follow me via twitter

Kamis, 19 April 2012

KEBANGKITAN YANG MENGUBAHKAN

Tema                         : Kebangkitan Yang Mengubahkan
Pengkhotbah         : Pdt. L. Sihombing
Nats Alkitab            : Lukas 24:1-12

“tetapi pagi-pagi benar pada hari pertama minggu itu mereka pergi ke kubur membawa rempah-rempah yang telah disediakan mereka.Mereka mendapati batu sudah terguling dan setelah masuk mereka tidak menemukan mayat Tuhan Yesus.”(Luk 24:1-3)
Allah yang dinyatakan di dalam Alkitab adalah Allah yang tidak berubah. Akan tetapi Allah membuat perubahan. Allah dalam penciptaan merubah yang tidak ada menjadi ada. Sulit kita membayangkan apa tidak ada itu? Ayah saya sudah tidak ada namun saya masih ingat betul wajah ayah saya. Saya ingat cara dia berjalan bahkan saat dia bersin.
Perubahan teologis adalah perubahan dari tidak ada menjadi ada. Kalau sesuatu berubah tidak sesuai dengan keinginan, kita tidak senang. Kita ingin berubah sesuai dengan keinginan: sakit berubah menjadi sembuh, tidak senang berubah menjadi senang.

Perubahan teologis yang Tuhan janjikan seperti apa? Kita diciptakan dari tidak ada menjadi ada. Setelah manusia jatuh dalam dosa, Allah membuat perubahan agar manusia menjadi seperti Allah.

Lukas menulis kesaksian tentang Kristus dengan pendekatan secara manusiawi dan ilmiah. Lukas menulis tidak hanya mengandalkan pernyataan Allah, Lukas melihat fakta secara komprehensif. Di bagian awal Injilnya (1:3), Lukas menulis: “Karena itu, setelah aku menyelidiki segala peristiwa itu dengan seksama dari asal mulanya, aku mengambil keputusan untuk membukukannya dengan teratur bagimu”. Manusia memang membutuhkan fakta karena manusia sulit untuk percaya termasuk murid-murid Yesus. Yesus sudah berkali-kali menjelaskan bahwa Dia akan bangkit tetapi mereka tetap tidak percaya. Fakta tidak selalu membuat orang menjadi percaya.

Pada waktu Paskah dikatakan: “tetapi pagi-pagi benar pada hari pertama minggu itu mereka pergi ke kubur membawa rempah-rempah yang telah disediakan mereka.” Membawa rempah-rempah menunjukkan bahwa mereka tidak beriman. Mereka pergi ke kubur Tuhan Yesus bukan untuk bertemu dengan Yesus yang sudah bangkit namun melihat Yesus yang sudah mati.

Iman bukanlah perasaan, iman jauh lebih mulia daripada rasa empati atau simpati. Abraham bukan percaya kepada Allah tapi Allah sungguh-sungguh percaya kepada Abraham. Allah yang mendahului percaya kepada manusia. Allah tidak pernah membatalkan investasi percaya kepada Abraham.

Apakah Tuhan menyesal memilih saya? Seharusnya ini menjadi pertanyaan setiap orang. Bayangkan seorang guru tidak dipercaya oleh muridnya sendiri. Yesus yang tidak dipercaya oleh murid-murid-Nya tetap investasi percaya kepada murid-murid-Nya. Oleh sebab itu, kita perlu bersyukur dengan tidak putus-putusnya.

Saat berada pada kubur Yesus, mereka mendapati batu penutup kubur sudah terguling. Batu itu dimeterai oleh Kaisar jadi tidak ada yang berani menggeser batu tersebut. Pada zaman itu, biasanya baru dibuka kembali setelah bertahun-tahun. Kubur itu dijaga oleh penjaga sehingga tidak mungkin orang Yahudi membukanya. Batu bisa terguling, itu di luar kekuatan manusia. Ini membuat mereka terheran-heran. Yesus bisa keluar walaupun batu tertutup, batu terbuka supaya orang bisa masuk ke dalam kubur Yesus.

Bahwa Ia sudah bangkit kalahkan maut, apa respon murid-murid-Nya? Ayat 11: “Tetapi bagi mereka perkataan-perkataan itu seakan-akan omong kosong dan mereka tidak percaya kepada perempuan-perempuan itu.” Murid-murid tidak percaya bahwa Yesus sudah bangkit padahal Yesus sudah memberikan pengertian kepada mereka. Ketidakpercayaan manusia seperti tembok yang kokoh yang sulit ditembus. Ketidakpercayaan dapat ditembus oleh Allah. Orang bisa menjadi Kristen karena karya Tuhan, bukan karena kehebatan pengkhotbah atau ahli Teolog.

Tuhan sudah membuat perubahan pada hari Paskah, membuat kita yang tidak layak menjadi layak, tidak suci menjadi suci. Mari kita belajar dari para murid Yesus yang berubah dan yang diutus oleh Tuhan. Apapun yang kita alami, jangan pernah berhenti bersaksi. Orang menjadi percaya atau tidak percaya bukan karena pekerjaan kita, tapi pekerjaan Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar