follow me via twitter

Selasa, 03 April 2012

PENGORBANAN KRISTUS UNTUK MENEBUS DOSA


Tema                          : Pengorbanan Kristus Untuk Menebus Dosa
Pengkhotbah            : Ev. Usada L. Eltho
Nats Alkitab              : Yohanes 10:11; 1 Petrus 2:24
“Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya” ( Yoh 10:11)
“Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh.” (1 Pet 2:24)
Paskah adalah puncak karya Yesus. Yesus telah mati berkorban bagi kita supaya kita hidup untuk kebenaran (1 Pet 2:24). Sebuah metafora dalam Yoh 10:11, Yesus mengatakan bahwa Dia adalah gembala yang memberikan nyawanya bagi domba-dombanya.
Sahkah satu orang mati untuk orang lain? Prinsip pengorbanan nyata dalam kehidupan manusia. Misalnya saja saat manusia mengalami infeksi. Ketika terjadi nanah, darah putih “mengorbankan” dirinya demi menyelamatkan bagian tubuh yang lain. Burung adalah binatang yang suka berkorban. Jika ada ular akan memakan anaknya, seekor induk burung akan mengorbankan dirinya dengan rela dimakan oleh ular demi menyelamatkan anaknya. Seorang ibu biasanya akan berkorban tidak tidur demi menjaga bayinya yang sedang sakit.
Apakah mudah seseorang berkorban bagi orang yang jahat? Rom 5:7-8 berkata: “Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa. Lebih-lebih, karena kita sekarang telah dibenarkan oleh darah-Nya, kita pasti akan diselamatkan dari murka Allah.” Yesus mati bagi kita ketika --- kita masih berdosa. Di bagian lain di Yesaya 53:1-12 juga menyatakan bahwa Allah sendiri yang melakukan karya penebusan (dosa manusia) karena bagi Allah dosa adalah masalah yang serius. Hal ini dapat dilihat di Roma 3:23: “Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah” dan Roma 6:23: “Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita”. Dosa telah merusak relasi antara manusia dengan Allah dan sesama, yang merembet ke segala segi kehidupan manusia.
Peristiwa Paskah adalah bukti kasih Tuhan kepada manusia. Apakah respon kita? Kalau kita memiliki hutang yang besar yang tidak mampu kita bayar kemudian ada orang yang mau melunasi hutang kita tanpa syarat, apa respon kita? Kita perlu merenungkan tiga hal:
1.      Berikan penghormatan, penghargaan & pelayanan setinggi-tingginya kepada Allah
Seorang penulis lagu, Isaac Watt (1674 – 1748) dalam lagunya ““When I Survey The Wondrous Cross (Ketika saya meneliti tentang salib yang menakjubkan)” menulis demikian:
     “Seandainya seluruh alam raya milikku, terlalu kecil bahkan untuk dipersembahkan pada-Mu
      Kasih begitu ajaib, begitu ilahi, menuntutku (mempersembahkan) jiwaku, hidupku, seluruh diriku”
Wajar kalau Allah mendapatkan hormat, keagungan yang terbaik dari kita.
Sementara itu C.T. Studd pendiri Heart Of Africa Mission yang kemudian berubah menjadi WEC (World Evangelization Crusade) pernah berkata:
“Jika Yesus Kristus adalah Allah dan memberikan diriNya bagi saya, maka tidak ada pengorbanan yang terlalu besar yang dapat diberikan kepadaNya”
2.      Mengampuni orang lain
Toyohiko Kagawa (1888-1960), tokoh reformator di Jepang dibuang, tidak diakui lagi oleh keluarganya karena percaya kepada Kristus. Dia mengajukan dua pertanyaan, yang pertama: “Apakah benar orang jahat mencambuk, menghina, meludahi dan menyiksa Yesus? Pertanyaan yang kedua: “Apakah benar di atas kayu salib Tuhan Yesus mengampuni mereka? Setelah mendapat jawaban “Ya, benar” untuk kedua pertanyaannya, T. Kagawa berdoa demikian: “Ya Tuhan, jadikan saya seperti Kristus!” Kemudian dia mengampuni keluarganya.
3.      Keyakinan Pemeliharaan Tuhan
“Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?” (Roma 8:32)
Kalau yang terbaik sudah Tuhan berikan kepada kita, masakan hal-hal yang kecil tidak dia berikan kepada kita?

Dengan semangat Paskah, marilah kita mengingat ketiga hal ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar