follow me via twitter

Minggu, 08 April 2012

BERJAGA DAN BERDOA SATU JAM DENGAN TUHAN


Tema                          : Berjaga dan Berdoa Satu Jam Dengan Tuhan
Pengkhotbah             : Pdt. I Made Mastra
Nats Alkitab               : Matius 26:40-41

Setelah itu Ia kembali kepada murid-murid-Nya itu dan mendapati mereka sedang tidur. Dan Ia berkata kepada Petrus: "Tidakkah kamu sanggup berjaga-jaga satu jam dengan Aku?
Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah." (Mat 26:40-41)

Mengapa Tuhan Yesus bertanya: “Tidakkah kamu sanggup berjaga-jaga satu jam dengan Aku?” Doa dalam kehidupan Yesus adalah sesuatu yang indah. Dalam hidupnya Yesus selalu berdoa. Pada waktu mulai pelayanan, Yesus berdoa 40 hari sambil berpuasa. Waktu dibaptis, pada waktu akan memilih murid,  sebelum 5 roti dan 2 ikan dibagikan, sebelum membangkitkan Lazarus, menyembuhkan orang buta, Yesus berdoa. Ketika akan menghadapi salib dan di atas kayu salib, Yesus juga berdoa. Sebelum peristiwa penting dalam hidup-Nya, Yesus selalu berdoa. Hari ini Yesus tetap berdoa sebagai Jurusyafaat. Yesus begitu mementingkan doa dan mengingatkan murid-murid-Nya untuk berdoa. Menghadapi salib menuntut kekuatan yang sangat besar.

Kekuatan gereja bukan terletak pada keuangan, jumlah jemaat yang hebat, atau jumlah anggota gereja tetapi terletak pada berapa banyak jemaat yang berdoa, baik doa pribadi atau doa bersama. Kalau mau lihat kekuatan gereja, datanglah ke Kebaktian Doa. Charles Spurgeon suatu kali mengundang temannya berkhotbah di gerejanya. Temannya bertanya apa rahasia yang membuat gerejanya begitu bertumbuh? Khotbah Spurgeon biasa saja atau sederhana. Spurgeon membawa temannya ke basement di mana ada sebuah ruangan untuk berdoa. Ada banyak orang yang berdoa di dalam ruangan itu. Spurgeon berkata: “This is my powerhouse (Inilah pembangkit gereja kami)”. Banyak orang tidak datang ke Kebaktian Doa walaupun bisa.

Dalam Efesus 6, Paulus berkata bahwa kita berada dalam medan perang, bukan medan bermain. Di tempat bermain, kita tidak takut ada orang yang akan menembak kita. Kita perlu tahu siapa musuh kita dan juga senjata untuk melindungi diri dan menyerang. Hanya ada satu senjata untuk menyerang – doa. Energi kita adalah doa. Doa bukan alat untuk memaksa Tuhan. Doa adalah kekuatan dalam peperangan (rohani). Seperti alat setrika ketika dicolokkan ke listrik akan mendapatkan energy (panas), doa seperti “mencolokkan” diri kita kepada Allah.

Pada tahun 1973 setelah tamat kuliah Teologia, saya diutus ke Pontianak ke sebuah gereja yang berbahasa Mandarin, Tio Ciu, dan Haka. Teman saya berkata bahwa saya beruntung karena mendapatkan rumah baru, maksudnya menempati rumah yang baru ada orang yang berani menempati. Rumah itu pernah dikontrakkan tapi penghuninya mati gantung diri karena ketakutan akibat gangguan dari roh jahat. Suatu hari setelah mengikuti kebaktian doa, seorang penatua berkata: “Banyak doa, banyak kekuatan. Sedikit doa, sedikit kekuatan”. Saya sering mendengar suara-suara yang aneh dalam rumah itu. Saya pernah berdoa semalam suntuk untuk mengusir roh-roh yang mengganggu saya. Setelah peristiwa itu, tidak ada lagi peristiwa-peristiwa aneh di dalam rumah itu.

Orang Kristen yang kuat adalah orang Kristen yang doanya banyak. Yohanes, salah satu murid Yesus sering berdoa sampai dikatakan tempatnya berdoa melesak ke dalam karena seringnya ia bertelut di tempat itu. Alangkah perlunya kita berdoa untuk bersekutu dengan Allah setiap waktu. Itulah yang membuat Yesus kuat.

Tidakkah kamu sanggup berjaga-jaga satu jam dengan Aku?”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar