follow me via twitter

Rabu, 23 Oktober 2013

JOHN WESLEY (BAPA GEREJA METHODIS)

RIWAYAT HIDUP JOHN WESLEY (BAPA GEREJA METHODIS)
Oleh                :           Danarius Harefa,  Matatias Laoli &  Methamastarina Daeli.
                                   
M. Kuliah        :           Gereja dan Aliran
A.    Pendahuluan
            Sejak penciptaan sampai sekarang, siklus kehidupan sejarah kekristenan bagaikan roda yang berputar. Ada kalanya di titik bawah dan kadang di titik atas. Demikian juga kehidupan iman kekristenan pada akhir abad ke-17, yang mengalami kekakuan, ke-suam-suam-an[1]. Kehadiran gerakan pietism membangkitkan kembali “dentuman” suara tokoh-tokoh reformator (misl., M. Luther), dan melahirkan Gereja Metodis yang dipimpin oleh John Wesley. Tulisan ini bertujuan untuk memberikan riwayat John W., sang pendiri metodis, beserta satu tokoh yang memiliki andil besar dalam hidupnya, berdasarkan data-data yang ada.
B.     Riwayat Hidup John Wesley
John W., lahir pada 17 Juni 1703, di Epworth, anak dari Samuel Wesley (pendeta Gereja Anglikan, jemaat Epworth, di Lincolnshire, Inggris) dan Susanna Annesley.[2] Peristiwa terselamatkannya John W. dari kebakaran rumah mereka membuat ibunya melihat John W. Sebagai “‘puntung yang telah ditarik dari api’, yang diselamatkan untuk tugas khusus”.[3] Ia adalah pengkhotbah yang bersemangat, cakap dalam memimpin organisasi dan hidup saleh[4].
Tahun 1714-1720, belajar di Chartehouse School di London. 1724 menyelesaikan sarjana mudanya di Christ Church, Oxford dan tahun 1725 ditahbiskan – atas saran ayahnya – ia menjadi diakon. Tahun 1726 diangkat menjadi asisten dosen[5] di Lincoln College, Oxford, sambil menyelesaikan program sarjananya.[6] Selama menjadi asisten doses dan menyelesaikan program sarjananya, ia tertarik pada tulisan-tulisan mistik[7]. Tahun 1727, ketika ia telah menyelesaikan program sarjananya, ia diangkat menjadi imam pembantu pada ayahnya yang sudah tidak kuat lagi, dan tahun 1728 diangkap menjadi presbiter.[8]
Tahun 1729, ia kembali ke Oxford dan ia[9] membentuk kolompok Klub Kudus[10], perkumpulan bagi mereka yang serius mengenai pelaksanaan agama dan terlibat dalam memperhatikan masalah-masalah sosial (misl., kunjungan ke Rumah Sakit). Yang diadakan sekali seminggu, pada hari Minggu petang.[11] Kelompok ini adalah kelompok yang ketat dengan peraturan, dan mengharuskan supaya semua anggota menaatinya. Karena ke-disiplin-an yang ketat ini, mereka disebut metodis.[12]
Tahun 1735, sesudah ayahnya wafat, ia menginjili suku Indiandi Georgia, Amerika, namun tidak memiliki hasil apapun.[13]
Dari percakapannya dengan orang Moravia[14], John W. bisa dipastikan – dan menurut pengakuannya sendiri – belum memiliki keyakinan sepenuhnya akan keselamatan pribadinya. 20[15] Mei 1738 dapat dikatakan sebagai hari “lahir baru” John W. ketika tulisan M. Luther, Pengantar Surat Paulus kepada Jemaat Roma, dibacakan oleh Peter Bohler, pendeta Moravia, dan dia mengaku “suatu perasaan diberikan kepadaku bahwa Ia telah menghilangkan dosaku, dan telah menyelamatkan aku dari hukum dosa dan kematian”. Bagi John, kepastian keselamatan adalah dasar agama kristen.[16] Sesudah pertobatannya ini, ia mengunjungi Hernhurt, pusat Pietisme Jerman dan juga melepaskan diri dari gereja Anglikan.[17]
Bersama dengan Charles W. (adik John, yang bertobat tiga hari sebelum John bertobat, juga pengarang nyanyian gereja terbesar di Inggris) dan George Whitefield, mulai mengkhotbahkan tentang pesan kesematan oleh iman dalam Yesus Kristus. Khotbah / ajaran mereka ini dianggap sebagai sesat di saat itu. Cap sesat yang diberikan kepada mereka dikarenakan ajaran mereka tidak sejalan dengan ajaran gereja pada saat itu. Gereja di Inggris telah mengalami kemunduran moral dan agama, kebanyakan pendeta hanya mengkhotbahkan moralisme yang kosong. Ajaran John W., dkk, selain dianggap sesat, juga dianggap bagaikan tiupan sangkakala yang nyaring untuk kembali kepada Injil yang menarik banyak pengikut.
Karena dilarang berkhotbah di gereja-gereja, John W., dkk, berkhotbah di lapangan terbuka, dan menjangkau orang yang tidak terjangkau oleh gereja. Penjangkauan orang yang tidak terjangkau oleh gereja ini adalah metode yang efektif – pada saat itu – untuk menyebar-luaskan ajaran mereka. Mereka penjadi pengkhotbah keliling, bahkan John sendiri menempuh ± 5.000 mil perjalanan setiap tahunnya untuk menyebarkan ajarannya.[18] Melihat perjuangan John ini, ia sering dijuluki, Pengendara Kuda Allah. Ia merasa pantas, harus dan benar juga untuk menyampaikan Injil kepada siapa saja orang yang ditemuinya jika orang itu berkenan. Awal pelayanannya adalah masa-masa sukar, karena sering dilempari dengan batu. Di usia 87 tahun pun, ia masih tekun untuk berkhotbah. Jadi, dapat dikatakan bahwa ketika mereka mendapat perlawanan dari gereja-gereja Anglikan, pada saat yang bersamaan juga mereka mendapat dukungan / pengikut dari masyarakat setempat.
Karena sikap permusuhan yang diperlihatkan oleh gereja utama Inggris, akhirnya, John W., dkk, memisahkan diri dan mendirikan sebuah gerakan di Moorfields, London. Yang dinamai Methodisme.[19] Melihat pengaruh gerakan mereka ini, gereja-gereja (Anglikan, Presbiterian, Kongregasionalism dan Baptis) lain juga mengalami kebangkitan gairah dan berkembang dengan pesat.[20] Selain di bidang kerohanian (ke-gereja-an), pengaruh John W. dkk, juga terlihat di aspek sosial yang lain, moral bangsa ikut berubah.[21]
Teologi John W., ditandai menekankan pendamaian Kristus yang universal.[22] John W., meninggal dunia pada tanggal 2 Maret 1791.
C.    Susanna Annesley, Tokoh Yang Berpengaruh Dalam Hidup John Wesley
Di balik keberhasilan John Wesley ini, satu tokoh yang tidak bisa diabaikan adalah ibunya, Susanna Annesley. Susanna seorang yang saleh dan memiliki pendidikan yang tinggi. Ia menguasai bahasa Yunani, Latin dan Perancis, cakap menulis serta berpidato. Keahlian ini dia turunkan langsung kepada anak-anaknya yang memang langsung mengenyam pendidikan dasar di bawah asuhannya. Di kemudian hari, jasanya ini dikenang oleh gereja-gereja Metodis, dan bahkan juga dirasakan oleh ibu-ibu selanjutnya dalam gereja Metodis. Sampai-sampai gereja Metodis sendiri memberikan penghargaan yang tinggi terhadap peran ibu dalam pendidikan di keluarga, bahkan banyak kegiatan gereja yang dilakukan dalam rangka penghormatan terhadap para ibu.[23]
D.    Kesimpulan
            Kehadiran John Wesley telah memberikan pengaruh yang besar bagi kebangungan rohani pada zamannya yang mengalami kemunduran / kesuam-suaman iman. Keberhasilan John sampai saat ini masih ada, bukan hanya Gereja Metodis yang masih eksis, tapi juga karya-karya tulisnya. Dan ibunya, Susanna, adalah orang yang turut memberikan sumbangan yang besar dalam keberhasilan John Wesley, yaitu menurunkan / mengajari segala bakat dan kepintaran yang ia (Susanna) miliki.
Daftar Pustaka:
1.      Aritonang, J. S., Berbagai Aliran di Dalam dan di Sekitar Gereja, Jakarta: BPK Gunung Mulia, cet., ke-10, 2010.
2.      Berkhof H., dan Enklaar, I. H., Sejarah Gereja, Jakarta: BPK Gunung Mulia, cet., ke-12, 1994.
3.      Curtis A. K., et al, 100 Peristiwa Penting Dalam Sejarah Kristen, terjemahan. A. Rajendran, Jakarta: BPK Gunung Mulia, cet., ke-2, 2002.
4.      End, Th van den, Harta Dalam Bejana: Sejarah Gereja Ringkas, Jakarta: BPK Gunung Mulia, cet., ke-14, 2000.
5.      Lane, Tony, Runtut Pijar, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2001.
6.      Wellem, F. D., Riwayat Hidup Singkat Tokoh-Tokoh Dalam Sejarah Gereja, Jakarta: BPK Gunung Mulia, cet., ke-6, 1998.

file wordnya bisa dilihat di sini.
 

[1] J. S. Aritonang, Berbagai Aliran di Dalam dan di Sekitar Gereja (Jakarta: BPK Gunung Mulia, cet., ke-10, 2010), hlm.146-147, Th van den End, Harta Dalam Bejana: Sejarah Gereja Ringkas (Jakarta: BPK Gunung Mulia, cet., ke-14, 2000), hlm.239.
[2] F. D. Wellem, Riwayat Hidup Singkat Tokoh-Tokoh Dalam Sejarah Gereja (Jakarta: BPK Gunung Mulia, cet., ke-6, 1998), hlm.241, Tony Lane, Runtut Pijar (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2001), hlm.179.
[3] Tony Lane, Runtut Pijar, hlm.179. Bandingkan dengan pernyataan Curtis, ddk mengenai peristiwa ini yang menanggapinya dengan “api yang dipetik dari kebakaran itu” dalam A. Kenneth Curtis et al, 100 Peristiwa Penting Dalam Sejarah Kristen, terj. A. Rajendran (Jakarta: BPK Gunung Mulia, cet., ke-2, 2002), hlm.110.
[4] F. D. Wellem, Riwayat Hidup Singkat Tokoh-Tokoh Dalam Sejarah Gereja, hlm.241.
[5] Mengajar bahasa Yunani. Bdk.,  J. S. Aritonang, Berbagai Aliran di Dalam dan di Sekitar Gereja, hlm.150.
[6] F. D. Wellem, ibid., hlm.241.
[7] Seperti Imitatio Christi karangan Thomas à Kempis. F. D. Wellem, ibid., hlm.241.
[8] F. D. Wellem, ibid., hlm.241.
[9] Bandingkan uraian dalam Runtut Pijar yang menyatakan ia adalah salah satu pendiri. Tony Lane, Runtut Pijar, hlm.179.
[10] Menurut penuturan Curtis dkk, Charles Wesley, adik John Wesley lah yang memulai persekutuan ini, dan kemudian dipimpin oleh John W., dan bahkan dengan tegas J. S. Aritonang mengatakan bahwa Charles yang memimpin [merintis] gerakan ini. A. Kenneth Curtis et al, 100 Peristiwa Penting Dalam Sejarah Kristen, terj. A. Rajendran, hlm.110, J. S. Aritonang, Berbagai Aliran di Dalam dan di Sekitar Gereja, hlm.150. Hanya satu alasan yang masuk akal untuk hal ini – sebagaimana disinggung selanjutnya – adalah karena John cakap berorganisasi.
[11] F. D. Wellem, ibid., hlm.241, Tony Lane, ibid., hlm.179, J. S. Aritonang, ibid., hlm.150.
[12] F. D. Wellem, ibid., hlm.241. Sebutan ini akhirnya digunakan sebagai nama gerakan / aliran yang dipimpin oleh John W., dkk. Dalam bahasa Curtis dkk, mereka disebut metodis karena menggunakan metode-metode keras dalam mencari kesucian. Bdk., A. Kenneth Curtis et al, ibid., hlm.110.
[13] F. D. Wellem, ibid., hlm.242, Tony Lane, Ibid., hlm.179.
[14] F. D. Wellem, ibid., hlm.242, Tony Lane, Ibid., hlm.179.
[15] Bandingkan catatan dalam Runtut Pijar, hlm.180, Berkhof-Enklaar, tanggalnya bukan 20 tetapi 24. H. Berkhof dan I. H. Enklaar, Sejarah Gereja (Jakarta: BPK Gunung Mulia, cet., ke-12, 1994), hlm.251.
[16] F. D. Wellem, ibid., hlm.242, Tony Lane, Ibid., hlm.180.
[17] F. D. Wellem, ibid., hlm.242.
[18] Menurut Curtis dkk, dia mengadakan perjalanan sejauh 250.000 mil dengan menunggang kuda, dan mengajar di seluruh Inggris dan Skotlandia. Bdk., A. Kenneth Curtis et al, ibid., hlm.111.
[19] F. D. Wellem, ibid., hlm.243.
[20] Th van den End, ibid., hlm.239, H. Berkhof dan I. H. Enklaar, ibid., hlm.253.
[21] Tony Lane, Ibid., hlm.180-181. Menurut Curtis dkk, John yang memiliki penghasilan besar untuk tulisan yang telah diterbitkannya tetap hidup sederhana dan bahkan memberikan apa yang ia punya terhadap orang-orang miskin. Bdk., A. Kenneth Curtis et al, ibid., hlm.111.
[22] F. D. Wellem, ibid., hlm.243.
[23] J. S. Aritonang, ibid., hlm.149.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar