengertian – penebusan yg diberikan menjamin keselamatan orang yg ditebus………….”) – tampaknya – lagi-lagi berbeda dengan pernyataan sebelumnya. Sebelumnya mengatakan hanya memungkinkan / kemungkinan, di sini mengalami perubahan, yaitu: "penebusan Kristus memberi kepastian”.

      Dalam pengertian saya, Yohanes 17:12 tidaklah sama sekali mengajarkan bahwa konsep predestinasi itu salah. Hal ini karena jawaban yg diberikan pada ayat berikutnya (ayat 13, dst.). dalam ayat 13 dituliskan bahwa: “Sama seperti Engkau telah memberikan kepada-Nya kuasa atas segala yg hidup, demikian pula Ia akan memberikan hidup yg kekal kepada semua yg telah Engkau berikan kepada-Nya”. Jadi, hidup kekal dalam hal ini adalah anugerah / pemberian. Bukan hasil usaha untuk memiliki.


      Berkenaan dengan 1 Yoh. 5:13, ketika Alkitab (dalam ini khususnya Yohanes) berbicara tentang percaya tidaklah hanya merujuk kepada pengertahuan, tidak. Alkitab ketika berbicara tetang percaya selain berbicara tentang pengetahuan akan yg diimani juga berbicara tetang tindakan. Hal itu tidak bias dipisahkan. Penelusuran kata pistis atau pistew secara etimologi menjelaskan hal itu.

      Dalam Alkitab – yg saya tahu – orang pilihan Tuhan pasti hidupnya benar.

      Hapus
    2. Chris:
      Mengatakan bahwa “Allah punya tujuan untuk semua bangsa” –maksudnya rencana untuk menyelamatkan “semua” bangsa, menurut saya perlu dikaji. Karena berdasarkan fakta pula – dengan menggunakan data pembanding yg diberikan, yaitu Kitab Yunus – tidak semua bangsa pada saat itu diberikan Tuhan anugerah yg sama.

      Apri: untuk bagian ini saya minta untuk jangan berpikir tentang calvinisme (pilihan Allah kepada orang-orang tertentu). tujuan saya adalah supaya Anda dapat memperhatikan Alkitab secara proporsional.
      Tujuan Allah adalah tujuan yang global (Band.: Kej. 1:28, Kej. 12:1-4). Allah memilih manusia untuk menjalankan tujuan itu tetapi manusia gagal pada Kej. 6. Allah menghukum manusia dengan air bah tetapi menyelamatkan NUH. Memang Nuh mendapat anugerah secara khusus tetapi ada standar yang dilihat Allah yaitu ketaatan dan kesalehan Nuh berbeda dengan orang lain yang hidup sejaman dengan Nuh. Kej. 7-11, menunjukan kegagalan manusia, manusia membangun kekuatan secara natural (1. Berkumpul dalam ikatan solidaritas kekerabatan secara keturunan, 2. Membangun benteng – menara yang ujungnya sampai ke langit, 3. Mencari nama).
      Kej. 12-50, Allah membuat tonggak sejarah baru dengan memilih Abraham dan keturunannya untuk tujuan yang global.
      Buktinya adalah Allah menyelamatkan Ninewi (Kitab Yunus) dan ada yang lain lagi bukan saja kitab Yunus seperti Kitab Ruth, Daniel, Yeheskiel, ….. (nantikan tulisan saya tentang bantahan terhadap pengajaran PREDISTINASI CALVIN). Pintu Keselamatan itu terbuka seluas-luasnya bagi semua orang. Fakta bahwa tidak semua selamat karena mereka menolak Yesus.
      Apakah pikiran saya adalah sama dengan kaum universalist? Orang suka sekali mengkotak-kotakan dan memberi simbol atau nama kepada sesuatu.

      Chris:
      Berkenaan dengan 2 Pet. 3:9 saya mengerti dengan cara lain (tidak seperti cara Bapak mengerti). Untuk ini mengerti ini secara sederhana (tentu masih ada argument lain khusus berkenaan dengan ayat ini) saya buat dalam bentuk pertanyaan, yaitu:
      1. Apakah Allah menghendaki semua orang selamat ? Jawaban: Ya (berdasarkan teks).
      Kalau berhenti di sini pengertiannya, ini tidak lain adalah pandangan kaum universalist. Ini – menurut saya - tentu sesuai dengan maksud si penulis.

      Apri: kaum universalist menyatakan bahwa kehendak Allah untuk menyelamatkan semua manusia termasuk yang melaksanakan kehendak-Nya seperti YUDAS ISKARIOT, tidak menjelaskan secara terinci terhadap IMAN.

      Chris:
      2. Apa yg Allah kehendaki bagi semua orang ? Jawaban: Selamat: supaya semua orang berbalik dan bertobat (berdasarkan teks).

      Sampai di sini akan ada masalah lagi. Kalau memang Allah “MENGHENDAKI” semua selamat mengapa “kehendak-Nya” tidak terlaksana. Tentu ini menyinggung kedaulatan-Nya, dengan kata lain, karena “KEHENDAK-NYA” tidak terlaksana, itu menandakan IA tidaklah sedaulat yg dipikirkan. Ini – menurut saya - tentu sesuai dengan maksud si penulis.

      Apri: ini bukan menurut Anda saja tetapi menurut kaum calvinis dan Anda adalah calvinis. Kaum calvinis menyatakan demikian karena bertolak dari PREDISTINASI.
      Kehendak Allah terlaksana atau tidak bukan menyinggung kedaulatan-Nya. Allah berdaulat, tetapi tidak mengabaikan tanggung jawab manusia. kalau Allah menyelamatkan itu tindakan kasih-Nya tetapi mereka yang tidak menanggapinya dan memilih untuk tidak percaya akan dihukum dan Allah adil.
      ==== bersambung

      Hapus
    3. Sambungan ======

      Chris:
      3. Banyak orang yg tidak bertobat – ini tentu sesuai juga dengan fakta – menunjukkan orang / manusia “bisa bebas / tidak terikat / tidak tunduk (tertundukkan)” terhadap “KEHENDAK TUHAN”. Mengatakan bahwa manusia bisa bebas dari kehendak / rencana Tuhan tidaklah mungkin, karena kalau mungkin – lagi-lagi – itu menunjukkan “KEHENDAK-NYA” bisa gagal atau bisa dibilang Ia tidak sedaulat yg dipikirkan. Ini – menurut saya - tentu sesuai dengan maksud si penulis.

      Apri: sekali lagi ini bukan menurut Anda tetapi menurut kaum calvinis. Pikiran ini adalah pikiran calvin dan Anda adalah cavinis.
      Yang berkata bahwa Tuhan gagal itu adalah rumusan calvin yang menyatakan Tuhan gagal. Rancangan Tuhan terlalu tinggi sehingga sulit dipahami secara mutlak oleh manusia.
      Coba perhatikan preposisi dari 3 pernyataan Anda si atas, membuat kebingungan dalam rumusan calvinisme itu sendiri sehingga membangun pengajaran yang berdasarkan interpretasi tertentu kepada ayat-ayat firman Tuhan untuk mendukung ajarannya..

      Chris:
      Berkenaan dengan topik predestinasi, saya setuju banget. Sampai sekarang saya – berdasarkan studi pribadi – meyakini konsep ini benar, saya belum menemukan alasan untuk menolak pandangan ini.

      Saya tidak menemukan satu ayat Alkitab yg mangatakan bahwa “Penebusan / Kematian” Kristus hanya memungkinkan keselamatan. Saya mengerti penebusan / kematian itu sebagai sebagai kepastian jaminan, bukan hanya memungkinkan. Sebagaimana saya katakana sebelumnya, mengatakan “memungkinkan” itu bukanlah penebusan yg sebenarnya.

      Apri: lain kali --- kita sama2 perhatikan Yoh. 17:12 berdasarkan konteksnya, sebagai bukti bahwa PREDISTINASI adalah ajaran yang keliru.

      ====
      Chris:
      Tanggapan Bapak yg menuliskan "penebusan Kristus memberi kepastian” – (yg juga merupakan tanggapan komentar saya bahwa: “Sebagaimana penebusan itu merupakan …………………. kepastian. Kepastian – dalam pengertian – penebusan yg diberikan menjamin keselamatan orang yg ditebus………….”) – tampaknya – lagi-lagi berbeda dengan pernyataan sebelumnya. Sebelumnya mengatakan hanya memungkinkan / kemungkinan, di sini mengalami perubahan, yaitu: "penebusan Kristus memberi kepastian”.

      Apri: lihat koment di atas.

      Chris:
      Dalam pengertian saya, Yohanes 17:12 tidaklah sama sekali mengajarkan bahwa konsep predestinasi itu salah. Hal ini karena jawaban yg diberikan pada ayat berikutnya (ayat 13, dst.). dalam ayat 13 dituliskan bahwa: “Sama seperti Engkau telah memberikan kepada-Nya kuasa atas segala yg hidup, demikian pula Ia akan memberikan hidup yg kekal kepada semua yg telah Engkau berikan kepada-Nya”. Jadi, hidup kekal dalam hal ini adalah anugerah / pemberian. Bukan hasil usaha untuk memiliki.

      Apri: saya tidak sama sekali menyinggung “hasil usaha” untuk memperoleh keselamatan tetapi ada tanggung jawab yang harus dikerjakan sebagai respon terhadap anugerah yang diberikan kepada kita.
      calvinisme menyatakan tentang anugerah yang mutlak diberikan oleh Allah kepada orang-orang pilihan-Nya dan anugerah ini tidak dapat ditolak, sementara kaum armenianisme menyatakan bahwa Allah telah memberikan anugerah yang mendahului tindakan percaya seseorang untuk memungkinkannya percaya kepada Yesus. Kata memungkinkan jangan ditafsirkannya dari posisi Allah tetapi dari sisi manusia.

      Chris:
      Berkenaan dengan 1 Yoh. 5:13, ketika Alkitab (dalam ini khususnya Yohanes) berbicara tentang percaya tidaklah hanya merujuk kepada pengertahuan, tidak. Alkitab ketika berbicara tetang percaya selain berbicara tentang pengetahuan akan yg diimani juga berbicara tetang tindakan. Hal itu tidak bias dipisahkan. Penelusuran kata pistis atau pistew secara etimologi menjelaskan hal itu.

      Dalam Alkitab – yg saya tahu – orang pilihan Tuhan pasti hidupnya benar.

      Apri: tetapi tidak mutlak orang memiliki keyakinan akan keselamatan dan membuktikan bahwa dia benar ---- fakta membuktikan bahwa manusia tidak dapat menghindari hidupnya dari tindakan yang salah, Tetapi siapa yang memperhatikan firman dan taat kepada firman itu, ia akan hidup benar (Ro. 1:17).

      Hapus
    4. Ketika saya menuliskan: “Mengatakan bahwa ‘Allah punya tujuan utk semua bangsa’ – maksudnya rencana utk menyelamatkan ‘semua’ bangsa, menurut saya perlu dikaji. Karena berdasarkan fakta pula – dgn menggunakan data pembanding yg diberikan, yaitu Kitab Yunus – tdk semua bangsa pd saat itu diberikan Tuhan anugerah yg sama.” Saya tdk sdg berpikir ala calvinist – walaupun hasil akhirnya mengarah ke calvinist. Sebagaimana tujuan Bapak “adalah supaya Anda (Christian) dpat memperhatikan Alkitab secara proporsional”, sayapun sdg melihatnya dgn ala demikian bahkan jg secara totalitas (bukan secara fragmentaris). Sepertinya kalimat saya dgn jls menyatakan hal ini, yaitu: “Karena berdasarkan fakta pula – dengan menggunakan data pembanding yg diberikan, yaitu Kitab Yunus – tdk semua bangsa pd saat itu diberikan Tuhan anugerah yg sama”. Dgn kata lain, sebenarnya ada begitu banyak (secara keseluruhan) bagian dalam Alkitab yg menyatakan ini, namun diantara sekian banyak itu, saya hanya akan menggunakan satu kitab saja, di mana satu kitab ini dipakai sebagai satu pembanding oleh Bapak. Dgn memperkuat argument saya – sebagaimana jg Bapak melakukannya – saya menggunakan pembanding yg sama, yaitu: Kitab Yunus.
      Kalau memang Bapak melihat saya ktk membicarakan bagian – terlebih dgn mengutip ulang pembanding yg Bapak gunakan utk memperkuat alasan saya - ini tdk melihat secara totalitas + proporsional, mohon ditunjukkan, supaya saya kaji lebih dlm lagi.
      Yg dimaksud dgn “Tujuan Allah adalah tujuan yg global” dgn menggunakan data pembanding Kej. 1:28, Kej. 12:1-4, & “Allah membuat tonggak sejarah baru dgn memilih Abraham & keturunannya untuk tujuan yg global” dgn mengacu pada Kej. 12-50, apa ? Apakah keselamatan secara global ? Ataukah anugerah / berkat umum ? Kalau memang tujuan globalnya adalah mengenai keselamatan, mengapa tujuan-Nya tidak tercapai ? Sejauh mana keefektifan kuasa ‘tujuan-Nya’ itu dlm mencapai keselamatan ?
      Dengan mengatakan bahwa Allah memang bertujuan global & memberikan bukti Allah menyelamatkan Niniwe (Kitab Yunus); kalau memang global bagaimana dengan bangsa lain yg sezaman dgn peristiwa Niniwe ? bagaimana kondisi manusia atau bangsa lainpada zaman Kitab Rut, Daniel, & Yehezkiel kalau memang global ?
      Saya akan menanti dengan sabar: “tulisan saya (Bapak) ttg bantahan terhadap pengajaran PREDISTINASI CALVIN”.
      Dgn mengatakan: “Fakta bahwa tdk semua selamat krn mereka menolak Yesus” muncullah pertanyaan: merekakah yg menolak Yesus atau Bapa tdk memberikan mereka kepada Anak ? atau Ada hubungan antara keduanya ?
      Saya tdk mengatakan bhw Bapak kaum universalist. Saya hanya menyatakan problem jika dikatakan bahwa Allah punya tujuan utk menyelamatkan “semua” bangsa (dengan menggunakan Kitab Yunus sebagai data pembanding), karena fakta pula menunjukkan bahwa tdk menyelamatkan semua bangsa.
      Terimakasih karena Bapak memberikan defenisi ttg universalist kepada saya, walaupun tidak ada indikasi sama sekali saya memintanya. Namun, saya mengerti pendefenisian ini bertujuan utk diperhatikan dlm diskusi ini. Saya telah, akan & tetap memperhatikan arti ini.
      Ketika saya menuliskan: “2. Apa yg Allah kehendaki bagi semua orang ? Jawaban: Selamat: supaya semua orang berbalik & bertobat (berdasarkan teks). Sampai di sini akan ada masalah lagi. Kalau memang Allah “MENGHENDAKI” semua selamat mengapa “kehendak-Nya” tidak terlaksana. Tentu ini menyinggung kedaulatan-Nya, dengan kata lain, karena “KEHENDAK-NYA” tidak terlaksana, itu menandakan IA tidaklah sedaulat yg dipikirkan. Ini – menurut saya - tentu sesuai dengan maksud si penulis” & Bapak menganggapinya dengan menuliskan: “ini bukan menurut Anda saja tetapi menurut kaum calvinis & Anda adalah calvinis. Kaum calvinis menyatakan demikian krn bertolak dari PREDISTINASI. Kehendak Allah terlaksana atau tdk bukan menyinggung kedaulatan-Nya. Allah berdaulat, tetapi tidak mengabaikan tanggungjawab manusia. kalau Allah menyelamatkan itu tindakan kasih-Nya ttp mereka yg tdk menanggapinya & memilih utk tdk percaya akn dihukum & Allah adil”.

      Hapus
    5. Perlu dimengerti bahwa saya menuliskan – ini berlaku untuk point 1-3 – demikian sebagai resiko jika kata “supaya semua orang berbalik & bertobat” dimengerti secara literal sebagaimana yg Bapak pahami & mengajak saya jg utk memahaminya dgn ala Bapak.
      Mengatakan: “ini bukan menurut Anda (Christian) saja tetapi menurut kaum calvinis & Anda adalah calvinis” saya tanggapi dgn memberitahukan cara saya belajar. Saya belajar kebenaran dgn cara membaca Alkitab terlebih dahulu disertai dgn mencatat point-point pentingnya, setelah itu baru saya bandingkan dengan karya / pendapat orang. Bukan membaca karya orang lain dulu lalu menyesuaikannya dengan apa yg ada dalam Alkitab. Ketika saya menanggapi 2 Petrus 3:9, cara seperti itulah yg saya gunakan. Kalau itu sesuai dengan ajaran kaum calvinist berarti – menurut studi saya – konsep mereka memahami bagian ini benar.
      Dgn Bapak mengatakan: “Kalau Allah menyelamatkan itu tindakan kasih-Nya ttp mereka yg tdk menanggapinya & memilih utk tdk percaya akan dihukum & Allah adil” memunculkan pertanyaan baru dari saya, yaitu: 1). Sejauh mana kuasa / keefektifan kasih Allah dalam proses menyelamatkan manusia ? 2). Apakah kasih Allah bekerja – atau efektif – berdasarkan usaha manusia untuk menanggapi & memilih untuk percaya ?
      Berdasarkan studi pribadi saya atas literatur-literatur yg ada, kaum calvinist tdk menyatakan / mengajarkan bahwa Allah itu bisa gagal (bandingkan saja dgn konsep “Penebusan Terbatas” yg merupakan sorotan utama diskusi kita). Kaum calvinist yakin & mengajarkan bahwa Allah tdk bisa / tdk akn gagal dlm kedaulatan-Nya. Jd, ketika Bapak mengatakan: “Yg berkata bahwa Tuhan gagal itu adalah rumusan calvin yg menyatakan Tuhan gagal” menurut hemat saya tidak sesuai dengan – & bukan –ajaran kaum calvinist. Kalau memang ada literatur yg Bapak ketahui dari pihak kaum calvinist mengajarkan demikian, saya minta maaf kalau tanggapan saya salah, karena saya tdk tahu ada literatur – kalau seandainya ada – kaum calvinist yg mengajarkan demikian. Mohon dikasitahu kepada saya literaturnya supaya saya bisa mempelajarinya lebih dlm lagi.
      Saya setuju ktk Bapak menuliskan: “Rancangan Tuhan terlalu tinggi sehingga sulit dipahami secara mutlak oleh manusia”. Namun, ini tidak berarti bahwa yg tlh dinyatakan-Nya dalam Alkitab tidak bisa dimengerti sama sekali.
      Sekali lagi, ketiga point di atas saya buat bukan utk membuat kebingungan. Semata-mata tujuan saya untuk melihat resiko jika kalimat dalam 2 Petrus 3:9 dimengerti secara literal. Bukankah Bapak yg menggunakan ayat itu utk menyatakan bahwa konsep “Penebusan Terbatas” itu salah (termasuk masalah keselamatan). Kalau memang cara interpretasi ini salah, mohon kasitahu yg benar dgn tdk mengabaikan ketiga point tersebut di atas & lagi saya tidak pernah membangun pemahaman saya berdasarkan ayat-ayat tertentu dalam Alkitab.
      Sebagaimana Bapak mengajak saya utk: “lain kali --- kita sama2 perhatikan Yoh. 17:12 berdasarkan konteksnya, sebagai bukti bahwa PREDISTINASI adlh ajaran yg keliru” Silahkan Bapak memulainya / melakukannya utk kita diskusikan secara bersama-sama.
      Saya memberikan penambahan sedikit ttg konsep Arminian yg bertentangan dgn kaum calvinist yg berbunyi: “anugerah yg mutlak diberikan oleh Allah kepada orang-orang pilihan-Nya & anugerah ini tidak dapat ditolak”. Tambahannya adalah – ini berdasarkan literatur yg saya miliki – “anugerah Allah dapat ditolak”. Perbedaan ini tentu sangat jauh / tajam.
      Kalimat: “Kata memungkinkan jangan ditafsirkannya dari posisi Allah tetapi dari sisi manusia” tetap saja mengalami masalah logika. Masalahnya adalah sejauh mana manusia itu melihat karya Tuhan, meyakini Kuasa Tuhan, mengetahui Bahwa Tuhan berdaulat, mempercayai Pemeliharaan Tuhan, mengimani Janji-janji Tuhan. Kalau masalah ini teratasi, maka saya yakin dari sisi kemanusiaan pun akan tdk ada lagi kata kemungkinan. Ini bukan berarti kesombongan, karena iman yg benar tidaklah begitu.

      Hapus
    6. Berbicara mengenai pembuktian seseorang hidup benar saya akui bahwa itu adalah pergumulan sehari-hari yg dihadapi setiap orang percaya. Namun, ketika melihat konsep pembenaran, pendamaian dalam Alkitab, masalah ini akan terbantu utk bisa dipahami. Kalau ada manusia yg bermasalah dgn cara hidupnya, yg salah adlh pribadinya bukan ajarannya (tentu saja maksud saya di sini ajaran yg baik, karena tdk semua ajaran adalah ajaran yg baik). Kalau fakta membuktikan bahwa manusia tdk dpt menghindari hidupnya dari tindakan yg salah, bukan berarti tindakannya dibenarkan. Ia haruslah mengakui kesalahannya.
      Tulisan Paulus dalam Roma 1:17 yg berbunyi: “Sebab di dalamnya nyata kebenaran Allah, yg bertolak dari iman & memimpin kepada iman, seperti ada tertulis: ‘Orang benar akan hidup oleh iman’". Perlu diperhatikan bahwa di sini tidak dikatakan: “siapa yg memperhatikan firman & taat kepada firman itu, ia akan hidup benar” – seperti yg Bapak tuliskan. Dengan jelas tertulis: “orang benar hidup oleh iman” bukan “siapa yg memperhatikan & taat kepada Firman akan hidup”. Mungkin, alangkah baiknya Bapak carikan kita ayat lain yg lebih pas utk mendukung tanggapan Bapak.

      Hapus
  7. Sambungan ======
    Chris:
    Beberapa ayat - diantara sekian ayat – yang membicarakan penebusan yang dikhususkan untuk orang pilihan ini adalah Yohanes 6:38-39; 10:11, 15, 26.

    1. Yohanes 6:38-39: Sebab Aku telah turun dari sorga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku. Dan Inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman.

    Apri: penekanan pada ayat dan konteks dari ayat ini adalah tentang orang yang percaya. “Barang siapa yang percaya” Yesus berkata, ia tidak akan Ku buang. Keselamatan di tujuakan kepada sumua manusia, barang siapa yang percaya ia akan selamat dan sebaliknya barang siapa yang tidak percaya jelas ia tidak selamat.
    ====

    2. Yohanes 10:11; Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya. 10:15; sama seperti Bapa mengenal Aku dan Aku mengenal Bapa, dan Aku memberikan nyawa-Ku bagi domba-domba-Ku. 10:26; tetapi kamu tidak percaya, karena kamu tidak termasuk domba-domba-Ku.

    Apri:
    Calvinisme menyatakan bahwa pengorbanan Yesus hanya ditujukan kepada “domba-domba-Nya”

    saya copy salah satu bagian dari bantahan saya terhadap dasar ajaran Limited Atonement:
    Yoh. 10:11 Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya; (15) sama seperti Bapa mengenal Aku dan Aku mengenal Bapa, dan Aku memberikan nyawa-Ku bagi domba-domba-Ku.

    Bantahan:
    Analogi atau sebuah perumpamaan tentang Gembala dan domba. Yesus sedang mengajarkan tentang hubungan antara mereka yang mendengarkan-Nya melalui sebuah analogi yang bisa dimengerti. Ia juga bisa menggunakan analogi yang lain sesuai konteks pendengar. Seandainya Yesus menggunakan analogi “guru dan murid” bisa saja Ia berkata bahwa Ia hanya mengajar murid-murid-Nya dan Dia akan berkorban bagi murid-murid-Nya. ini tidak dimaksudkan untuk membatasi karya-Nya yang universal.

    ==== bersambung

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dalam pengertian saya yang ditekankan di Yohanes 6:38-39 bukanlah “tentang orang yang percaya”. Sebagaimana teks ini merupakan penyataan Yesus siapa diri-Nya yang sebenarnya (ayat 25-59) dan dengan melihat Yohanes 20:30-31 akan didapati bahwa penekanannya bukan tentang “tentang orang yang percaya”. Berdasarkan penelusuran – studi pribadi saya – kitab ini adalah kitab yang membicarakan keunikan Kristus pada zaman itu, karena banyak beredar ajaran-ajaran yang menyerang keilahian Kristus.

      Berkenaan dengan tanggapan Bapak atas Yohanes 10:11, 15 – yang mana Bapak juga telah tuliskan di blog Bapak – untuk sementara saya mengerti. Agar saya tidak membuat kesimpulan / tanggapan yang salah mohon dikaitkan dengan Yohanes 10:26 (sebagaimana ayat ini memiliki hubungan dengan ayat-ayat sebelumnya, setelah itu saya akan mencoba menanggapinya.

      Hapus
    2. Chris:
      Dalam pengertian saya yang ditekankan di Yohanes 6:38-39 bukanlah “tentang orang yang percaya”. Sebagaimana teks ini merupakan penyataan Yesus siapa diri-Nya yang sebenarnya (ayat 25-59) dan dengan melihat Yohanes 20:30-31 akan didapati bahwa penekanannya bukan tentang “tentang orang yang percaya”. Berdasarkan penelusuran – studi pribadi saya – kitab ini adalah kitab yang membicarakan keunikan Kristus pada zaman itu, karena banyak beredar ajaran-ajaran yang menyerang keilahian Kristus.

      Apri: memang benar Injil Yohanes ditulis untuk membuktikan kepada orang Yahudi dan Yunani untuk melawan filsafat Yunani. Bahwa Yesus bukan logos dalam pengertian filsafat (setingkat di bawah Allah) tetapi logos yang adalah Allah sendiri. Sebagian besar pasal dalam injil Yohanes membuktikan bahwa Yesus adalah Anak Allah. Khusus pasal 6, terlihat bahwa Yesus membuktikan hal itu tetapi berhadapan dengan ketidakpercayaan bangsa Yahudi. Mereka hanya memandang Yesus secara lahiriah dan mengangkat Yesus sebagai tokoh politik (6:15). Kemudian (ayat 25-59) Yesus mempertegasnya kembali, mereka hanya memandang Yesus secara lahiriah (ayat 26) dan memperbandingkan tentang iman yang sungguh-sungguh dan yang sementara (ayat 36,37). Ayat 37-38, Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang. 38 Sebab Aku telah turun dari sorga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku.
      Ayat 38 adalah alasan dari pernyataan ayat 37. Jadi, secara keseluruhan dari injil Yohanes membuktikan tentang keilahian Yesus tetapi pada pasal 6 khusus 37-38, pembuktian itu melalui persoalan percaya atau tidak percaya. Yang percaya selamat dan yang tidak percaya akan dibuang.

      Chris:
      Berkenaan dengan tanggapan Bapak atas Yohanes 10:11, 15 – yang mana Bapak juga telah tuliskan di blog Bapak – untuk sementara saya mengerti. Agar saya tidak membuat kesimpulan / tanggapan yang salah mohon dikaitkan dengan Yohanes 10:26 (sebagaimana ayat ini memiliki hubungan dengan ayat-ayat sebelumnya, setelah itu saya akan mencoba menanggapinya.

      Apri: Yoh 10:26 -- tetapi kamu tidak percaya, karena kamu tidak termasuk domba-domba-Ku.
      Lihat pasal ini secara keseluruhan. Ayat 1-21 Yesus menganalogikan hubungan-Nya dengan umat-Nya seperti domba dan gembala dan Yesus berkata bahwa akulah gembala yang baik (ayat 11a). kemudian dilanjutkan tentang penolakan orang Yahudi atas keilahian Yesus dan Yesus berkata bahwa kamu tidak percaya (akan keilahian-Nya) karena kamu bukan domba-domba-Ku. ini sangat jelas bahwa ketika orang percaya maka ia adalah bagian dari (milik) Yesus tetapi orang Yahudi yang tidak percaya, Yesus menegaskan bahwa mereka bukan milik-Nya.
      Ayat 31 menuliskan tentang kemarahan orang Yahudi, karena Yesus memposisikan diri-Nya setara dengan Allah. Di sini terlihat bahwa hal percaya yang dimaksud adalah Percaya bahwa Yesus adalah Tuhan, Jurus’lamat, Allah sendiri (inilah iman yang sesungguhnya).
      Ayat-ayat ini hanya bisa dimengerti dengan paradigma pengajaran akan keilahian Yesus bukan untuk Limited Atonement (penebusan terbatas) karena konteksnya berbeda.

      Hapus
    3. Saya anggap tanggapan Bapak atas tanggapan saya: “Dalam pengertian saya yg ditekankan di Yohanes 6:38-39 bukanlah “tentang orang yg percaya”. Sebagaimana teks ini merupakan penyataan Yesus siapa diri-Nya yg sebenarnya (ayat 25-59) & dengan melihat Yohanes 20:30-31 akan didapati bahwa penekanannya bukan tentang “tentang orang yg percaya”. Berdasarkan penelusuran – studi pribadi saya – kitab ini adalah kitab yg membicarakan keunikan Kristus pada zaman itu, karena banyak beredar ajaran-ajaran yg menyerang keilahian Kristus” sebagai ralatan atas tanggapan Bapak sebelumnya. Sebelumnya, ketika Bapak menanggapi tulisan: “Beberapa ayat - di antara sekian banyak ayat – yang membicarakan penebusan yang dikhususkan untuk orang pilihan ini adalah Yohanes 6:38-39; 10:11, 26”, dan atas Yohanes 6:38-39 Bapak menaggapinya dengan menuliskan: “penekanan pada AYAT dan KONTEKS dari ayat ini adalah TENTANG ORANG YANG PERCAYA”.

      Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam ayat 37: “‘akan datang’ berbentuk FUTURE ACTIFE INDICATIFE bukan kini; sedangkan ‘barangsiapa datang’ berbentuk KINI MEDIAL / PASIF DEPONEN PARTISIP”. Dan lagi yang perlu diperhatikan bahwa natur manusia yang telah jatuh ke dalam dosa tidak bisa datang kepadaYesus kalau dia tidak mendapatkan anugerah dan tuntunan. Dari Yohanes 6:37-39: “Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang. Sebab Aku telah turun dari sorga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku. Dan Inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman” ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan:
      1. Yang diberikan Bapa kepada Anak akan (pasti bukan mungkin) datang kepada Anak.
      2. Semua yang datang kepada Anak adalah yang diberikan Bapa untuk datang.
      3. Yang datang kepada Anak tidak akan (sebuah kepastian tidak) dibuang, karena mereka adalah pemberian Bapa. Anak bertugas untuk melakukan kehendak Bapa yang mengutus Dia.
      4. Anak ke dunia bukan karena kehendak Anak, melainkan kehendak Bapa.
      5. Anak datang kedunia bukan bukan untuk melekukan kehendak-Nya (Anak), melainkan kehendak yang mengutus, yaitu Bapa.
      Bapa berkehendak supaya yang diberi jangan ada yang hilang + dibangkitkan pada akhir zaman.

      Yohanes 10:11, 15: “11: Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya; 15: sama seperti Bapa mengenal Aku dan Aku mengenal Bapa, dan Aku memberikan nyawa-Ku bagi domba-domba-Ku”, tanggapan saya: sebagaimana bagian ini adalah pengajaran (bukan perumpamaan), apapun analogi (salah satunya dalam tanggapan Bapak “murid”) yang digunakan untuk menjelaskan kepada pendengar memiliki arti yang pasti, yaitu: Yesus adalah Yang Baik; memberikan yang berharga untuk – orang-orang – kepunyaan-Nya (bukan kepada yang bukan kepunyaan-Nya); yang diberikan menyangkut hidup / mati ata kekal / sementara. Jadi, pengorbanan-Nya hanya untuk – orang-orang – kepunyaan-Nya saja (khusus / tertentu), tidak untuk semua dimana didalamnya termasuk yang bukan kepunyaan-Nya.

      Sebagaimana Bapak berandai-andai: “Seandainya Yesus menggunakan analogi ‘guru-murid’ bisa saja Ia berkata Ia hanya mengajar murid-murid-Nya dan Dia berkorban untuk murid-murid-Nya. Ini tidak bermaksud untuk membatasi karya-Nya yang universal,” tanggapan saya: kalaupun Yesus dalam pengajaran-Nya ini menggunakan analogi guru-murid, tetap saja menunjukkan bahwa karya-Nya penebusan-Nya ditujukan khusus kepada orang-orang tertentu. Dalam Alkitab PB(bisa dilakukan pembatasan hanya pada Kitab-Kitab Injil) kata ‘murid’ tidaklah hanya merujuk kepada kedua belas rasul pilihan saja, tetapi semua pengikut Kristus. Dengan kata lain, murid Kristus adalah orang-orang percaya, para pengikut-Nya. Dalam hal tujuan penebusan-Nya, Dia akan memberikan nyawa-Nya bagi para murid-Nya.

      Hapus
    4. Kalimat: “tetapi kamu tidak percaya, karena kamu tidak termasuk domba-domba-Ku” dalam Yohanes 10:26 yg Bapak tanggapi dengan menuliskan: “ini sangat jelas bahwa ketika orang percaya maka ia adalah bagian dari (milik) Yesus tetapi orang Yahudi yg tidak percaya..........” dalam rumusan sebab-akibat (sebab: “ketika orang percaya” dengan akibat: “maka ia adalah bagian dari [milik] Yesus) jika dibandingkan dengan teksnya (ay 10) & dengan menggunakan hukum yg sama pula, yaitu: sebab-akibat, akan diperoleh hasil yg berbeda.

      Kamu tidak percaya (akibat dari bukan termasuk domba-domba – berdasarkan teks)
      “Maka ia adalah bagian dari (milik) Yesus” (akibat ketika percaya – Tanggapan Bapak)
      Karena kamu tidak termasuk domba-domba-Ku (alasan / sebab ketidakpercayaan – berdasarkan teks).
      “Ketika orang percaya” (sebab jadi domba – Tanggapan Bapak)

      Dalam teks tidak tertulis “ketika orang percaya maka ia adalah bagian dari (milik Kristus)”, yg tertulis adalah: “tetapi kamu tidak percaya, karena kamu tidak termasuk domba-domba-Ku”. Jadi, tidak indikasi sama sekali bahwa lebih dulu percaya baru disebut domba dalam teks ini.

      Berdasarkan informasi yg Bapak gunakan, yaitu: Yoh 10:31, untuk mengingatkan bahwa ayat 31 “bukan untuk Limited Atonement” saya setuju, & lagian untuk ayat 31 ini belum / tidak akan pernah saya gunakan untuk memahami / menjelaskan konsep Penebusan Terbatas.

      Hapus
  8. sambungan =====
    Sebab Yoh. 10:16 “Ada lagi pada-Ku domba-domba lain, yang bukan dari kandang ini; domba-domba itu harus Kutuntun juga dan mereka akan mendengarkan suara-Ku dan mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala.”

    lihat konteks dari pengajaran Yesus tersebut dalam Yohanes 10. Calviisme mengambil beberapa ayat yang menjadi andalan dari pengajaran Limited Atonement dan seperti membatasi hanya terkhusus pada orang-orang tertentu sedangkan begitu banyak ayat dalam Alkitab yang memberikan gambaran bahwa tujuan Tuhan adalah tujuan yang universal.

    Chris:
    Berkaitan dengan pertanyaan: “dari mana orang-orang yang diselamatkan tahu bahwa mereka masuk surga dan orang-orang yang tidak selamat tahu bahwa mereka akan masuk neraka?”. Alangkah baiknya mengingat perkataan Paulus, salah satunya dalam Ro 8:16 - “Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah”. Roh Kudus meyakinkan kita yang percaya bahwa kita adalah anak Allah, dan kalau kita yakin bahwa kita adalah anak Allah, maka kita pasti akan yakin akan keselamatan kita.

    Apri: dari posisi Allah, Allah melakukan penyelamatan secara sempurna. Ia menyatakan bahwa pada waktu kita percaya kepada Yesus kita adalah anak-anak Allah, Yoh. 1:12. Perlu diingat bahwa dari posisi manusia ada tanggung jawab yang harus kita kerjakan – jangan mengabaikannya. Seyakin-yakinnya seseorang menyatakan tentang pengetahuannya akan keselamatan tidak menjadi sebuah jaminan. Firman Tuhan mengajarkan kita supaya kita tetap berpegang pada pengajaran dan jangan mengabaikannya – dalam pengertian ada tanggung jawab manusia untuk menjaga dirinya supaya keyakinannya memiliki alasan. Pengajaran calvinisme lebih melihat kepada posisi Allah dan kurang menekankan pada tanggung jawab manusia – fakta bahwa Firman Tuhan terus dikumandangkan agar kita jangan melupakan tanggung jawab kita untuk mendisiplinkan diri dalam hal taat kepada firman Allah.

    Chris:
    Juga perkataan rasul Yohanes dalam 1Yoh 5:12: “Barangsiapa memiliki Anak, ia memiliki hidup; barangsiapa tidak memiliki Anak, ia tidak memiliki hidup”. Semuanya ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu yang percaya kepada nama Anak Allah, tahu, bahwa kamu memiliki hidup yang kekal.

    Apri: Percaya kepada Yesus akan selamat tetapi menolak Yesus akan dihukum. Allah memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada semua manusia berdasarkan kasih-Nya untuk memungkinkan semua orang untuk percaya. Fakta bahwa ada orang yang tidak percaya karena mereka menolak kesempatan ini bukan karena tidak dipilih.

    Ya'ahowu........

    BalasHapus
  9. “Domba-domba lain” dalam Yohanes 10:16 menurut saya adalah orang non-Yahudi. Melihat teks ini, dalam kaitannya dengan konsep Predestinasi, hal yang harus dikaji lebih mendalam untuk mengerti anugerah Tuhan yang luar biasa, yaitu: “domba-domba itu harus Kutuntun juga dan mereka akan mendengarkan suara-Ku dan mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala”. Mungkin salah satu cara untuk mengerti dengan bertanya:

    1. Mengapa Tuhan harus menuntun ?

    2. Mengapa mereka akan mendengar suara Tuhan Yesus ?

    3. Mengapa mereka bisa bersatu dan dan memiliki satu gembala ?

    Yohanes 10 hanya sebagian dari sekian banyak ayat menunjukkan “Penebusan Terbatas”.

    Benar bahwa umat orang percaya (pilihan Tuhan) punya tanggungjawab dalam hidup mereka. Orang percaya pastilah hidupnya benar. Orang yang benar belum tentu orang percaya. Namun, lebih jauh saya meyakini bahwa orang percaya bisa menjalankan tanggungjawab itu karena kemurahan dan pertolongan dari Tuhan. Dalam pandagan reformedpun (termasuk TULIP) hal itu ditekankan.

    Kalau menurut Bapak bahwa: “FAKTA BAHWA FIRMAN TUHAN TERUS DIKUMANDANGKAN AGAR KITA JANGAN MELUPAKAN TANGGUNG JAWAB KITA UNTUK MENDISIPLINKAN DIRI DALAM HAL TAAT KEPADA FIRMAN ALLAH”, menurut saya pemikiran ini harus dikaji lebih jauh. Dalam berteologi bahkan dalam segenap hidup ini, semuanya harus bermula / bersifat Theosentris. Bukan bermula pada Antroponya. Etika Kristen pun pembicaraannya harus berawal dari Allah (kekudusan, keadilan, kasih, etc.).

    Berkenaan dengan respon Bapak atas 1Yoh 5:12, dilihat dari tujuan dituliskan: “Semuanya ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu yang percaya kepada nama Anak Allah, tahu, bahwa kamu memiliki hidup yang kekal” benarlah bahwa ““Barangsiapa memiliki Anak, ia memiliki hidup; barangsiapa tidak memiliki Anak, ia tidak memiliki hidup”. Namun, jangan dilupakan bahwa di ayat-ayat sebelumnya (salah satunya ayat 11) bahwa itu adalah anugerah, bukan hasil kerja / usaha.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Chris:
      Domba-domba lain” dalam Yohanes 10:16 menurut saya adalah orang non-Yahudi.

      Apri: jadi, apakah menurut Anda domba-domba yang sebenarnya adalah semua Yahudi dan bagaimana status keselamatan mereka?

      Chris:
      Melihat teks ini, dalam kaitannya dengan konsep Predestinasi, hal yang harus dikaji lebih mendalam untuk mengerti anugerah Tuhan yang luar biasa, yaitu: “domba-domba itu harus Kutuntun juga dan mereka akan mendengarkan suara-Ku dan mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala”. Mungkin salah satu cara untuk mengerti dengan bertanya:

      1. Mengapa Tuhan harus menuntun ?

      2. Mengapa mereka akan mendengar suara Tuhan Yesus ?

      3. Mengapa mereka bisa bersatu dan dan memiliki satu gembala ?

      Yohanes 10 hanya sebagian dari sekian banyak ayat menunjukkan “Penebusan Terbatas”.

      Apri: coba Anda uraikan salah satu ayat dari Yohanes 10 yang menunjukan pengajaran “Penebusan Terbatas”!

      Chris:
      Benar bahwa umat orang percaya (pilihan Tuhan) punya tanggungjawab dalam hidup mereka. Orang percaya pastilah hidupnya benar. Orang yang benar belum tentu orang percaya.

      Apri: apa standar benar yang dimaksudkan di sini?

      Chris:
      Namun, lebih jauh saya meyakini bahwa orang percaya bisa menjalankan tanggungjawab itu karena kemurahan dan pertolongan dari Tuhan. Dalam pandagan reformedpun (termasuk TULIP) hal itu ditekankan.

      Apri: saya mengerti bahwa penekanan pada poin ke 5 (Perseverance of the Saints : Ketekunan Orang-Orang Kudus) dalam pengertian bahwa “--'benar’ orang yang tak percaya “ adalah usaha sendiri dan ‘benar’ orang yang percaya adalah pertolongan Tuhan.
      Dari mana hal ini bisa dibuktikan?
      --->Salah satu bagian dalam homelitika adalah mengajak orang untuk melakukan firman Tuhan. Bukankah ini sebuah respon dari manusia? mengapa seorang pengkhotbah harus kuat dalam penekanan untuk mengajak orang mengambil keputusan terhadap firman Tuhan? (Band.: kerohanian kebanyakan orang Protestan). Buatkan penelitian tentang standar kekudusan menurut firman Tuhan kepada sekian banyak orang percaya. Apakah ini bisa membuktikan tentang kepastian keselamatan sesuai ajaran calvin!

      Apa yang kita katakan terhadap Mereka yang hidup tidak memenuhi standar kekudusan firman Tuhan? Jawaban dari calvinisme bersifat argumentatif untuk mempertahankan sebuah pendapat atau membenarkan rumusan TULIP itu.

      Chris:
      Kalau menurut Bapak bahwa: “FAKTA BAHWA FIRMAN TUHAN TERUS DIKUMANDANGKAN AGAR KITA JANGAN MELUPAKAN TANGGUNG JAWAB KITA UNTUK MENDISIPLINKAN DIRI DALAM HAL TAAT KEPADA FIRMAN ALLAH”, menurut saya pemikiran ini harus dikaji lebih jauh.

      Apri: silahkan mengkajinya lebih jauh!

      Chris:
      Dalam berteologi bahkan dalam segenap hidup ini, semuanya harus bermula / bersifat Theosentris. Bukan bermula pada Antroponya. Etika Kristen pun pembicaraannya harus berawal dari Allah (kekudusan, keadilan, kasih, etc.).

      Apri: hal ini tidak berarti bahwa penekanannya terletak pada antroposentris, tetapi ada respon dari manusia terhadap kehendak Tuhan(Mat. 11:28; Yoh. 3:16; Wahy.3:20) masih banyak ayat Firman Tuhan yang berbicara tentang respon manusia terhadap ajakan Tuhan.

      Chris:
      Berkenaan dengan respon Bapak atas 1Yoh 5:12, dilihat dari tujuan dituliskan: “Semuanya ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu yang percaya kepada nama Anak Allah, tahu, bahwa kamu memiliki hidup yang kekal” benarlah bahwa ““Barangsiapa memiliki Anak, ia memiliki hidup; barangsiapa tidak memiliki Anak, ia tidak memiliki hidup”. Namun, jangan dilupakan bahwa di ayat-ayat sebelumnya (salah satunya ayat 11) bahwa itu adalah anugerah, bukan hasil kerja / usaha.

      Apri: saya setuju tentang anugerah di dalam Yesus. Anugerah ini dipandang sebagai sesuatu yang dikerjakan oleh Allah mendahului keputusan kita untuk percaya. Anugerah ini diberikan kepada semua orang bukan untuk orang tertentu saja. percaya kepada Yesus adalah respon kita terhadap apa yang sudah dikerjakan oleh Allah di dalam Yesus Kristus.

      Hapus
    2. Sebgmna Bapak bertanya: “jadi, apakah menurut Anda domba-domba yg sebenarnya adlh semua Yahudi & bgmna status kslmatn mereka ?” atas tulisan saya: “Domba-domba lain” dlm Yoh 10:16 menurut saya adlh org non-Yahudi.” Jawabannya adlh: mlhat teks maupun konteks (baik jauh / secara totalitas maupun dekat) umat pilihan A° pd mulanya adlh bangsa Israel (ttp bkn berarti semua org Israel dslamtkn).

      Dlm mengerti konsep PT dgn mlhat Yoh 10, saya tdk akn terfokus pd salahsatu ayt, krn kalau hanya pd satu ayt akn menghasilkan interpretasi yg kurang baik / tdk benar. Namun, berdasarkan permintaan Bapak, saya akn memberanikan diri mengomentarinya. Komentar saya atas bbrpa ayt dr Yoh 10 bisa dlhat pd komentar sblmnya.

      Standarnya benar ya “Alkitab”. Alkitab mengajarkan pembenaran, pendamaian, pengudusan yg dilakukan oleh Yesus dan bgmna cara org yang telah dianugerahkan anugerah tsbut. Dlm penilaian, kita sbg manusia akn salah, namun Tuhan tdk akn salah.

      Sebgmna Bapak menuliskan: “saya mengerti bhw penekanan pd poin ke 5 (Perseverance of the Saints : Ketekunan Org-Org Kudus) dlm pengertian bhw “--'benar’ org yg tak percaya “adlh usaha sendiri & ‘benar’ org yg percaya adlh pertolongan Tuhan” lalu bertanya: “Dr mana hal ini bisa dibuktikan?”, jawabannya ya data dr Alkitab.

      Yg mengajak “bisa mengajak” org utk mlkukn Firman Tuhan itu adlh pekerjaan Tuhan, bkn krn kehebatan yg mengajak. Org yg diajak “bisa terajak” bknlah kekuatan / kehebatan sipengkhotbah juga, itu krn Tuhan.

      Seorg pengkhotbah hrs memberikan penekanan kuat utk mengajak org mengambil keputusan trhdap Firman Tuhan krn itu adlh amanat Tuhan, krn pengkhotbah adlh penyampai Firman.

      Kalau di kalangan protestan ada yg kerohaniannya tdk baik, yg bermasalah adlh pribadinya, bkn ajaran protestan – dlm hal ini yg saya maksud reformed – nya.

      Berbicara ttg membuat penelitian, mungkin akn jadi program jangka pjg. Hal ini dikrnkan berbagai hal. Perlu diingat bhw sayapun dr dlu sdah menggumuli utk membuat penelitian ttg hal ini, jauh sblm Bapak memberi masukan (saya gunakan kt halus: masukan; walaupun Bapak gunakan kt: “buatlah” yg merupakan kt perintah).

      Mengenai: “Apa yg kita ktkan trhdap mereka yg hidup tdk memenuhi standar kekudusan firTu” tergantung target. Kalau targetnya hrs mutlak tentu ini mustahil. Dlm pengertian: tdk ada satupun yg benar. Namun, mengatakan bhw org pilihan Tuhan yg telah ditebus, didamaikan & dibenarkan oleh Tuhan tdk benar secara mutlak juga akn menjadi masalah besar, merusak keseluruhan ajaran Alkitab. Jwban ini adlh argument yang ada berdasarkan Alkitab bkn dibuat-buat.

      Maksud saya ktk menuliskan: “Kalau menurut …………………KEPADA FIRMAN A°’” dgn menambahkan: “MENURUT SAYA PEMIKIRAN INI HRS DIKAJI LEBIH JAUH” sebenarnya itu mengarah ke Bapak. Mungkin kurang jelas kalimatnya. Saya akn perjelas kali ini, tanggapan Bapak ini, hrs Bapak kaji ulang lagi, krn menurut saya kurang pas. Dgn alasan: “Dlm berteologi …………… bersifat Theosentris. Bkn bermula pd Antroponya. Etika Kristen ………….. berawal dr A° (kekudusan, keadilan, kasih, etc.)”. Dgn kt lain, ktk berbicara segala hal, hal itu hrs didasari pd konsep Theonya. Titik tolak berpikir / melangkahnya dr konsep itu. Ktk beranjak dr konsep itu baru ke konsep yg lain – dlm hal ini, sebgmna Bapak ktkan respon manusia trhdap kehendak Tuhan, yg kalau dlm tanggapan saya, seperti yg saya tuliskan bbrpa diantaranya: kekudusan, keadilan, kasih, etc.

      Namun, anjuran saya tsbut di atas tdk begitu penting lagi, krn memang ternyata Bapak juga mengakui (meralat) bhw titik tolaknya – sebgmna terungkap dlm Alkitab – adlh Theo.

      Dlm pengertian saya, respon manusia bknlah penyebab ia dslamtkn, melainkan bukti yg dinyatakannya dlm tindakan atas apa yg dipercayainya. Manusia dslamtkn oleh anugerah Tuhan.

      Kalau anugerah yg dbrkan kpd smua org saya mengerti dgn istilah anugerah umum, sdgkan utk org pilihan / tertentu saya mengerti dgn istilah anugerah khusus.

      Hapus
  10. ane nyimak ajae e, sambil belajar.....

    salam........

    BalasHapus